PART 34

2 2 0
                                    

Happy Reading🔥

"Die, lo gak salah kok. Lagian kalian kan udah pacaran, ini mah emang cowok lo aja yang kebawa esmosi. Lagian heran gue, tumben bangett pacar lo yang bikin lo bucin itu bisa-bisanya gitu ke elo. Padahal kalian tadi kan udah saling maaf-maafan sebelumnya,"

"Gak tau, ah. Gue juga bingung, kenapa dia bisa tiba-tiba gitu, Cath. Atau mungkin dia orangnya gak suka disentuh ya? Dipeluk gitu aja langsung marah ke gue sampai minta putus,"

"Punya trauma mungkin tuh anak,"

"Ya kali trauma sampai segitunya. Udahlah, males gue bahas tuh orang. Lagian lo kenapa sih gak bisa main ke rumah gue? Kan gue kangen nonton bareng lo nih,"

"Yaa sorry, Diee. Gue kan lagi di rumah sodara gue. Jaraknya jauh banget kalau mau ke rumah lo. Mana udah malam gini, pasti gak bakal diijinin sama Tante gue kalau gue pergi jauh,"

"Yeuuu... Ya udah, gue tutup ya. Besok ketemu di sekolah kek biasa, jangan lupa itu tugas kerja kelompoknya lo bawa ya, Cath,"

"Ashiapp, Bu Elodie! Dahh..."

Tutt... Tutt... Tutt...

Elodie menghela nafas lelah. Setidaknya dengan ia bercerita sedikit masalahnya pada sahabatnya itu bisa membuat dirinya sedikit lega sekarang. Ia beralih berjalan menuju balkon kamar dan melihat langit indah yang malam saat ini.

Malam ini, di langit tampak ada bulan yang indah. Namun sayangnya bulan itu hanya setengah. Sama seperti hati Elodie saat ini. Rasanya setengah jiwanya terpisah karena sosok yang disayanginya malah membencinya. Namun meski bulan itu hanya berbentuk setengah, ia tetap dikelilingi bintang-bintang indah yang bertaburan di langit indah itu.

Elodie segera mengambil note miliknya dan mencatat sebuah tulisan.

Bulan berbentuk setengah. Entah kemana perginya setengah dari bulan itu. Rasanya tak lengkap jika hanya setengah. Tapi, bersyukurlah karena kau masih dikelilingi oleh bintang-bintang yang menemanimu. Walau bintang itu kecil, tapi ia selalu ada di setiap saat untukmu...

Tess...

Setetes air mata sekali lagi kembali mengalir di pipi Elodie. Rasanya tulisan yang ia tulis barusan sangat mendeskripsikan dirinya saat ini. Entah kenapa Tuhan mengijinkan ini semua? Waktu berjalan terlalu cepat.

♡♡♡

Pagi ini, Elodie berangkat sekolah sendiri. Ia kembali berjalan kaki seperti biasa, tanpa diantar siapapun. Walau mukanya saat ini fresh tapi raut mukanya tetap terlihat lesu. Entah kenapa baru kali ini ia merasa malas untuk pergi ke sekolah.

Ia selalu terpikir oleh perkataan yang dilontarkan Ellard kemarin. Sosok laki-laki yang dahulu sangat ia cintai dan kagumi, kini berubah seratus delapan puluh derajat. Entah apa alasan lelaki itu berubah seperti itu. Hati Elodie masih merasakan sakit yang sama seperti yang ia rasakan kemarin.

Tak terasa, Elodie sudah sampai di depan sekolahnya. Ia segera masuk ke dalam kelasnya dan menaruh tasnya di bangku miliknya. Seperti biasa jam segini, sahabatnya pasti belum datang. Jadi, Elodie memutuskan untuk ke kantin untuk sarapan. Tadi, ia sengaja ingin berangkat lebih pagi dari rumah dan tak sempat sarapan di rumah. Alasannya, yaa karena ia ingin menyendiri untuk sekarang.

"Bu, soto ayam nya satu ya. Minumnya teh manis hangat aja, makasih."

Usai memesan dan mendapatkan apa yang ia minta, Elodie segera duduk di kursi kantin. Jam-jam segini, memang kantin masih sangat sepi. Bahkan penjual kios pun hanya ada beberapa saja. Dalam diam, Elodie segera memakan soto ayamnya sendirian.

DOUBLE ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang