PART 9

15 13 0
                                    

Happy Reading🔥

Hari ini seperti biasa Elodie dan Catherine pergi ke sekolah, tentunya hari ini juga akan ada upacara bendera. Elodie dan Catherine yang terpilih menjadi paduan suara pun kini tengah terburu-buru berlari menuju lapangan untuk bersiap.

"Gegara lo nih kita jadi lari-larian begini," ujar Elodie sembari terus berlari kencang dengan tangannya yang menggenggam tangan Catherine.

"Ya maklum. Namanya juga gue bocor. Ya kali dicepetin, dikira gampang gantinya,"

"Huftt... Untung gak telat," ujar Elodie sembari menunjuk lapangan yang berisi siswa siswi yang masih bermain-main. Entah itu, lari-larian, berduaan dengan kekasihnya, atau pun menggosip dengan temannya.

"Die! Ayo cepetan!" teriak Arsenio dari kejauhan. Elodie dengan cepat segera menghampiri Arsenio.

Arsenio William Kenneth adalah ketua paduan suara sekaligus yang mengatur lagu upacara pagi ini. Ia cukup terkenal di sekolah dengan suaranya yang sangat merdu.

"Maaf telat ya, Kak. Tadi habis nemenin dulu Catherine," ujar Elodie sembari menunjuk Catherine. Catherine melotot kesal karena ditunjuk Elodie, apalagi itu sangat pas di wajahnya. Ia dengan segera menjauhkan telunjuk Elodie itu dari hadapannya.

"Ya sudah cepat, sekarang kita latihan dulu sekali lagi. Inget, nada nya biasa aja ya, Die," ujar Arsenio kepada Elodie yang akan menjadi dirigen. Elodie segera mengangguk paham.

"Hiduplah Indonesia Raya..."

"Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku..."

Alunan lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan paduan suara begitu indah. Tangan Elodie yang gemulai mulai bergerak dengan tempo yang sedikit pelan.

"Cantik banget," gumam seorang lelaki yang sedang memperhatikan Elodie dari luar pagar sekolah. Tanpa berlama-lama, lelaki tersebut memfoto Elodie yang baru saja selesai bernyanyi dan kini sedang tertawa.

Cekrekk...

"Semoga kita berjodoh," Kemudian, lelaki tersebut pergi dari tempat persembunyiannya.

Di sisi lain, Elodie yang baru selesai bernyanyi bersama paduan suara sedang tertawa terbahak-bahak karena tempo yang ia pimpin semakin lama semakin cepat. "Eh sumpah, dari yang awalnya pelan pisan tapi tambah lama tambah cepet njirr," ujar Catherine sembari tertawa terbahak-bahak bersama siswa siswi paduan suara yang lain.

"Maaf ya Kak Arsen. Aku coba buat pelanin lagi temponya," ujar Elodie yang masih sedikit tertawa, begitupun dengan Arsenio.

"Iya, gapapa. Ya udah, kalian boleh minum dulu sebelum mulai upacaranya," jawab Arsenio mempersiapkan para paduan suara untuk beristirahat sebentar.

♡♡♡

"Tumben lo datang jam segini. Habis dari mana, Bos?" ujar Liam yang melihat Ellard baru saja duduk di sebelah Andrew. Mereka kini sedang berada di kantin sekolah, lebih tepatnya untuk mengisi perut mereka yang belum diisi semenjak dari rumah.

"Telat bangun," alibi Ellard. Liam melihat Ellard dengan kening yang mengerut. Ia menyenggol lengan Andrew, "Sejak kapan Bos suka telat bangun?"

"Sejak barusan,"

"Astagaa, Ndrew. Irit bicara amat lo," sinis Liam sembari menjauh dari Andrew seolah Andrew adalah virus yang bisa menular.

"Serius telat bangun?" tanya Andrew sembari mengangkat sebelah alisnya dengan mata yang mengintimidasi Ellard.

"Hm,"

DOUBLE ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang