PART 17

8 6 0
                                    

Happy Reading🔥

Tokk... Tokk...

"Masuk!"

Ceklekk

"Kak El!" pekik Tasya girang sembari berlari lalu melompat ke dalam pelukan kakak sepupunya itu. "Aku kangen Kakak,"

"Hm, me too," balas Ellard dengan memeluk erat. "Tumben udah datang. Katanya mau datang jam 8. Ini baru jam 7 udah masuk kamar aja,"

"Hehehe... Sengaja, soalnya udah gak sabar mau ketemu Kakak,"

"Heh! Udahan coba pelukannya. Gue berasa kek anak pungut disini. Ternistakan," ujar Liam sembari meringkuk memegang lututnya dan duduk di pojok kamar. Hal itu sontak membuat Tasya dan Ellard tertawa terbahak-bahak. "Aa Lili gak usah sampe segitunya juga kali,"

"Heh! Sialan lo! Jangan panggil gue dengan sebutan Aa Lili lagi!" ujar Liam sembari melotot kesal. Tasya membalas dengan juluran lidah dan muka yang menyebalkan, "Gak peduli,"

"Oiya, Aa Lili tadi disuruh Bang Andrew buat kebawah. Katanya bantuin buang kotoran kucing," ujar Tasya dengan posisi masih memeluk leher Ellard manja.

"Sialan! Enak di lo, gak enak di gue ini mah," Liam bergegas keluar dari kamar dan turun ke bawah. Tentunya ia tahu apa maksud 'kotoran kucing' dari Tasya dan untungnya Ellard tak melihat kode mata dari Tasya. Lelaki itu tadi sibuk melihat ponselnya sembari memeluk Tasya.

"Dek, laper,"

Tasya terkekeh lucu mendengarnya, "Mau dibuatin mie?" tawarnya yang diangguki semangat 45 dari Ellard. Tasya segera melepaskan pelukannya dengan Ellard lalu beranjak untuk membuatkan Ellard mie.

Di kamar villa ini, setiap kamar mempunyai kompor masing-masing jadi jika lapar bisa langsung memasak disitu. Hal itu tentunya sangat disyukuri oleh Tasya sehingga ia tak perlu repot menahan Ellard untuk turun ikut memasak dengannya.

Beberapa menit kemudian, mie pun jadi dan langsung dilahap oleh Ellard. Sesekali ia menyuapi Tasya yang juga doyan bukan laper.

"Kwak, aku mwau ketemwu Elodwie dulwu ywaa," ujar Tasya dengan mulut penuh mie. Ellard terkekeh lalu memberikan sebotol air mineral untuk diminum oleh Tasya, "Kalau ngomong jangan sambil makan. Nanti keselek,"

Tasya mengangguk, "Aku mau ketemu Elodie dulu ya, Kak," ujarnya kembali. Ellard mengangguk mengijinkan, "Tahu kamarnya?"

"Tahu. Nanti paling kalau nyasar juga tinggal tanya bodyguard,"

Ellard mengangguk. Namun saat Tasya hampir menutup pintu ia kembali memanggil, "Sya! Bilangin ke dia jangan makan pagi sama mie. Bahaya buat kesehatannya,"

Kepala Tasya nongol lewat pintu kamar tersebut, "Kakak aja makan. Masa Elodie gak boleh?" ujarnya jahil.

"Cuman Kakak yang boleh. Dia gak boleh,"

"Iya deh, bucin!" Setelah itu Tasya benar-benar pergi dari kamar tersebut.

♡♡♡

"Die..."

Catherine yang baru saja bangun tidur segera meregangkan otot tubuhnya. Tidurnya semalam sangat nyenyak. Mungkin faktor villa yang nyaman di Bali ini.

"Ayo bangun, Cath. Sunrise pagi ini bagus banget," ajak Elodie sembari membawa dua cangkir teh menuju ke balkon kamar mereka. Catherine mengangguk malas lalu bangun dan berjalan dengan gontai.

"Sejuk banget udaranya,"

Catherine menghirup dalam-dalam udara sejuk pagi itu. Suasana baru memang selalu membuat setiap orang betah. Elodie terkekeh mendengarnya. "Kok lo pakai jaket, Die?" tanya Catherine sembari menghampiri Elodie untuk duduk.

DOUBLE ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang