PART 27

7 6 3
                                    

Happy Reading🔥

"Die,"

Catherine menghela nafas sebelum melanjutkan bicaranya, "Ada yang sengaja buat gue jatuh." Elodie mengangguk, ia tentu sudah tahu siapa pelakunya namun sayang sekali ia tak kenal dengan gadis itu.

"Gue tahu."

Elodie menatap Catherine berusaha menenangkan, "Mending lo istirahat dulu, pasti kaki lo kaku gara-gara luka itu." Catherine mengangguk setuju sembari membaringkan dirinya di ranjang yang ada di UKS.

"Makan dulu nih, Cath. Tadi belum makan kan?"

Mateo menyodorkan sebuah roti keju dan susu rasa pisang pada Catherine. Mata Catherine berbinar melihat apa yang diberikan Mateo, "Makasih, Mamat! Tau aja deh makanan kesukaan gue," ujarnya sembari menerima pemberian dari Mateo.

"Ishh... Jangan panggil Mamat coba. Gue jatuhnya nanti kayak Mang yang suka jualan bakso,"

Catherine dan Elodie tertawa terbahak-bahak, "Ya gapapa lah. Bagus kok, emang lo mirip tukang bakso," ujar Catherine sembari masih tertawa. Mateo hanya merenggut kesal mendengarnya, "Enak aja, ganteng gini dibilang kayak tukang bakso."

"Kalau buat gue mana, Mat?"

"Lo kan udah ada Ellard. Mintalah sama Ellard. Gue sih ngasih ke Catherine juga karena kasian doang habisnya dia kagak punya ayang," jawab Mateo sembari tertawa di akhir kalimat. Catherine melotot kesal mendengarnya.

Bukkk

"Sembarang lo!" ujarnya setelah meninju lengan Mateo. Mateo hanya bisa mengasuh kesakitan karena tinjuan Catherine tak main-main.

"Die,"

Elodie menoleh pada Ellard, Andrew, dan Liam. Seketika ia mengangguk mengerti bahwa mereka bertiga ingin berbicara dengannya. "Gue keluar bentar ya, Cath, Mat." Lalu, Elodie segera keluar dari UKS. Ternyata mereka bertiga menunggunya di samping pintu UKS.

"Siapa pelakunya, Die?"

Elodie menghela nafas, jujur ia benar-benar bingung sekarang. Namun bagaimanapun, ia harus tetap menceritakan yang sebenarnya pada mereka bertiga. "Cewek yang waktu itu ngancam aku, El. Dia sengaja numpahin air di lantai biar Catherine kepleset. Dia seolah bilang 'ups' lewat gerak-gerik bibirnya tanpa suara."

Ellard mengepalkan tangannya kesal. "Lo tau ciri-ciri cewek itu gimana?" tanya Andrew berusaha menggali informasi dan memastikan bahwa itu dia. Elodie mengangguk, "Rambutnya panjang sepunggung, tingginya lebih dari aku sedikit dan pakai kalung huruf Y,"

"Tunggu,"

Liam memperjelas pendengarannya sekali lagi, "Kalung huruf Y?" ujarnya memastikan bahwa ia tak salah dengar. Elodie menganggukkan kepalanya, "Iya, kalung huruf Y." Rahang Ellard mengeras mendengarnya, buku-buku tangannya kini sampai memutih saking eratnya ia mengepal, "Kita bakal urus semuanya. Ini gak bisa dibiarin."

Andrew dan Liam kompak mengangguk. Jika terus dibiarkan, dia pasti akan terus mengganggu satu per satu dari mereka bahkan bisa membuat salah satu dari mereka diculik bahkan disiksa. Sosok dia memang sangat berbahaya!

"Kalian kenal cewek itu?"

"Nanti aku ceritain ya, babe. Kamu gak perlu khawatir," jawab Ellard sembari tersenyum. Elodie mengangguk, tentu ia akan selalu percaya pada Ellard. Ia tahu Ellard adalah orang yang jujur.

♡♡♡

Malam hari, Elodie baru saja selesai mengerjakan semua tugasnya hari ini. Rasanya badannya pegal sekali usai mengerjakan tiga tugas sekaligus. Ia beranjak dari kursi dan mengambil segelas air yang berada di atas nakasnya dan minum sebelum merebahkan dirinya di kasur queensize nya itu.

DOUBLE ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang