Happy Reading🔥
Sudah hampir seminggu, Elodie bersama teman-temannya berada di Bali dan itu artinya hari ini mereka akan pulang.
Kini, Elodie, Catherine, dan juga Tasya sedang merapihkan barang-barang karena sebentar lagi mereka akan ke bandara untuk pulang ke Jakarta dan kembali ke Bandung. "Yahh... Gak kerasa udah seminggu aja. Padahal gue pengen diem aja deh di Bali. Soalnya suasananya enak, banyak orang barat yang suka liburan juga kesini," ujar Catherine sembari merapihkan pakaiannya yang ada di lemari.
"Ya udahlah. Mau gimanapun kita kudu balik. Ya kali kita pake acara pindah sekolah, Cath,"
Catherine mengangguk. Mereka lalu pergi sebentar ke balkon untuk berfoto ria di hari terakhir di Bali ini. Setelahnya, mereka langsung turun kebawah untuk menghampiri para cowok-cowok.
"Good Morning, Sunshine! Widihh.... Cantik banget nih Teteh-teteh ini,"
Seketika Ellard dan Andrew memancarkan sorot tajam pada Liam yang baru saja berucap. Liam yang sadar segera membentuk jari berupa peace pada Ellard dan Andrew. Memang posesif sekali dua sultan itu.
"Ayo, kita langsung pergi ke Bandara!"
"Udah diberesin? Gak ada yang ketinggalan kan?" ujar Ellard memastikan. Semuanya mengangguk serempak. Mereka pun segera naik ke mobil untuk pergi ke Bandara. Untung hari ini Andrew sedang berbaik hati, jadi Liam bisa menumpang untuk ikut mobilnya.
♡♡♡
Kini, mereka telah sampai di Bandara. Untung saja mereka datang tepat waktu jadi mereka segera masuk ke dalam pesawat untuk take-off.
"El..."
"Kenapa, Die?" jawab Ellard sembari mengalihkan perhatiannya dari ponsel kepada Elodie yang duduk di sebelahnya. Elodie tersenyum sebelum berkata, "Makasih banyak ya udah ngajakin aku sama temen-temen liburan. Pake dibayarin lagi,"
"Iyaa, santai aja. Lagian yang punya usul ini semua itu Papa kok bukan aku. Aku cuman usul buat ajak kamu dan temen-temen kamu doang,"
"Bilangin makasih gue buat Papa lo ya," Ellard mengangguk. Seketika ia teringat sesuatu lalu mendekatkan diri untuk berbisik pada Elodie.
"Sampe Bandung, janji ya jawab pertanyaan gue,"
Elodie seketika membeku. Ia baru ingat perihal Ellard yang menembaknya. Jujur, sampai saat ini ia masih dalam posisi dilema. Antara memilih Ellard atau Mateo.
Sebagai jawaban, Elodie hanya mengangguk saja. Jujur, jika memang benar perasaannya memang lebih condong pada Mateo dan bukan pada Ellard, ia takut Ellard akan kecewa padanya setelah menghabiskan waktu di Bali untuk menembaknya.
"Kenapa diem, Die?"
"Ha? Ga-gapapa kok," ujar Elodie sembari tersenyum meyakinkan bahwa ia tak apa-apa. Ellard mengangguk, "Udah tidur aja. Perjalanannya lama," ujarnya lalu mengusap pelan rambut Elodie. Elodie mengangguk memilih menuruti perintah Ellard.
♡♡♡
"El, sumpah! Bucin banget sih lo sampai gak mau bangunin Elodie,"
"Iya, ini mah ribet di lo tau,"
"Gapapa, demi dia gue rela lakuin semuanya," jawab Ellard sembari terus berjalan di Bandara menuju ke tempat mobil jemputannya menunggumu sembari menggendong Elodie ala koala.
"Ya tapi gak segitunya juga, El. Lo lihat noh, banyak orang yang lihatin lo aneh tau. Malah kata gue mah lo lebih cocok jadi-"
"Diem atau lo kita tinggalin disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE EL
Teen Fiction"Iya aku suka kok," "Suka apa?" pancing Elodie sembari menaikan satu alisnya. Ellard tersenyum lebar menanggapinya. "Kamu." DEGG... "Hahaha.... Langsung merah tuh muka," goda Ellard sembari tertawa terbahak-bahak. Elodie yang malu segera menyembu...