PART 19

8 5 0
                                    

Happy Reading🔥

"Makasih yaa, El. Ngajak aku makan ke Resto sampe dibayarin juga hehe..."

"Iyaa sama-sama. Habis ini kita mau pergi ke suatu tempat. Lumayan lama, kalau mau tidur gapapa tidur aja ya," ujar Ellard sembari mulai menjalankan mobil menuju ke tempat tujuan. Elodie mengangguk lalu duduk dengan tenang.

Tak perlu waktu lama, Elodie sudah tertidur dengan pulas. Mungkin faktor makan steak kekenyangan juga karena tadi disuapi oleh Ellard. Ellard terkekeh melihat Elodie yang tidur dengan nyenyak. Ia mengelus pelan kepala Elodie, "Tidur yang nyenyak, Die. Ada sebuah surprise yang menantimu,"

♡♡♡

"Die... Ayo bangun, udah sampai,"

"Eunghh.... Iya-iyaa," Elodie membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam pupil matanya. Ia merenggangkan badannya setelah keluar dari mobil. Jujur, tidurnya tadi sangatlah nyenyak. Bahkan kalau bisa ia ingin tidur lagi sekarang, namun mengingat Ellard yang mengajaknya kesini ia tak mungkin menolaknya begitu saja.

"Ayo!"

Mereka berdua memasuki sebuah Cafe yang cukup terkenal di Bali. "Kok malah ke Cafe? Bukannya tadi udah makan ya?" ujar Elodie sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal, bingung. Ellard terkekeh mendengarnya, "Bukan mau makan, Die. Gue mau ngajak lo ke lantai atas,"

Elodie menganggukkan kepalanya. Namun, seketika ia tersentak kaget kala Ellard menggenggam tangannya, "Loh, ayo! Kenapa diem?"

"I-iya, El,"

"Eh bentar!" Ellard seketika teringat akan sesuatu, "Pake penutup mata dulu ya. Gue mau kasih surprise buat lo," ujarnya sembari memasang penutup mata pada Elodie.

"Surprise apa nih, El?"

"Namanya juga surprise, gak boleh dikasih tau dong. Janji, nanti aku tuntun jalannya kok. Ayo!"

Mereka berdua pun lalu naik ke lantai atas. Selama berjalan, Ellard selalu menggenggam tangan Elodie membantu mengarahkan saat berjalan. Tentu ini sangat tidak baik bagi kesehatan jantung dan juga pipi Elodie. Semua rasanya berdebar begitu hebat dan kencang!

"Kita sampai! Tunggu sebentar yaa, nanti aku balik lagi. Oiya, jangan dibuka dulu penutup matanya,"

Elodie mengangguk saja menurut. Jujur, ia penasaran apa yang disiapkan Ellard untuknya. Tak mungkin jika itu adalah hadiah ulang tahun karena ulang tahunnya masih lama, tak mungkin juga jika itu hadiah kenangan-kenangan karena masa mereka akan berpisah begitu cepat.

"Open your eyes, Die,"

Elodie pun membuka penutup matanya. Betapa terkejutnya ia melihat pemandangan indah Bali dari rooftop seperti ini. Dan tak lupa, yang lebih mengejutkan yaitu Ellard yang berdiri tepat di depannya sembari tersenyum tulus.

"El... Bagus banget!"

"Iyaa. Btw... Ada yang mau gue omongin sama lo. Mungkin, gue udah simpen ini dari lama dan baru saat ini gue berani buat kasih tau lo,"

"Mungkin kalau kata orang, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Tapi, bagi gue... Lo bener-bener sempurna, Elodie. Semua yang ada dalam diri lo begitu sempurna. Gak peduli bagaimana latar belakang lo, penampilan lo. Yang terpenting, gue cuman pengen kasih tau kalau..."

Ellard menggenggam tangan Elodie dengan lembut sembari tersenyum, "Gue sayang banget sama lo, Die. Sejak ketemu lo, entah kenapa hati gue selalu berdebar kalau ada disisi lo. Kalau bisa dibilang, lo itu bagaikan malaikat tak bersayap. Lo itu punya hati yang baik banget. Walaupun kita baru kenal belum lama, tapi... Gue cuman mau bilang,"

DOUBLE ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang