Dia merentangkan kedua tangan ke depan untuk melemaskan otot-otot dan persendian. Menatap malas buku catatan matematika yang dia sendiri tidak mengerti apa saja isinya. Nanti-nantilah dia pinjem catatan teman untuk memperbaiki kualitas penyusunan sehingga bisa dipahami lebih baik. Kepada Lika atau ....
Saat bel istirahat berbunyi, teman semejanya langsung kabur entah ke mana setelah hanya memasukkan buku-buku ke kolong meja. Belum sempat berkenalan. Padahal, Alinea ingin, setidaknya, akrab dengan kawan baru. Ya, syukur-syukur suatu hari nanti bisa dekat sehingga mudah meminjam buku-buku catatannya, terutama matematika.
Ah, sudahlah. Baru juga hari pertama. Perkenalan bisa dilakukan besok-besok. Yang jelas sekarang, dia harus mengisi perut. Lambungnya sudah berdemo karena pagi tadi hanya diisi selembar roti. Tidak mengenyangkan sama sekali. Ya, salah sendiri. Suruh siapa bangun terlambat.
Alinea merogoh ransel yang dia sampirkan di bahu kursi. Beberapa buku teks untuk hari itu sudah diungsikan ke kolong meja untuk mengurangi beban ransel. Tatapannya berbinar setelah mendapatkan kotak bekal berwarna dark cokelat dengan gambar Teddy Bear. Aroma mi goreng buatan Bunda langsung memenuhi indra pembau. Tidak lupa, Alinea mengeluarkan komik One Piece.
"Makan di mana enaknya, ya?" Dia membawa kotak bekal dan komik lantas beranjak keluar kelas mencari lokasi strategis untuk menikmati hidangan.
Di ambang pintu, dia menoleh ke sana kemari. Belum bisa memutuskan.
Beberapa kawan sekelas mengajaknya ke kantin, tetapi Alinea menolak dengan sopan sembari mengacungkan kotak bekal. Tatapannya justru menumbuk ke ruangan yang berdiri di depan kelas, terpisah oleh jalan yang dipelitur semen halus selebar dua meter. Kalau soal jarak, mungkin hanya sepuluh sampai lima belas langkah.
Perpustakaan. Begitulah plang nama yang tercetak di badge berbahan steinless steel; menempel di pintu masuk.
Ide itu melintas. Alinea melangkah ke arah ruangan yang berdiri sendiri di seberang kelas X-3. Saat melongok dari ambang pintu untuk mengecek, beberapa murid sedang mengerubung di meja peminjaman. Petugas perpus tak akan melihat Alinea yang masuk membawa kotak bekal. Dia sengaja melanggar peraturan. He he.
Dalam selembar kertas yang tertempel di kaca jendela, siapa pun yang berkunjung ke perpustakaan tidak boleh berisik dan membawa makanan. Apa pun. Entah jajanan atau bekal. Padahal, apa salahnya bawa makanan? Bukankah membaca akan lebih menyenangkan kalau sambil nyemil?
Alinea mengangkat bahu. Bergegas masuk. Memilih pojok terjauh dari meja petugas. Pojok paling aman untuk sembunyi; makan sambil baca komik. Sayangnya, pojok itu sudah dihuni seseorang saat Alinea melongok dari balik salah satu rak berisi kumpulan buku teks pelajaran Bahasa Indonesia sumbangan Kemendikbud. Seorang cowok. Sangat dikenalnya.
"Permisi." Dia tak berniat mengambil tempat lain.
Cowok itu hanya mengangkat kepala sedikit untuk mengecek siapa yang sudah mengganggu waktu damainya. Menatap tak berminat saat tahu siapa gadis yang juga mengambil duduk di area tersebut.
"Gabung, ya."
Dia hanya mengangguk singkat dan kembali menekuri bacaan.
Setelah duduk, Alinea tak langsung membuka bekal. Kepalanya miring demi mengecek buku apa yang dibaca cowok itu. Supernova: Partikel. Sepertinya, Alinea tidak asing dengan judul itu. Mungkin merupakan salah satu buku yang menjejali rak novel milik Sastra di rumah.
Alinea mengangkat bahu lalu membuka tutup kotak bekal. Aroma khas mi goreng langsung memenuhi udara. Gadis itu menarik napas dalam-dalam untuk menikmati sensai wangi bekal favoritnya.
Mi goreng buatan Bunda. Bukan mi instan sepenuhnya. Memang memakai mi telur kemasan, tetapi bumbu dan lain-lain merupakan racikan asli Bunda. Jumlah yang sangat tidak sepadan antara mi dan topping. Ya, meski yang dikatakan topping hanya selembar telur ceplok. Campuran antara mi dan sayuranlah yang agak tidak seimbang. Lebih banyak potongan sawi dan kubis ketimbang helaian mi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frasa Alinea
Romansa"Kukira, hanya Bunda yang memberikan nama aneh kepada anak-anaknya. Ternyata, ada juga yang ibunya memiliki selera selaras dengan Bunda. Namanya Sebaris Frasa Bahari. Cowok yang suka menyendiri di perpustakaan untuk baca novel, teman sekelasku, seka...