39. AKHIR PENANTIAN

6 3 0
                                    

Empat bulan berlalu, setengah dari semester pertama telah terlewati lebih dari dua bulan. Meski "kehilangan" dua murid---di mana salah seorang ialah murid terpintar, sementara seorang lagi anak donatur terbesar SMA Galaksi setelah Dirgantara---tetapi itu tidak mengganggu "kehidupan" SMA Galaksi.

Bahkan, seminggu setelah UTS berakhir, sekolah itu tetap mengikuti LCC sekota madya Bandung, meski tanpa sang jagoan, Hana.

Baik guru maupun sesama murid SMA Galaksi---selain Amel, Wisanggeni, dan Bima---tidak ada yang mengetahui alasan pasti keluarnya gadis berponi itu. Pak Kepsek pun hanya tahu bahwa salah satu anak didiknya itu keluar karena masalah pribadi. Entah masalah apa, Kirana tidak menjelaskan lebih lanjut.

Selang kurang dari dua minggu, Bima ikutan keluar, dengan alasan yang juga tidak jelas. Namun, Wisanggeni dan Amel bisa menduga alasan keluarnya cowok itu.

*****

Saat ini, Amel tengah menyanyi di panggung Kamojo, diiringi petikan gitar Wisanggeni. Ya, gadis bermidi dress biru muda selutut dengan topeng pesta di wajahnya itu sudah menggantikan Hana sebagai vokalis utama The Mask.

Bermula pada malam itu ….

Selang satu minggu setelah keberangkatan Hana ke Jakarta, Wisanggeni tiba-tiba mengajaknya ke Kamojo. Bukan mengajaknya manggung, melainkan mengusir suntuk karena ditinggal sendirian di rumah.

Sempat meragu, tetapi Amel akhirnya menerima ajakan Wisanggeni. Ia sama sekali tidak menduga bahwa cowok jangkung itu memintanya naik ke panggung, begitu selesai menyanyikan lagu terakhir.

Amel menolak. Malu. Begitulah alasannya. Namun, lantaran mendapat dorongan dari banyak orang, ia pun memberanikan diri.

Meski sempat deg-degan, tetapi gadis itu mampu tampil apik di atas panggung. Menyuguhkan lagu kesukaannya, Surat Cinta Untuk Starla karya Virgoun pada para pengunjung kafe.

Tepuk tangan riuh ia dapatkan begitu selesai bernyanyi, membuat rasa percaya dirinya lebih membumbung tinggi.

Di saat itulah Wisanggeni menawarkan posisi Hana, yang tanpa pikir panjang diterima Amel---setelah terlebih dahulu menanyakan bayaran setiap kali manggung. 600 ribu, dibagi sama rata dengan sang majikan. Meski tidak terlalu banyak, tetapi lumayanlah buat tambahan uang saku.

Kurang lebih lima menit, lagu Indah Tanpa Kumiliki karya D'Paspor, lagu kedua sekaligus lagu terakhir The Mask, telah usah dinyanyikan.

The Mask memang hanya menyanyikan dua lagu setiap tampil di malam Minggu. Maklum, soalnya porsi latihan grup musik itu tidak sebanyak Lion---band yang manggung setelah The Mask. Pun, salah satu lagu yang dibawakan adalah lagu yang mereka nyanyikan minggu lalu.

Kendati demikian, The Mask tetap mendapat banyak applouse dari para penonton.

"Terima kasih semua!" Baik Wisanggeni maupun Amel sama-sama membungkuk sebagai penutup. Mereka lalu turun dari panggung, digantikan seorang MC laki-laki.

Amel sempat menyapa anggota Lion, sebelum mendahului sang majikan masuk ke ruang istirahat yang tak jauh dari panggung.

Begitu membuka pintu, gadis itu dikejutkan dengan kehadiran sekuntum mawar merah yang diletakkan di atas sling bag kremnya. Tidak hanya itu, ia juga menemukan gulungan kertas kecil yang diikat pada tangkai mawar.

Amel lantas membukanya.

'Untuk Karamel, vokalis The Mask'

Mawar itu memang diberikan padanya, tapi oleh siapa?

KETIKA ORKAY JADI ARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang