SMA Karasuno menjadi saksi bisu terjalinnya sebuah kontrak antara (Name) dan sang Tengu - Soujoubou.
"Mohon bantuannya, Kitsune."
"Eee~ mohon bantuannya juga Tengu."
"Apa yang kalian berdua lakukan?"
(Name) menatap datar pemandangan di hadapannya. Gin dan Sou yang sedang tersenyum ramah satu sama lain namun berbanding terbalik dengan aura mereka yang saling mengintimidasi.
"Ku tinggal pulang saja." Batin (Name) sambil meninggalkan kedua youkai nya yang sedang bersitegang. Namun sebelum benar-benar melangkah, gadis itu teringat sesuatu.
"Sou, kau sekarang adalah youkai ku. Jadi aku akan memberikanmu perjanjian." Tatapan Sou sekarang teralihkan ke (Name). Gin memilih untuk menjauh dari sana, mengawasi dalam diam di sudut atap.
Rembulan mulai memancarkan cahayanya, menyinari kedua makhluk itu, menjadi pemandangan sakral bagi Gin.
"Pertama, aku belum sepenuhnya percaya padamu jadi tunjukan padaku bahwa kau layak mendapatkan kepercayaan ku.
Kedua, seruling mu itu begitu berharga karena tanpa itu kau akan menjadi gila kan? Youkai tempo hari yang ku lawan adalah wujud kegilaanmu jadi ku beri kau izin untuk menggunakannya.
Dan yang terakhir, pedang mu itu akan ku batasi kegunaannya. Ini berkaitan dengan perjanjian pertama, agar kau menjadi tunduk kepadaku. Kau hanya bisa menggunakan kekuatan sebenarnya jika ku izinkan karena darahku sudah menyegel kekuatan aslinya."
Sou terdiam mendengar penjelasan (Name). Tubuhnya lagi-lagi bergetar, namun itu tak membuat (Name) takut sedikit pun. Malahan, gadis itu menatap datar dan antusias disaat bersamaan. Menunggu reaksi dari youkai dihadapannya.
"Hahahaha!!!! Anda benar-benar menarik Nona!"
Sou kemudian berjalan mendekati (Name) mengikis jarak di antara mereka. Tengu itu berjongkok kemudian menarik lembut tangan pucat milik (Name) mencium punggung tangan pucat nan dingin itu layaknya seorang ksatria di negeri dongeng yang bersumpah untuk setia kepada seorang Lady.
"Saya bersumpah akan menunjukkan bahwa saya layak mendapatkan kepercayaan Anda Nona."
"Ku tunggu hasil kerjamu anak magang."
***
"Kenapa kau kesini?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut (Name) saat membuka pintu apartemennya. Menatap datar ke arah laki-laki dewasa menggunakan jas dengan berambut hitam dengan perban di salah satu matanya.
"Dia memberi tahu ku semua kelakuanmu."
"Jangan bicara seolah-olah aku anak bermasalah!"
"Memang."
"Aku baik - baik saja, jadi silahkan pergi!"
Laki-laki itu menghela nafas kemudian berjalan ke arah pintu keluar, menatap (Name) dari atas sampai bawah kemudian mengelus rambut (h/c) itu.
"Jaga dirimu, karena Miyagi adalah kampung halaman orang tua mu."
Pintu apartemen tertutup. Menyisakan (Name) yang masih diam di tempat. Mencerna perkataan orang yang menjadi wali kedua nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionHei... Bagaimana rasanya melihat sesuatu yang seharusnya tidak kau lihat? Dunia yang berbeda dengan dunia yang kau tinggali. Sebuah dimensi lain yang terpisah jauh. Hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat mereka. "TAKDIR SIALAN!!!!" "(Name)...