37. AJAKAN KEMBALI

383 70 6
                                    

Jirou menatap (Name) tak percaya, kemudian berlutut di hadapan sang gadis.

"Tawaran yang cukup menarik, tapi maaf saja anak manusia. Aku tidak mau dan tidak akan pernah menjadi pion siapapun!"

(Name) terdiam mendengar jawaban Jirou yang tegas dan tenang, sorot matanya tak menunjukkan penyesalan sama sekali seolah-olah ia siap mati jika itu menyinggung perasaan (Name).

Diam-diam (Name) tersenyum puas. Kemudian mengulurkan tangannya kepada Jirou.

"Kalau begitu pilihanmu hanya dua, ku kirim ke tempat para youkai seharusnya berada atau tetap di sini dengan syarat kau harus menerima semua hukuman yang ku berikan."

"Tempat seharusnya kami berada, katamu? Jangan bilang?!!" Jirou berteriak tak percaya. Youkai yang berada di sana pun ikut terkejut dengan penuturan (Name).

"Kau benar, tempat tinggal para youkai - Alam Gaib."

Jirou terdiam, menatap ke bawah dengan raut wajah tertekuk. Kakak Sou itu enggan untuk pergi ke alam gaib, karena sekali mereka ke sana sulit bagi mereka kembali ke dunia manusia tanpa perizinan dari sang hakim alam gaib.

"Apa hukumannya?" Tanpa berpikir dua kali Jirou bertanya.

(Name) diam-diam menyeringai kemudian menjawab, "Bergabunglah dengan Hyakki Yakou milik Rikuo dan datanglah saat ku panggil!"

Semua yang ada di sana terdiam karena terkejut, sejenak (Name) melirik ke arah Rikuo yang tengah berpikir,

"Apa kau keberatan Rikuo?"

"Tidak, toh ini bukan kali pertama aku menerima youkai yang perlu didisiplinkan," Ucap Rikuo yang membuat beberapa youkai nya merinding.

"Baiklah, apapun asal tidak menjadi pion ataupun bertemu dengan hakim agung."

"Aku tidak percaya dia bahkan lebih bodoh dari Sou," batin (Name) sedikit kaget. Ternyata kuasa hakim agung benar-benar mengerikan di mata para youkai.

***

Setelah membantai seluruh klan Saimori beserta youkai nya, (Name) membakar kediaman mereka dengan api Phoenix nya. Berharap tak ada yang tersisa dari para bedebah yang ingin membunuhnya.

Hingga panggilan telepon di dalam kantong membuatnya kehilangan fokus sejenak.

"Matoba-san."

Nama itu tertulis di benda pipih itu, tanpa menunggu lagi ia mengangkat nya. Dapat ia dengar suara rendah laki-laki di seberang sana terlihat menghembuskan nafas lega.

"Kemana saja kau (Name)? Tiba-tiba menghilang begitu."

"Mengurus tikus sebentar."

"Sudah kau bersihkan?"

"Ya, tapi tolong tutupi agar baunya tak kemana-mana."

"Lokasinya?"

"Rumah utama klan Saimori."

"Baiklah."

Panggilan ditutup, (Name) menatap Rikuo beserta beberapa Hyakki Yakou nya. Kemudian beralih kepada Jirou, tersenyum tipis penuh kemenangan.

DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang