31. TARUHAN

444 87 5
                                    

"(Name)-chan, dari mana saja?" Tanya Kiyoko saat melihat (Name) masuk ke dalam ruangan tempat para manager tidur.

"Jalan-jalan sebentar senpai," jawab (Name) bohong, kemudian duduk di sebelah Yachi.

"Namamu (Full name) kan? Kami benar-benar berterima kasih soal tadi sore," seorang manager Fukurodani yang dikucir kuda berucap.

"Tidak masalah senpai, lalu panggil aku (Name) saja."

"Kalau begitu panggil aku dengan nama depanku juga!" Pintanya semangat. Namun dibalas gelengan oleh (Name).

"Maaf senpai tapi aku tidak bisa memanggil nama depan seseorang sesuka hati," jawab (Name) datar yang membuat kesan ketus terhadapnya.

Semua manager terkejut dengan jawaban (Name), bagi beberapa orang hal itu terdengar tidak sopan dan ketus namun itulah kenyataan.

(Name) berjalan menuju futon yang telah disediakan, mengambil tempat paling pojok kemudian berkelana ke alam mimpi.

"Maaf, dia memang terkadang seperti itu," ucap Kiyoko mewakili (Name).

"Tidak apa-apa, kepribadiannya cukup unik ternyata," jawab manager lain.

***

Matahari masih malu-malu menampakkan dirinya, sang mentari kalah dengan sosok (Name) yang sudah bangun sedari tadi.

Gadis itu telah bersiap dengan kaos dan celana traning untuk kamp hari ini. Tangannya dengan cekatan membuat sarapan untuk para pemain, manager, dan guru. Sesekali dia membagi makanan yang telah siap kepada youkai kecil yang berada di dapur dan sekitarnya.

Saat gadis itu tengah berkutat dengan sayuran, ia merasakan kehadiran seseorang lantas memberhentikan pekerjaannya.

"Sarapannya masih belum siap Kuroo-san, kau bisa tunggu di ruang istirahat," ucapan (Name) sontak membuat Kuroo terkejut.

"Hee~ hebat juga bisa menyadari ku."

"Bagaimana aku tidak sadar, sejak tadi kau berdiri di sana membuatku tidak nyaman."

Kuroo keluar dari tempat persembunyiannya, mendekati (Name) yang tengah memotong sayur. Menatap wajah pucat itu dengan saksama.

"Sudah ku duga memang benar kau, (Nickname)-chan."

(Name) menghela napas, kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Mengabaikan Kuroo yang menatapnya dari samping.

"Apa yang terjadi dengan Ichi-nii?"

Tangan (Name) berhenti bergerak setelah mendengar nama kakak nya disebut. Menatap ke arah Kuroo dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan. (Name) masih diam membisu, namun kembali melakukan pekerjaannya mengabaikan Kuroo yang butuh penjelasan lebih.

"Hei jawab aku!!"

"Kuroo-san, ini tidak ada hubungannya denganmu," ucap (Name) dingin.

"Tentu saja ada, aku menganggapnya seperti kakak ku sendiri. Lalu, bukankah dulu kau memanggilku Tetsu-chan? APA YANG TERJADI PADAMU??!!" Kuroo mencengkram pundak (Name) tanpa sadar.

Mata (Name) menatap tangan Kuroo yang mencengkram pundaknya, tangan kanannya balik mencengkram pergelangan tangan Kuroo mambuat laki-laki itu sedikit meringis kesakitan. (Name) menarik tangan Kuroo hingga jarak mereka sedikit terkikis. Dari jarak sekian senti Kuroo dapat melihat mata tajam (Name) menatapnya tak suka. Gadis di hadapannya bukanlah (Name) yang ia kenal dulu, bukan anak kecil yang terus mengikuti kakaknya bermain voli di sekitar rumah.

DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang