46. WUJUD BARU

157 29 4
                                    

(Name) duduk bersila di pelataran kuil. Matanya tertutup, raut wajahnya terlihat tenang, meskipun tanpa sorot mata gadis itu terlihat serius sekarang. Meditasi dengan Dewa Hachiman mengawasinya dari belakang.

Youkai-youkai kecil di sekitar kuil terdiam kagum melihat aura yang dipancarkan oleh nya, belum lagi youkai liar di hutan berbondong-bondong datang dan membungkuk memberikan hormat kepada sang dewa perang dan Phoenix.

"Bayangkan kau berada di lautan api yang menjadi inti Phoenix! Jangan getar dan terus maju temukan langit biru di antara kobaran api."

(Name) semakin serius. Pikirannya kosong, dia sudah tak memikirkan apapun yang ada di sekitarnya. Dia yakin jika ada bahaya mendekat dewa perang akan melakukan sesuatu.

***

(Name) membuka matanya, hal pertama yang ada di benaknya ketika melihat keadaan sekitar adalah 'neraka'. Sejauh mata memandang hanya ada api dan api.

"Diingat-ingat lagi alam bawah sadarku sering berubah-ubah," gumam (Name) bingung.

"Itu karena kondisi mu belum stabil, bocah."

"Phoenix? Apa karena emosi ku yang tidak menentu?"

"Begitulah, kau selalu bilang kepada manusia oranye itu untuk tetap tenang tapi kau sendiri jauh dari kata itu. Luar nya saja tenang, tapi jauh di dalam dirimu memiliki konflik sendiri."

"Sungguh ironis bukan?"

Tidak ada jawaban. (Name) terus menelusuri 'neraka' nya. Kakinya terus berjalan tanpa arah, jujur saja dia tidak mengerti. Apa yang dia cari? Langit biru? Jangan bercanda! Bagaimana menemukan hal seperti itu di sini?

Nafas (Name) kian menderu, keringatnya terus bercucuran, langkahnya yang awalnya santai menjadi semakin cepat hingga berlari.

"Di mana? Di mana langit itu?!"

"Inilah yang ku maksud bocah!"

"(Name) hentikan!!"

***

Mata (Name) terbuka sempurna, keringat bercucuran, nafasnya tak beraturan sama sekali. Figur Gin dan Sou terlihat pertama kali oleh (Name), kedua youkai nya terlihat khawatir.

"(Name), apa ketakutan terbesarmu?"

"Entahlah, aku terlalu banyak mengalami hal-hal menakutkan hingga ketakutan itu adalah hal biasa."

"Kalau begitu, aku ubah pertanyaannya. Apa yang membuatmu resah?"

(Name) terdiam. Dia tidak tahu harus menjawab apa, sejak lama dia telah menarik diri dari pergaulan agar tidak menjadi pembghambatnya. Namun, pertemuannya dengan orang-orang baru membuatnya sulit untuk menarik diri.

Bayangan Natori, Matoba, Keikain, Natsume, dan Rikuo terlihat. Gadis itu segera menatap Dewa Hachiman dengan mata berkilat tekad.

"Aku.... Aku takut kehilangan mereka. Aku takut jika suatu hari nanti mereka meninggalkan ku karena kekuatan ku ini. Aku takut jika suatu hari nanti Natsume dan Rikuo pergi, hanya mereka yang mau menerimaku apapun diriku yang sebenarnya."

"Gunakan ketakutan mu itu sebagai senjatamu!"

(Name) terdiam. Bagaimana caranya mengubah ketakutan menjadi kekuatan? Apa yang dimaksud oleh Phoenix tadi?

DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang