"Jangan salahkan kami, salahkan rubah sialan itu yang menghadang kami di perbatasan!" Ucap Rikuo kesal.
"Rubah?" Tanya (Name) bingung.
"Rubah ekor dua bernama Koyanskaya."
Otak (Name) berpikir keras mencoba memikirkan berbagai macam kemungkinan yang terjadi di tempat ini. Tiba-tiba dia teringat dengan kalung yang ia kenakan saat ini.
"Apa Koyanskaya disegel pada kalung ini?" Gumam (Name) sambil melepas kalung miliknya.
Tiba-tiba terlihat cahaya berwarna oranye di atas kepala mereka bertiga. (Name) dan Natsume yang menyadari hal itu seketika merasa dejavu dan trauma dalam satu waktu.
"Tebakan yang tepat bocah, rubah itu memang sengaja disegel. Ah~ kebetulan macam apa ini? Kalian bertiga sedang bersama. Natsume Takashi - perwakilan umat manusia, Nura Rikuo - Sandaime-dono perwakilan para youkai, dan (Fullname) yang menjadi penghubung di antara keduanya," suara Phoenix terdengar begitu rendah dan mengintimidasi daripada biasanya.
"Apa maksudku aku seorang penghubung?" Tanya (Name) penuh selidik.
"Ups~ sepertinya aku terlalu banyak mengoceh. Sudah ku bilang berapa kali, cari tahu semuanya sendiri bocah!"
"Apa mau mu sialan?" Maki (Name) sedikit kesal bercampur lelah.
"Aku hanya ingin menunjukkan ini semua dan memberikan beberapa petunjuk kepada kalian, wahai Pilar Semesta," ucap Phoenix dengan nada remeh dan sedikit penekanan di akhir.
Tiga remaja yang ada di sana nampak begitu kebingungan dengan ucapan Phoenix, terutama (Name). Gadis itu benar-benar pusing, apa-apaan ini semua? Petunjuk?! Yang benar saja unggas itu hanya menyiksanya untuk kesenangan pribadi!!
"Nee-san, kita bahas ini nanti. Yang penting sekarang kita harus keluar dari sini. Kemampuan ku tidak akan bertahan lama," ucap Rikuo sedikit lemas.
"Sayangnya masih terlalu cepat untuk kalian meninggalkan tempat ini, Nurarihyon!" Phoenix segera merentangkan sayapnya lebar-lebar.
Mereka bertiga sudah di kelilingi api merah yang menyala. Apa Phoenix berniat membakar mereka hidup-hidup? Apa yang sebenarnya ingin ditunjukkan oleh burung itu?!
***
"O-OI, yang benar saja.... Kenapa sekarang malah dua orang ini ikut terbakar?!" Ucap Natori shock.
Keikain dan Matoba yang melihat itu segera mendekati Natori, mata mereka melebar kala melihat bagaimana api itu menjalar.
"Sepertinya Natsume dan Nura juga mengalami hal serupa dengan (Name)," ucap Matoba sedikit khawatir.
"Apa perlu kita bangunkan sekarang?" Tanya Keikain sambil menunjukkan botol kecil yang baru saja ia keluarkan dari saku jaketnya.
Natori berpikir keras hingga akhirnya mengambil keputusan, "Kita biarkan dulu, jika sampai sepuluh menit apinya tetap atau bahkan semakin menggila kita bangunkan paksa Natsume dan Nura."
"Tunggu, hanya mereka berdua? Bagaimana dengan (Name)?!" Ucap Matoba sedikit meninggikan suaranya.
"Kau lupa (Name) tak bisa dibangunkan dengan air suci?" Tanya Natori tak terima.
"Sial!"
***
Di dalam sana (Name), Natsume, dan Rikuo saling bergandengan tangan. Dikelilingi oleh api membuat mereka sulit untuk bernapas. Mata (Name) menangkap sebuah bayangan seseorang dibalik api Phoenix.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionHei... Bagaimana rasanya melihat sesuatu yang seharusnya tidak kau lihat? Dunia yang berbeda dengan dunia yang kau tinggali. Sebuah dimensi lain yang terpisah jauh. Hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat mereka. "TAKDIR SIALAN!!!!" "(Name)...