20. MANAGER KETIGA

570 104 5
                                    

Sesuai kesepakatan (Name) dan keempat anggota voli yang terancam mendapatkan nilai merah mereka kini berkumpul di kelas (Name).

"(Name)-san, bagaimana cara menghafal nama-nama orang ini?!" Ucap Hinata frustasi.

(Name) menatap catatan Hinata yang berisi nama-nama tokoh dalam sejarah dunia. Gadis itu menatap datar lembar yang penuh coretan nama, menatap wajah Hinata sambil menghela napas.

"Bagaimana kau bisa menghafal ini jika tidak memisahkannya berdasarkan peristiwa?"

Hinata memiringkan kepalanya, Kageyama cepat-cepat menutupi buku catatannya dari ekor mata (Name), tapi kalah cepat. Gadis itu juga sudah melihat catatan Kageyama yang lebih hancur dari Hinata.

"Hinata-san, pisahkan nama tokoh-tokoh itu dengan negara asal mereka jangan dicampur! Kau menulis nama Qin Shi Huang di lembar yang sama dengan Charlemagne padahal mereka hidup di tahun dan peristiwa yang berbeda," omel (Name) dengan tatapan tajam.

"Kageyama-san juga, bedakan perang seratus tahun dan perang tujuh tahun."

"Orang Jepang tidak belajar perang luar!"

"Oh begitu ya, lalu kau sebut apa kerja sama Inggris dan Perancis di Perang Dunia kedua? Asal kau tahu Kageyama-san, sejarah itu saling berhubungan meskipun terpisah ruang dan waktu. Sekarang cepat benarkan catatanmu itu!"

Kageyama meneguk ludah kasar, dia tidak menyangka akan seperti ini ketika diajari oleh (Name).

"(Name)-chan, boleh aku bertanya?" Tanaka memecah ketegangan di antara anak kelas satu.

(Name) menatap Tanaka kemudian mengangguk sembari melihat buku catatan milik senpai nya.

"Ini artinya apa?" Tanaka menunjuk sebuah tulisan dalam Bahasa Prancis.

"L'État, c'est moi, artinya Negara adalah Aku. Maaf senpai aku tidak tahu pengucapan yang benar, tapi kurang lebih begitu."

"SUGEE!!! Si Louis itu bisa menjadi negara!!" Teriak Nishinoya tiba-tiba.

(Name) menghela napas sambil memijit keningnya.

"Bukan begitu senpai, Raja Louis itu egois makanya dia mengatakan kalimat itu, ditambah.... Mau sebrengsek apapun orang itu dia tetaplah raja, jangan asal memanggil seolah-olah Raja Louis temanmu!"

"Uso-chan, kau ini terlalu naif. Biarkan saja mereka gagal karena kebodohannya!" Tsukishima tiba-tiba datang sambil tersenyum remeh.

Keempat orang yang dimaksud Tsukishima memasang wajah kesal layaknya preman dalam sebuah drama.

"Woy, Tsukishima kurang ajar! (Name)-chan sendiri yang menawari kami. Apa kau iri hah?" Tanaka mendekatkan wajahnya

"Untuk apa aku iri pada orang bodoh?" Tsukishima membalas dengan senyum remeh nya.

(Name) menghela napas dan menepuk pundak senpai nya agar tenang. Tanaka menengok ke arah (Name) dengan raut wajah bertanya.

"Sudah lah senpai, jam istirahat sebentar lagi selesai. Jangan membuang waktu untuk meladeninya."

Tanaka mengangguk dan mulai belajar kembali, kini Tsukishima seperti dilupakan oleh mereka, hal itu membuatnya kesal dan pergi. (Name) melirik tingkah laku Tsukishima sambil menyeringai puas.

"Dia hanya butuh perhatian."

Drrtt.... Drrtt....

Suara handphone milik (Name) terdengar, gadis itu membuka pesan yang masuk dan menyeringai melihat foto profil sang pengirim.

"Umpanku sudah dimakan ya..."

DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang