"(NAME)-CHAN!! KAU AKHIRNYA KEMBALI!!!"
Baru saja kembali (Name) sudah disuguhi pemandangan di mana kedua kakak kelasnya bersujud sambil menangis bahagia.
"Senpai, aku hanya pergi dua hari."
"Dua hari tanpa (Name)-chan itu mengerikan!! Kami tidak bisa belajar apapun?!"
"Oh.... Begitu ya," ucap Ennoshita yang berada di belakang Nishinoya dan Tanaka dengan aura gelap.
"TOLONG KAMI (NAME)-CHAN!!!"
(Name) menghela nafas panjang. Kehidupan tenangnya seketika berubah menjadi kacau karena teriakan para gagak.
(Name) melirik ke arah Hinata dan Kageyama yang diam memerhatikan tidak seperti senpai mereka yang histeris.
"Hinata-san dan Kageyama-san saja tidak protes, kenapa senpai sampai menangis begitu?" Tanya (Name) bingung.
"Itu karena mereka mendapatkan guru baru yang lembut!"
"Hoo~ jadi aku tidak lembut?"
"BERCANDA ENNOSHITA!!"
"Kalau Hinata-san dan Kageyama-san sudah dapat guru berarti aku bebas tugas kan?" Tanya (Name) santai.
"Eh?! Padahal cara (Name)-san menjelaskan sejarah sangat mudah dipahami," jawab Hinata sedih. Kageyama ikut menanggapi Hinata dengan mengangguk cepat.
"(Na-Name)-chan, bagaimana jika sejarah tetap kau yang mengajari mereka. Nilai sejarah mu juga selalu sempurna. Jika tidak keberatan aku juga ingin menjadi muridmu!" Yachi tiba-tiba ikut masuk dalam obrolan mereka.
Hinata, Kageyama, dan Yachi kini menatap (Name) dengan tatapan memohon seperti anak kecil. (Name) melihat mereka seperti anak kucing yang menggemaskan sekarang.
(Name) diam sejenak menimbang-nimbang jawaban.
"Bukannya dulu kau yang menawarkan diri Uso-chan? Kenapa kau sekarang melarikan diri?" Suara Tsukishima membuat (Name) reflek menoleh dengan wajah datar.
"Setelah menjadi pembohong apa kau ingin menjadi seorang pengecut hm?" Lanjutnya yang membuat hawa gymnasium memberat.
"Oy, Tsukishima!!" Daichi berteriak untuk mengehentikan Tsukishima agar laki-laki itu tidak berkata lebih jauh.
(Name) diam tak menanggapi, membuat semua orang khawatir jika itu melukai hati (Name).
Lengang beberapa saat, hingga sebuah suara terdengar,
"Pfft- haha.... AHAHAHAHAHA!!!! Kau benar!! Aku pengecut! Kenapa selama ini aku lari?! Lari dari para bajingan itu! Bersembunyi di balik bayangan mereka. Bersikap sok kuat padahal aku hanyalah seorang pengecut!!" (Name) berteriak tak jelas.
Rambut panjangnya menutupi seluruh wajahnya, tubuh (Name) bergerak seperti orang mabuk mendekati Tsukishima.
Sang middle blocker itu bergidik ngeri. Perlahan tubuhnya mundur, menjauh dari (Name) yang tengah menggila. Daichi, Asahi, dan Tanaka bahkan sampai memegangi (Name) agar tak berjalan lebih jauh. Namun gagal, (Name) masih berjalan seolah-olah tak ada beban.
"T-Tsukki, minta maaf lah pada (Name)-san!" Teriak Yamaguchi ketakutan.
Tsukishima meneguk ludah kasar, menatap tak percaya gadis yang sedang ditahan oleh tiga senpai nya. Tsukishima dapat melihatnya, mata sang gadis nampak mati tanpa ada kehidupan, terlihat frustasi. Tsukishima jatuh terduduk karena aura (Name) yang mengerikan.
"(Na-)—"
"Hei, Tuan Bulan bagaimana agar aku tidak menjadi pecundang? Aku lelah terus lari." Mulut Tsukishima yang tadinya terbuka kembali tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionHei... Bagaimana rasanya melihat sesuatu yang seharusnya tidak kau lihat? Dunia yang berbeda dengan dunia yang kau tinggali. Sebuah dimensi lain yang terpisah jauh. Hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat mereka. "TAKDIR SIALAN!!!!" "(Name)...