"Sepertinya teknik itu layak diuji, dan kau adalah kelinci percobaan ku, Anathema."
(Name) mengambil ancang-ancang untuk melompat ke udara, gadis itu berbisik pelan merapalkan sebuah kalimat,
"Kau yang menggenggam langit malam, menjelajah bintang-bintang, pinjamkan aku sayapmu, wahai sang Phoenix!"
Cahaya oranye menyelimuti kaki (Name), kesiur angin berada di sekitarnya. Memfokuskan energi spiritual Phoenix ke kakinya (Name) melompat ke langit. Ini adalah pertarungan di udara, bukan ranah manusia tetapi daerah kekuasaan para burung.
Sabit merah hitam itu (Name) ayunkan tanpa ragu ke arah mata Anathema, makhluk itu tentu memberikan perlawanan dengan melepaskan tentakel hitam dalam jumlah banyak untuk menyerang (Name). Tentakel itu melesat sangat cepat sampai-sampai (Name) belum sempat membuat pertahanan.
Gadis itu terbanting ke atap rumah, dengan sempoyongan dia berusaha untuk berdiri lagi. Darah mengalir dari mulutnya yang kemudian ia seka dengan punggung tangan. Penampilannya sudah acak-acakan, seragam Karasuno nya robek sana-sini.
"Sial, jika begini aku tidak bisa menggunakan teknik itu!"
Belum sempat (Name) berdiri sebuah tentakel diarahkan ke udara oleh makhluk itu, saat jatuh berubah menjadi jarum tajam.
BLARR!!!
Tameng transparan melindungi (Name) dari jarum-jarum itu. Gadis itu melihat ke bawah, ternyata Natori lah pelakunya. Dia dan Matoba berdiri di sana, bahkan Matoba membawa busurnya.
"(Name), lakukan rencanamu! Kami akan melindungi mu," teriak Matoba sambil merentangkan busurnya membidik mata Anathema.
(Name) mengangguk, kemudian menggores tangannya dengan 'pisau' miliknya. Menggambar sebuah lingkaran dengan darah segar itu. Lingkaran dengan pola-pola rumit berhasil gadis itu gambar, selanjutnya dia mengeluarkan sebuah kertas mantra dari dalam sakunya. Membaca sebuah mantra panjang untuk memanggil sesuatu. Sembari berdiri di tengah lingkaran itu.
Matoba melayangkan anak panahnya ke setiap jarum-jarum yang mengarah kepada (Name). Begitu pula dengan Natori, dia fokus kepada pertahanan perisainya saat tentakel lain menyerang.
"Wahai malaikat kematian yang membawa jiwa ke alam baka, dengarkanlah permohonan ku. Tunjukkan padaku jalan kepada sang onmyouji legenda, jadikanlah ragaku perantara kehidupan dan kematian. Bawa Abe no Seimei padaku, wahai Shinigami!!!"
BLARR!!!
Petir menyambar tepat pada (Name). Segera Matoba dan Natori menengok ke atas sana. Mereka berdua saling tatap kemudian menjauh dari sana, menyiapkan sesuatu untuk menyadarkan (Name) nanti.
Tubuh (Name) kian memucat, gadis itu terkapar di tengah lingkaran rumit. Anathema yang bingung dengan apa yang terjadi. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan makhluk itu menyerang (Name). Jarak beberapa centi sebuah cahaya membakar tentakel Anathema.
Anathema meraung kesakitan sekaligus marah. Dia ingat sensani ini, sensasi yang sama seperti ratusan tahun lalu. Seseorang yang sangat dia benci karena sudah menyegelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionHei... Bagaimana rasanya melihat sesuatu yang seharusnya tidak kau lihat? Dunia yang berbeda dengan dunia yang kau tinggali. Sebuah dimensi lain yang terpisah jauh. Hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat mereka. "TAKDIR SIALAN!!!!" "(Name)...