Akhirnya kantor abang Sawa resmi beroperasi pada tanggal 1 Januari 2021. Walaupun sebenarnya aku sedikit merasa malu dengan nama yang diberikan abang Sawa. "Sadewa Desain". Jelas sekali darimana nama itu berasal. Dasar budak cinta.
"Akhirnya kita kerja bareng ya Rin," ucap Rui sambil merangkulku.
"Heh, bukan muhrim ya," ucapku sambil menyingkirkan tangannya.
"Ente dirangkul Reo nggak ada masalah, kenapa kalo ane yang rangkul jadi bermasalah?" protesnya.
"Wes, wes, ojo nesu," ucap Kenta pada Rui.
Terkadang melihat kombinasi dua orang ini sangatlah aneh. Yang satu keturunan arab, yang satu lagi jawa tulen. Ketika pertama bertemu mereka, aku juga tak menyangka jika mereka akan berteman baik seperti ini. Namun, terlepas dari kombinasi aneh itu, mereka bahkan berteman jauh sebelum aku mengenal mereka.
"Nanti siang Pak Omi mau mampir ke sini, kalian jangan bikin masalah ya." Abang Sawa datang menghampiri meja kerja kami bertiga dengan membawa setumpuk map yang aku duga sebagai pekerjaan pertama kami.
"Kapan toh saya bikin masalah Pak Bos?" ucap Kenta. "Yang biasanya bikin masalah kan Rin," lanjutnya.
Mendengar apa yang baru saja diucapkan Kenta, aku langsung menoleh ke arahnya dan memelototinya. Enak saja dia bilang aku biasa membuat masalah.
"Hehe, bercanda Rin. Ojo nesu yo," ucapnya lagi sambil tersenyum sok manis.
"Itu kerjaan pertama kita ya Pak?" tanya Rui kepada abang Sawa yang sibuk menggelengkan kepalanya karena melihat kelakuanku dan Kenta.
"Ah. Iya. Ini ada beberapa proyek dari tempat Pak Omi yang dioper ke sini. Karna waktu itu kerjaannya saya yang pegang, jadi Pak Omi nego sama klien supaya mau dioper ke sini," jelas abang Sawa sambil menyodorkan tumpukan map yang sedari tadi ia pegang. Rui yang paling dekat dengan posisi abang Sawa pun menerima map-map itu.
"Karna Kenta ahli lanskap, kamu kerjain yang ini ya," ucap abang Sawa sambil menyerapkan satu map berwarna hijau kepada Kenta.
"Siap Pak Bos!" jawab Kenta bersemangat.
"Yasudah, saya ke ruangan saya dulu ya. Kalian kalau ada yang mau didiskusikan ke ruangan saya aja ya," ucap abang Sawa sebelum meninggalkan kemi dan kembali ke ruangannya.
"Rin, ente mau ambil kerjaan yang mana?" tanya Rui padaku setelah abang Sawa menghilang dari pandangan kami.
"Yang gampang yang mana?" tanyaku balik.
"Gampang, gampang. Mana ada yang gampang. Ente kira tugas anak TK," omel Rui padaku.
"Idih ngomel mulu udah kayak Om Naoto," timpalku. "Yaudah aku ambil yang mana aja lah. Tapi kalo bisa jangan punya klien yang rempong ya, hehe," lanjutku.
Rui kembali menggerutu dan memberikan satu map berwarna coklat kepadaku. Aku mengucapkan terima kasih ketika menerima map itu. Sesungguhnya aku cukup senang menerima pekerjaan ini. Ini adalah pekerjaan resmi pertamaku setelah sekian lama aku berhenti bekerja. Selama ini aku hanya menjadi asisten abang Sawa yang mengerjakan sebagian kecil dari keseluruhan pekerjaan, namun sekarang akulah yang mengerjakan semuanya dari awal hingga akhir. Aku harap pekerjaan pertamaku ini tak akan mengecewakan klien kami. Aku tak ingin menyusahkan abang Sawa yang sudah berbaik hati menjadikanku karyawannya.
Kami terlalu fokus dengan pekerjaan masing-masing hingga tak sadar jika waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang. Kami baru mengalihkan pandangan dari layar komputer ketika pintu depan kantor dibuka. Kami menoleh secara serempak ke arah pintu. Dari pintu yang terbuka muncul sesosok manusia yang sudah kami kenal. Om Omi, mantan bos abang Sawa, Kenta dan juga Rui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Absurd
FanfictionIni hanyalah cerita absurd tentang kebobrokan Kakak dan juga adik-adikku beserta orang-orang absurd lainnya di kehidupanku. Namaku Rin, ngomong-ngomong. Anak ketiga dari lima bersaudara. Dari kami berlima hanya satu saja yang terlihat normal. Sisan...