Rencana Liburan Keluarga

7 1 0
                                    

Setelah kekagetanku di Bandara melihat keluargaku datang dan juga dua rekan kerjaku, aku pun kembali ke penginapan. Aku kembali ke penginapan hanya untuk mengambil barang-barangku, karena aku akan pindah ke sebuah villa yang kata Ayah milik salah satu kenalannya dan bersedia meminjamkannya kepada Ayah selama Ayah di Bali. Aku tentu saja diantar Sho kembali ke penginapan. Dengan tambahan 2 penumpang tentu saja--Rui dan Kenta. Selama pejalanan dari bandara menuju penginapan, Kenta terus mengoceh bagaimana bahagianya ia bisa bertemu dengan Sho lagi. Di bagian itu, tentu saja aku mengamininya. aku cukup senang kami bisa berkumpul kembali seperti dulu. Walaupun tentu saja untuk waktu yang sangat singkat.

"Nek aku ra buka IG yo aku gak tahu kamu ketemu sama Rin di Bali, Sho," ucap Kenta pada Sho yang disetujui oleh Rui.

"Kita sampe ngemis sama pak bos biar diajakin ke Bali, supaya bisa ketemu kamu lagi," tambah Rui.

Sho hanya tertawa pelan menanggapi segala pernyataan Kenta dan Rui. Aku pun juga menanyakan bagaimana mereka bisa ikut kemari bukannya bekerja.

"kalian kok bisa ikut ke sini? Kerjaan gimana?" tanyaku.

"Aman Rin. Kerjaan tetep lanjut ini." Rui menjawab sambiil mengangkat tas laptopnya yang bisa kusimpulkan jika ia tetap akan bekerja di sini. Lalu apa gunanya mereka kemari jika mereka hanya akan melanjutkan kerja.

"Terserah deh, yang penting jangan ajak-ajak aku kerja ya. Aku mau liburan," ucapku memperingatkan mereka.

"Nda setia kawan kamu Rin," protes Kenta yang langsung aku pelototi.
Selanjutnya, kami--Aku, Kenta dan Rui--berdebat mengenai membantu pekerjaan nantinya. Sho tidak ikut dalam perdebatan, selain karena ia tidak bekerja bersama kami, tentu saja karena dia orang yang cinta damai tidak seperti kami bertiga. Sho hanyya tertawa kecil melihat tingkat kami bertiga.

Setelah sampai di penginapan, aku langsung turun dan menuju kamar untuk mengambil barang-barangku. Saat masuk ke dalam kamar, Ran dan Momoka tentu saja bertanya-tanya. Apalagi aku mengambil koperku dan bilang aku akan pergi. Aku tak menceritakan secara keseluruhan, aku hanya bilang jika aku akan melanjutkan liburan di sini bersama keluargaku yang datang menyusul. Mereka memelukku sebelum aku pergi. Aku cukup kaget ketika mereka memelukku, namun aku tidak keberatan dan merasa senang. Rasanya seperti memiliki adik perempuan. Apalagi selama ini aku hanya dikelilingi oleh saudara laki-laki.

Saat aku keluar dari penginapan, Sho menyambutku dan mengambil alih koperku, ia memasukkannya ke bagasi belakang dimana koper-koper milik Kenta dan Rui berada. Setelahnya, kami pun melanjutkan perjalanan. Villa yang dikatakan Ayah tempatnya cukup jauh dari pengiinapan yang kutinggali sebelumnya. Sho bilang ia tahu tempat itu karena ia pernah menangani proyek kecil di sana. Ia juga bilang jika tempat itu pemandangannya sangat indah.

"Nggak heran sih harga properti di sana mahal-mahal. Pemandangannya menjual banget," ucapnya saat menceritakan tentang lokasi villa teman Ayahku.

"Semahal apa?" tanya Rui penasaran.

"Yang jelas gaji setahun kacung korporat kayak kita nggak akan nutup buat DP," jawabnya sambil tertawa. Tawanya menular dan kami berempat pun tertawa bersama.

Setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh dan memakan waktu hingga 2 jam, kami akhirnya sampai di villa milik teman Ayah. Saat pertama kali sampai, aku tak bisa berhenti mengagumi betapa mewahnya villa itu. Bangunan villanya sangat modern dan didominasi kaca. Bangunan dua lantai itu didominasi dengan warna putih yang jelas berpadu dengan apik dengan hijaunya taman di depan villa dan birunya laut di belakang villa. Apalagi ketika aku sampai, matahari sudah hampir terbenam. Pemandangannya terlihat sangat indah. Aku sangat yakin jika harga villa ini sangat mahal. Pemiliknya pasti sangat kaya. Ditambah lagi perabotan yang ada di dalam villa jelas bukan barang murahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita AbsurdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang