Ketika sampai di Bali, aku sangat mengantuk. Padahal perjalanan yang kami tempuh tidak lama dan waktu belum terlalu larut, tapi mataku rasanya sangat ingin terpejam.
"Rin, jangan tidur dulu, mobil jemputannya belum dateng ini." Om Naoto menoel-noel pipiku agar aku tidak tertidur sekarang juga.
"Ngantuk Om," jawabku singkat dengan mata terpejam.
"Baru jam berapa ini Rin? Masa udah ngantuk sih?" Salah satu anak buah Om Naoto bertanya dengan nada mengejek. Aku tak punya energi meladeninya, jadi aku hanya mengibaskan tanganku asal dengan mata terpejam.
Tak lama kemudian, mobil jemputan kami datang. Aku pun langsung masuk ke dalam mobil ketika Om Naoto menyuruhku masuk ke mobil. Di dalam mobil tentu saja aku langsung terlelap. Aku bahkan mengabaikan protes Om Naoto yang memintaku agar aku tetap terjaga setidaknya sampai hotel nanti.
Ketika aku bangun, hari sudah terang. Aku mengerjap beberapa kali sebelum benar-benar sadar. Semalam aku benar-benar tidur sangat nyenyak, aku bahkan tidak ingat bagaimana aku bisa sampai di kamar hotel.
"Kakak sudah bangun?" Aku menoleh ke asal suara yang berasal dari samping kiriku. Ternyata Momoka yang satu kamar denganku.
"Gimana caranya aku sampe kamar Ka?" tanyaku.
"Digendong Om Naoto Kak," jawabnya.
Aku hanya ber 'oh' ria mendengar jawaban Momoka sambil mendudukkan diri di kasur. Aku menguap sebentar sebelum bertanya kembali kepada Momoka.
"Kita hari ini jadwalnya apa ya?" tanyaku.
"Hari ini kata Om Naoto mau cari lokasi lagi, soalnya lokasi yang sebelumnya ditentuin nggak jadi dipake kak," jawabnya sambil menyisir rambutnya.
"Kita juga ikut?"
"Nggak kak, Cuma Om Naoto, Bang Keita sama beberapa crew cowok yang pergi. Kita yang cewek-cewek stay di hotel aja kak sambil ngecekin peralatan."
Aku hanya mengangguk-anggukkan kepala mendengar penjelasan Momoka. Kemudia aku beranjak menuju kamar mandi. Sejak sampai aku belum mandi karena langsung tertidur, jadi aku harus mandi sekarang. Mungkin selama menunggu Om Naoto kembali, aku bisa jalan-jalan di sekitar hotel. Tentu saja setelah membantu yang lainnya mengecek peralatan.
*****
Setelah selesai mandi dan mengecek peralatan yang kami bawa, aku mengajak Momoka dan yang lainnya utuk jalan-jalan di sekitaran hotel. Tentu saja sebelumnya aku sudah meminta izin kepada Om Naoto. Lagipula, Om Naoto dan crew laki-laki yang pergi dengannya belum tahu kapan akan kembali, jadi daripada kami bosan menunggu lebih baik menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan. Karena hotel tempat kami menginap dekat dengan pantai, tentu saja kami berjalan-jalan di pinggir pantai. Untung saja cuaca hari ini tidak terlalu panas, sehingga mereka tidak protes ketika kuajak ke pantai.
"Kak, kata Om Naoto, mereka kemungkinan balik sore. Kita ngapain nih kak sampe sore?" tanya Momoka padaku. Sejujurnya aku pun tak tahu harus apa. Apalagi aku biasanya lebih memilih tidur jika sedang senggang.
"jalan-jalan?" jawabku ragu.
"Yah, kak, jalan-jalan terus. Capek dong," protesnya. Aku hanya bisa tertawa canggung.
"kalian maunya gimana sambil nunggu Om Naoto balik?" Akhirnya aku melemparkan pertanyaan kepada yang lain.
"Gimana kalau wisata kuliner?" usul salah satu . Aku tidak ingat siapa namanya.
"Ah, iya boleh juga itu." Momoka menanggapi dengan girang, begitupula yang lain.
Akhirnya kami sepakat untuk mencari tempat makan yang dekat dengan hotel. Kenapa harus yang dekat dengan hotel? Tentu saja untuk menghemat pengeluaran. Tempat jauh sama dengan pengeluaran lebih untuk transportasi. Dibandingkan mengeluarkan uang lebih untuk tranasport, tentu saja kami lebih memilih untuk mengeluarka uang lebih untuk makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Absurd
FanfictionIni hanyalah cerita absurd tentang kebobrokan Kakak dan juga adik-adikku beserta orang-orang absurd lainnya di kehidupanku. Namaku Rin, ngomong-ngomong. Anak ketiga dari lima bersaudara. Dari kami berlima hanya satu saja yang terlihat normal. Sisan...