1. Sandyakala

240 21 30
                                    

𝒟𝒾𝒻𝓇𝒶𝓀𝓈𝒾

~Aku ingin bangkit untuk sembuh, bukan terpuruk hingga rapuh -
--------
Difra Sandyakala

Bimantara Askalla merupakan cowok yang cukup dikagumi di sekolahnya, alis tebal dan mata yang sebening bulan purnama. Tatapannya yang berhasil menghunus siapa saja, berita mengenai putusnya hubungan dengan anak IPS membuat gaduh satu sekolah. Anak jurnal bahkan menjadikan topik utama di kalangan berita sekolah, konon katanya seorang Askalla di selingkuhi.

Sifat Kalla itu penuh misteri, anak dari salah satu pengusaha terkemuka membuat beban di pundaknya. Masa lalu yang membuat trauma dan rumah yang tidak bisa di sebut rumah yang layak untuk ia tinggali.

"Udah dapat gandengan aja nih," pria dengan rahang tegas dan senyum yang mampu membuat wanita bertekuk lutut itu tersenyum mengejek ke arah seorang gadis. Albrama Husaini Wicaksono, salah satu kawan Kalla, yang bisa di bilang crocodile. Salah satu kebanggaan sekolah, Karena otaknya secemerlang lembayung.

"Apaan sih Al, jangan ikut campur urusan orang deh"

"Heran gue kenapa Kalla dulu sempet jatuh cinta sama lo" sahutnya sambil berlalu, kembali menebarkan pesona.

"Awas aja Al!" gadis itu menatap tajam sosok yang menghilang, Aqila Putri Hafnia adalah mantan Askalla. Wajahnya yang cantik sangat bertolak belakang dengan sifatnya. Bahkan disaat menjalin hubungan dengan Kalla, gadis itu secara terang-terangan jalan dengan adik kelas.

"Seleranya baby emess gess" kalau kata Chiko sih gini.

***

"Pagi friends!" muncul sosok gadis dari pintu kelas, rambutnya sebahunya ikut bergoyang saat ia berjalan. Bibirnya menebarkan senyum sedari tadi.

"Dif bagi contekan dong,"

"Dif mintain gelang gue di anak OSIS ya, please.."

Udah biasa.

"Difra cantik tugasnya mana,"

"STOP!" gadis itu berteriak, membuat mulut yang sedari tadi memangilnya kicep.

Setelahnya ia duduk lalu mengeluarkan buku dan menaruhnya di atas meja, sudah paham dengan mata-mata yang memandangnya. Mereka langsung menyerbu satu persatu.

Selanjutnya gadis itu menoleh ke arah meja yang terlihat kosong, sosok yang selalu ia nantikan kedatangannya. Wajahnya terlihat khawatir karena ia sempat melihat pria itu di saat terpuruknya.

"Kalla mana?" tanya Difra, gadis yang menyukai senja. Sudah memendam perasaannya begitu lama, karena ia tidak ingin menganggu hubungan siapapun.

"Biasalah Dif, di tongkrongan mungkin. Tuh kursi antek-anteknya aja udah kosong" matanya menatap kursi tempat Albrama, Chiko dan Vano yang tidak berpenghuni.

"Rum izinin aku ya, ada urusan OSIS" ia meninggalkan kelas begitu saja, Arumi hanya menggelengkan kepalanya.

Dasar anak oses!

Pria dengan alis tebal mata tajam itu menyesap benda bernikotin, Kalla merupakan perokok berat.

" Gue di tolak cewek!" Albrama terduduk lesu.

DIFRAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang