30. Tanpa Kata

20 8 1
                                    

𝒟𝒾𝒻𝓇𝒶𝓀𝓈𝒾

"Kall hari ini aku sama kamu ya, perjalanan ke puncak pasti lama banget .Tau kan Kall kalau aku tuh gampang bosen di bus, kamu pakai mobil kan? Bolehin ya Kall nebeng?Please.." Aqila menunjukkan senyum termanisnya yang dahulu digunakan untuk merayu Kalla. Dia yakin kalau Kalla tidak mungkin berpaling darinya, ini hanya sesaat sebelum pria itu kembali ke pelukannya.

"Ayo ikut gue ke mobil" ajak Kalla, Aqila bersorak gembira. Dia mengikuti langkah Kalla yang berjalan menuju mobil dengan tergesa-gesa.

"Masuk aja dulu, gue ada urusan bentar" kata Kalla meninggalkan Aqila yany tersenyum kecil, gadis itu memasukkan barang-barang yang Ia bawa ke bagasi. Semut ini harus ia singkirkan terlebih dahulu.

"Gimana mobilnya Kall? Yang nebeng udah stay emang?"

"Ada di mobil, gue duluan. Hati-hati bawa mobil. Jangan ngebut karena Lo bawa anak orang" katanya memberikan kunci mobil lalu berjalan menuju mobil yang baru saja datang di antarkan sopir rumahnya.

Kalla memakai jaketnya, dia tersenyum menyambut gadis berambut sebahu itu dengan tatapan yang sulit di jabarkan. Memgambil alih tas ransel yang Difra gendong dan memasukkannya ke bagasi mobil, Difra kini terlihat lebih fresh daripada hari-hari biasanya. Yang baru Kalla ketahui adalah gadis itu mengganti warna lipstiknya menjadi lebih cerah dan sesuai dengan warna kulit Difra, walau wajahnya terlihat sedikit pucat.

"Aku bawain novel-novel biar kamu nggak bosen selama perjalanan Dif, yuk masuk. Kita langsung berangkat aja. Mau mampir beli apa nggak hm? Itu ada buah apel di dalam. Buat makan siang kamu nanti kalau udah memasuki wilayah pedesaan." pria itu membukakan pintu mobil untuk Difra, tangannya bahkan terulur untuk melindungi gadis itu agar tak terjeduk mobil.

"Nggak usah repot-repot Kall, tapi terimakasih sebelumnya. Aku menerima dengan baik, kok kamu tahu sih aku suka buah?" Difra tersenyum kecil, Ia melihat beberapa novel yang sengaja pria itu beli.

"Fantasi?  Kamu bahkan tahu Kall aku suka sama novel ini? Pas banget belum beli, ceritanya bagus Kall. Tentang seorang gadis yang mencoba mengubah hidupnya tapi terlanjur meninggal hanya karena alasan bodoh. Tersengat listrik, bahkan gadis itu lupa jika ada seseorang yang merasa kehilangan kehadirannya" tutur Difra, Kalla menyimak sambil menghidupkan mobil.

"Bagus kalau Lo suka, di baca Dif. Kalau udah ngantuk tidur aja" Kalla mengelus surai bergelombang milik Difra dengan sayang. Ada sesuatu yang ingin pria itu ucapkan namun urung Ia lakukan.

"Iya Kall"

"Kamu suka bintang Dif?" tanya Kalla, kini pria itu menyetir mobil sesekali mengobrol dengan gadis yang kini mulai membaca bukunya.

"Suka, apalagi rasi canis major. Dia punya filosofi yang bagus" jawab Difra, gadis itu terkejut merasakan telapak tangan hangat Kalla menempel di tangannya dan meninggalkan rasa hangat yang dahulu Ia rasakan.

"Hmm, bintang indah Dif. Seperti kamu."

"Kamu??" ulang Difra merasa salah dengar.

"Hm"

Jawaban tersebut hanya di balas senyum tipis oleh Difra, gadis itu mulai menguap. Dia meletakkan buku yang baru separuh di baca dan mencoba menutup mata.

Selama perjalanan berlangsung, Kalla fokus mengemudi. Sesekali melirik gadis yang sangat nyaman dalam tidurnya. Ia berhenti sebentar guna mengisi bensin di SPBU. Selesai dengan rutinitas mengisinya, Kalla menatap wajah Difra, anak rambut gadis itu menutupi wajahnya yang membuat Kalla memiliki inisiatif untuk menyampirkan anak rambut sang gadis.

"Dif, sembuh untuk kita ya." lirihnya, Kalla mendekatkan wajahnya hingga kini jarak keduanya hanya beberapa centi saja. Hingga dia merasakan pergerakan gadis itu, Kalla enggan untuk bergerak atau sekedar menjauh dari wajah Difra.

Difra cukup terkejut melihat jarak wajah pria yang menganggu hidupnya ini nyaris tanpa jarak. Hingga dia membulatkan matanya lucu saat benda basah mendarat di keningnya.

"Ini apa Kall?"

"Tidur lagi gih, nanti kalau laper kita berhenti sebentar untuk makan. Nanti gue bangunin" katanya lembut, Kalla bahkan langsung melajukan mobilnya kembali.

Jantung aman Dif?

"Tapi udah nggak ngantuk Kall, gimana dong? Aku temenin kamu nyetir aja deh ya. He bukannya tadi kamu bilang ada potongan buah,mau dong?"

"Ada Dif, coba buka tas kecil gue yang urutan ke dua." kata Kalla membuat Difra mengambil tas selempang Kalla yang lumayan kecil.

"Izin ambil ya Kall" cicitnya kecil sambil mengambil wadah berwana putih berisikan potongan buah.

"Iya Dif, makan gih. Kalau laper ngomong ya? Jangan di tahan pokoknya, awas aja kalau gue sampai denger perut Lo bunyi!" ujar Kalla membuat Difra mengangguk mengiyakan, gadis itu bersiap memakai jaketnya saat sudah memasuki area khusus kendaraan roda empat.

"Aku bawa roti Kalla, tenang aja. Udah fokus nyetir sana!" kata Difra membuat Kalla tersenyum. Ia mengangkat tangannya untuk menyugar rambutnya yang sudah cukup lebat.

"Kamu ikut ngecamp berapa hari Kall, setahuku nanti camping akan di adakan 3 hari supaya anak-anak bisa lebih mengenal jauh tentang alam." Difra mulai ke mode berbincang, Kalla berpikir sejenak sebelum menjawab.

"Lo sendiri ikut selama 3 hari?"

"Nggak tau..Lihat kondisi aja nanti" karena Difra punya alasan tertentu.

"Selama disana, jangan jauh dari gue ya Dif. Tetep stay sama gue apapun keadaannya. Dan gue mohon kalau ada kegiatan berat mending Lo nonton aja, nggak perlu ikut serta" nasehat Kalla, seketika Difra mengernyit heran dengan tingkah laki-laki di sampingnya ini.

"Why Kall?"

"Nggak papa, gue cuma nggak mau Lo kenapa-kenapa. Secara di sana kawasan hutan walau masih wilayah pedesaan. Gue cuma nggak mau Lo jatuh atau gimana-gimana Dif"

"Loh,, kita udah putus Kall kalau kamu ingin tahu. Nggak usah terlalu peduli sama aku bisa Kall? Kamu itu salah satu laki-laki yang bisa tarik ulur perkataan ya. Aku sampai bingung membedakan mana perkataan yang sebenarnya dan kebohongan dari mulutmu, please lebih baik jangan biarkan aku masuk terlalu jauh ke hati kamu, aku takut nanti susah keluarnya" ucap Difra, Ia melengos menatap ke langit-langit .Memalingkan wajahnya dari pria yang seketika terdiam mendengar ucapan gadisnya.

***

"Rum pelan-pelan sialan! Lo mau bikin gue masuk liang lahat HA!!!" Aqila sedari tadi mencak-mencak karena Arumi begitu ugal-ugalan dalam menyetir, membuatnya harus olehraga jantung berkali-kali.

"DIEM AELAH CEREWET AMAT LO JADI CEWEK!!" balas Arumi tak kalah berisik, selama 2 jam lamanya. Arumi harus menghadapi wanita gila macam Aqila yang membuat mulutnya komat-kamit mengucapkan kata istimewa.

"Woy Ati-ati!"

"Gue nggak mau mati!" Aqila mencengkram lengan Arumi yang sedang fokus menyetir.

"Apes amat sih gue hari ini." gerutu Arumi, gara-gara Kalla yang memintanya untuk mengemudikan mobilnya. Awalnya Ia enggan untuk menolong pria itu, tapi nasi sudah jadi bubur. Mau gimana lagi kalau bus sudah meninggalkan mereka bahkan tak ada rombongan yang tersisa. Alhasil Ia harus menyatu dengan Mak lampir cosplay manusia gila kaya Aqila gini. Masalahnya Ia tak tahu kalau makhluk jadi-jadian ini adalah Aqilaa.

"ARUM JERAM ATI-ATI!!!"

"Bct!!!"

Hargai dia selagi ada


*****

DIFRAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang