𝒟𝒾𝒻𝓇𝒶𝓀𝓈𝒾
Ada yang ingin kuceritakan, namun bibir ini enggan untuk berucap. Satu kata yang menghilangkan segalanya adalah kesalahpahaman. Dan aku harap tak akan terjadi lagi untuk sekarang dan nanti.
"Dif, nanti ikut gue mau? Kita jalan-jalan ke tempat yang pastinya belum Lo kunjungi? Mau Dif, jangan marah untuk alasan yang nggak jelas Dif. Gue nggak mau bertengkar hanya karena masalah kecil kaya gini" seminggu setelahnya, Difra kebanyakan diamnya. Gadis itu bahkan semakin menebalkan make up-nya, entah alasannya apa.
"Kenapa kaya gini ya Kall?"
"Gue sama Aqila udah selesai, kalau Lo bahas terus nggak ada endingnya masalah ini!"
"Tapi kenapa kamu berubah Kall, pria yang berdiri di depanku ini bukan Kalla yang seorang Difra kenal ,dia berubah semenjak gadis ini pamit untuk pergi sebentar. Aku berhak tahu kan alasanmu menjadi Bimantara Askalla yang sekarang?" ia mengucapkan unek-unek yang Ia rasakan semejak saat dimana Kalla mulai peduli lagi dengan mantannya.
"Mau Lo apa sih Dif??"
"Putus?"
"Bimantara Askalla!!" bentak Difra, gadis itu mengusap air mata yang mencoba meleleh, tidak sosok ini adalah sosok yang kuat. Menangis malah membuat dirinya tampak lemah, Difra yakin kuat dengan segala cobaannya yang ada. Pertanyaannya, apakah ini termasuk cobaan?
"Kecilkan suara Lo Dif" Kalla melengos, pria itu nggan menatap mata Difra yang berlelehkan air mata.
"Putus? Kenapa kamu suka sekali menggulung kata itu sih Kall, apa aku tidak cukup berharga di matamu.Apa semua ucapan itu bohong. Nyatanya kamu hanya menganggap ku sebuah figura Kall, dimana hanya sebagai bingkai untuk foto yang selalu kamu pandang!" pria itu hanya mampu menatap langit teras Difra, ketika hati ingin menjelaskan namun ada otak yang menolaknya.
"DAN FOTO ITU BUKAN AKU, NAMUN BODOHNYA AKU MASIH BERTAHAN WALAU AKU TAHU SIAPA YANG FOTONYA SELALU KAMU MIMPIKAN ITU"
"CUKUP DIF! GUE KESINI NGGAK MAU AJAK RIBUT, SEKARANG MAU PERGI ATAU GUE PULANG?" pria itu menekankan setiap kata yang dia ucapkan, berharap saja gadis itu menyudahi perdebatan yang tidak berguna ini.
"Semudah itu kamu bilang mau pulang?" Difra menahan pergelangan pria itu yang mau meninggalkan pekarangan rumahnnya.
"DIF UDAH!!"
"LO MAU PUTUSKAN? KALAU GITU GUE KABULIN, LO SEKARANG MAUNYA ITU HM?"
PLAK!
Untuk pertama kalinnya Difra melayangkan tangan kepada seseorang dan sialnya orang itu adalah Bimantara Askalla, hatinnya sangat sakit, alasannya untuk bertahan tidak ada lagi. Tuhan, kenapa di setiap hubungan dia selalu gagal. Keluarganya sendiri hancur dan mamanya memilih meninggalkan keluarga mereka dan kini pria yang baru saja masuk ke hidupannya juga ingin pergi meninggalkan dirinya. Difra gadis kuat, hal seperti ini tidak akan menjadi alasannya untuk mengeluarkan air mata.
"Bimantara Askalla tunggu" Dia kembali menahan tangan Kalla disaat pria itu melengos ingin meninggallkan pekarangan Difra
"Terimakasih sudah mampir walau sebentar dalam hidup Difra, semoga Kalla kedepannya semakin bahagia ya dan maaf untuk luka yang Difra torehkan. Kalla bisa duduk di kursi itu dulu, nggak lama kok, paling cuma lima menit. Tolong ya Kall tunggu sebentar" Difra berniat untuk masuk ke rumahnya, beberapa menit berlalu, Kalla masih setia menunggu gadis yang baru Ia putuskan beberapa saat lalu.
"Loh wajah Lo kenapa memar gini KALL?" Rafael yang kebetulan sedang ingin berkunjung ke rumah Difra keheranan melihat wajah Kalla yang memar, jangan ragukan kekuatan Difra. Dia itu walaupun memiliki tubuh yang mini tapi tenaganya kaya tenaga badak.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFRAKSI
Teen Fiction"Kalla, bisa berhenti memainkan perasaan Difra?" ~• Difra Sandyakala. Gadis periang, cerewet, dan juga manja. Di balik kehidupannya, ia menyimpan banyak luka. Bimantara Askalla, orang yang ia anggap sebagai pelitanya, justru meredup. Ada hati yang r...