26. What? Cemburu?

22 8 0
                                    

𝒟𝒾𝒻𝓇𝒶𝓀𝓈𝒾

Difra tersenyum menyambut gadis kecil yang berlarian menuju arah Rafael dan meminta gendong, bahkan gadis dengan rambut kriwil itu masih membawa boneka ikut serta untuk di gendong Rafael.

"Titip Arcie dulu ya Raf dan siapa gadis cantik ini?" tanya Paman Rafael melirik Difra, seketika Difra tersadar dia menyalimi paman Rafael yang terlihat begitu Indonesia, namun yang Difra heran adalah anak gadisnya yang masih kecil dan cenderung ke wajah-wajah bule.

"Difra Om, temen Rafael" jawab Difra sopan.

"Temen apa demen nih?" goda Paman Rafael.

"Udah deh, paman berangkat ke kantor aja, biar Arcie sama aku. Tuh muka Difra udah kaya tomat gara-gara Paman godain" ujar Rafael melirik Difra yang terlihat tersenyum canggung.

"Oh iya! Arcie,ayah berangkat dulu ya. Pokoknya nurut sama Om Rafael dan jangan lupa porotin uangnya." bisik Paman yang malah membuat Rafael membulatkan matanya.

"Polotin uangnya Yah?" Arcie itu masih belum bisa berkata dengan benar. Dia masih aga cedal di beberapa kata.

"Iya!Anak ayah kan pinter!"

"Iya Piter, Acie Piter"

"Astaga, anak sendiri kok di ajarin nggak baik. Udah sana Paman berangkat aja, hus hus" Difra meringis melihat interaksi antara keponakan dan Pamannya.

"Akrab banget ya Raf?"

"Ya begitulah Dif, paman itu emang lucu orangnya .Tapi 99,999 persen dia itu galak, percaya deh. Eh malah dapet anak perempuan yang super gumusss kaya gini. Kan mau”

”HAH?” Difra cengo.

"Ayo Arcie kita jajan-jajan dan main.." Rafael berniat menggendong Arcie namun gadis kecil itu lebih tertarik dengan Difra, matanya yang berwarna biru muda melirik Difra sedari tadi membuat Difra salah tingkah.

"Ke-kenapa dia lihatin aku kaya gitu Raf??" tanya Difra, raut mukanya berubah pias dan takut.

"Ante endong!"

"Minta gendong Dif dia, mau gendong nggak?"

"Boleh, tapi takut jatuh aku ”jawab Difra, bahkan kini jantungnya sudah berdetak kencang.

"Nggak papa, itung-itung latihan Dif" Rafael membantu Difra agar bisa menggendong Arcie dengan baik dan benar.

"Udah belum Raf?"

"Good, saatnya berangkat "

Gadis balita itu nampak nyaman berada di gendongan Difra, bahkan Difra sendiri tersenyum kecil melihatnya. Beberapa kali Arcie bahkan menguap saat berada di gendongan Difra.

"Rambutnya lucu ya Raf, kaya mie goreng" ujar Difra tiba-tiba, Rafael yang tengah menyetir tersenyum kecil. Ada-ada saja gadisnya ini. Eh gadisnya?

"Sampai.."

Mereka turun dari mobil, jika di lihat dari kejauhan. Kedua orang itu nampak sebuah keluarga bahagia yang baru saja di karuniai seorang anak. Siapa yany tak panas jika melihat betapa harmonisnya simulasi keluarga itu.

"Loh taman ini Raf?"

"Iya Dif, ini yang paling deket dan mainannya juga banyak dan nggak ekstrim-ekstrim banget." kata Rafael mengambil alih Arcie dari gendongan Difra karena merasa kasihan dengan gadis itu, Arcie terlihat tak suka saat Omnya memindahkan dirinya. Tapi mau gimana lagi, Ia tak tega.

"Sama Om aja deh, tuh kasian ante Difra capek”

"Nggak kok Raf,"

"Udah Dif capek aja, ntar nih anak minta jantung loh "

DIFRAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang