15. Ingat Cinta Itu Ada!

38 12 0
                                    

𝒟𝒾𝒻𝓇𝒶𝓀𝓈𝒾

tinggal adalah dimana kita nyaman untuk pulang, karena pulang ditunjukkan dengan kenyamanan


Hari Minggu adalah hari yang paling di tunggu oleh sejuta umat, waktu dimana merehatkan jiwa dan raga dari rasa lelah di hari-hari sebelumnya. Dengan rambut di jepol asal, Difra menikmati udara pagi hari dari balkon kamarnya. Disana terdapat beberapa bunga yang ia tanam untuk menghabiskan waktu luangnya, menyirami tanaman itu sambil bersenandung ria.

Lalu tak lama sebuah mobil keluaran terbaru memasuki area perumahannya, berhenti tepat di bawah balkon kamarnya. Difra meneliti siapa agaknya yang bertamu pagi-pagi sekali. Lagipula papanya juga sedang berada di luar kota. Kalau Kalla juga tak mungkin.

"Kak Bumi!!" gadis itu menjerit histeris disaat netranya bersirobak dengan mata coklat pekat tersebut.

Pria itu tersenyum, menatap gadis kecil yang tengah melebarkan mata melihat dirinya dengan tatapan kebahagiaan. Hingga ia merasakan sebuah air yang menimpa ujung rambutnya, tatapan teduhnya berubah tajam.

"Difra, apa-apaan kamu!Ini jas Kakak basah semua." gadis itu terkejut mendengar teriakan kakaknya, pandangannya jatuh ke selang yang dipegang. Tak sengaja air itu jatuh ke halaman hingga menimpa sang kakak.

"Mampus aku!!" seru Difra, ia berlari ke dalam kamar. Menyahut handuk lalu berjalan cepat menuruni tangga.

"Kakaknya datang bukannya di sambut dengan pelukan malah di siram pakai air. Kayaknya salah deh kakak pulang ke rumah." pria itu menatap tajam adiknya yang menunduk dengan tangan menyerahkan handuk.

"Kan Difra nggak sengaja. Lagian sih berdiri di bawah balkon kamar Difra. Salah siapa coba?" cicit gadis itu pelan.

Bumi menghela nafas, adiknya itu memang luar biasa. Luar biasa mengesalkan!Alhasil ia memilih memeluk sang adik, biar basah juga baju tidur bergambar strawberry itu.

"Papa nggak pulang Dif?" setelah melepaskan pelukan sang adik, Bumi bertanya. Pria itu sudah tahu jawabannya disaat Difra menggeleng kecil.

"Duduk dulu deh kak, kok pulang nggak bilang-bilang sih. Jadinya kak Bumi sendiri yang kena getahnya, karena buat Difra kaget." ucap gadis itu, berjalan mendahului kakaknya.

"Biar suprise" jawab Bumi melepaskan jasnya yang basah karena ulah sang adik.

"Dih suprise suprise..."

"Setelah beberapa bulan nggak pulang, Kak Bumi juga masih sama ya. Ngeselih!Mana nggak bawa oleh-oleh lagi, pelit amat sama adik sendiri!" cerocos Difra, menatap sang kakak dengan mata memincing.

"Hey!"

"Ternyata setelah sekian lama, kamu juga nggak berubah ya. Masih suka nyela ucapan orang yang lebih tua!" jawab Bumi mengacak-acak rambut sang adik.

"Don't touch me!" teriak Difra tepat didepan telinga Bumi, membuat Bumi segera menjauhkan telinganya dari mulut Difra yang kelewat durhaka.

"Tuh mulut nggak pernah sekolah hm?Sini kakak kasih pelajaran dulu!Biar nggak semena-mena sama telinga orang lain" kata Bumi mencomot mulut sang adik dengan gemas. Difra hanya cemberut seraya mencoba melepaskan tangan sang kakak dari mulutnya.

"Mbak dimana Dif?" tanyanya, pasalnya sedari tadi tidak menemukan keberadan ART yang biasa menangani rumah besar ini. Bumi memutuskan untuk naik ke kamarnya yang lama tidak berpenghuni, Difra sendiri memilih berjalan ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk kakaknya. Mbak hari ini libur karena ada anggota keluarganya yang sedang melahirkan.

DIFRAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang