8. Jealous

50 13 0
                                    

𝒟𝒾𝒻𝓇𝒶𝓀𝓈𝒾

"Beneran pacaran woy si Kalla!" Vano berteriak seperti orang kesetanan.

"Kan udah gue bilang, lo sih pada nggak percayaan sama gue," Albrama menjawab dengan tangan memegang  buku bersampul coretan angka yang bercampur dengan huruf. Sudah seperti Teletubbies saja, tidak terpisahkan. Vano bahkan ngeri melihatnya, kok ada orang yang tidak mual dengan Fisika?

"Difra posting sesuatu, lihat deh cepetan!" benda canggih miliknya diangkat tinggi-tinggi. Hingga anak-anak yang kelewat kepopun lirik-lirik tak jelas.

~Difrasandyakala

124 suka Difrasandyakala Si paling sibuk😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

124 suka
Difrasandyakala Si paling sibuk😌

23 komentar
~Darara Pacarnya baru Neng?

~Juspisangenak jual followersnya kakak.

~Cikcikhoo Wah demi apa?Ini tuh jam tangan Kalla!

~Ratnasahri Difra udah punya pacar ya? Belajarnya dijaga lho ya, jangan pacaran melulu.

~Aqilahafnia Selamat Dif, semoga langgeng ya hehehe
   

Dari sekian banyaknya komentar yang berdatangan, satu-satunya yang dibalas adalah Aqila. Vano tersenyum puas, siap-siap panas tuh hati. Mereka akui, Difra merupakan tipe cewek tenang dan kalem.

~Difrasandyakalla Thanks Qil, doanya aku aminkan.

"Ah yang bener kalian?Mana sini gue mau lihat" Arumi merebut hendphone Vano, seketika itu juga matanya melotot seakan ingin keluar.

"Paling itu jamnya sama kali, nggak mungkin ah Difra pacaran sama Kalla" masih tidak percaya dengan fakta yang ada. Kalla sama Difra itu bagikan langit dan bumi. Sifat mereka bahkan cenderung bertolak belakang.

"Serah deh serah" tak mau ambil pusing, Vano merebut handphonenya kembali dengan kasar.

"Pagi" gadis yang dibicarakan datang dengan senyum sejuta watt, tak lama muncul pria yang sedari tadi ikut menjadi bahan pembicaraan.

Sudah dua hari Difra tidak masuk ke sekolah, kini tiba-tiba sekolah lagi dengan wajah yang tertutup masker. Ada apa gerangan dibalik masker pink itu?

"Flu ya Dif?"

"Hooh," jawab Difra seraya mengeluarkan buku-bukunya, dirinya terbiasa menata buku pelajaran sebelum sang guru tiba.

"Dif" suara di bangku sebelahnya membuat Difra buru-buru menoleh, 

"Iya Kalla, ada apa?"

"Boleh pinjem pensil?" padahal saja sebelum-sebelumnya nggak pernah bilang mau pinjem. Tiba-tiba main ambil dan tak pernah kembali.

"Nih," memberikan pensil berwarna pink dengan merek yang terkenal dikalangan para pensil lainnya. Kalla meraih pensil yang Difra sodorkan, hingga tangannya dengan sengaja menyentuh punggung tangan Difra lalu mengelusnya pelan.

DIFRAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang