EPILOG

55 8 6
                                    

𝒟𝒾𝒻𝓇𝒶𝓀𝓈𝒾

I know but I don't want to, you have the right to enjoy the beauty of the universe and everything in it. Don't ever make me your shadow, make the name Difra a lamp that will light up the future.

***

"Bagaimana operasinya?" Bara menatap dokter yang keluar dari ruang operasi, lima jam lalu dia diberitahu kalau sang anak mengalami kecelakaan mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana operasinya?" Bara menatap dokter yang keluar dari ruang operasi, lima jam lalu dia diberitahu kalau sang anak mengalami kecelakaan mobil. Bagian terparahnya adalah saat anaknya mengalami luka dimata yang sangat parah. Membuat dirinya syok seketika.

"Alhamdulillah operasi berjalan lancar, anak anda beruntung..." dokter tersebut menepuk seraya tersenyum kecil.

**

"Kall, kondisi Difra semakin kritis. Maaf gue bohong sama Lo, kita memang menutupinya dan itu atas perintah dokter yang menangani Lo. Tapi gue nggak nyangka kalau kondisinya kembali down."

Kalla tenguncang, jiwanya kian gila. Hingga dia tidak fokus menyetir, sebuah truk roda dua melaju dengan kecepatan tinggi ke arahnya, hingga benturan luar biasa' menyeret mobil itu hingga membuat kaca depan dan bagian tubuh mobil meledak.

"Dif tunggu gue..”

***

"Kak Bumi.." lirih dan lemah, suara itu membangunkan Bumi yang sedang memejamkan mata.

"Difra, sayang. Kamu kenapa? kamu sadar dek, ada yang sakit? Sebentar biar kakak panggilkan dokter " pria yang tak pernah lelah menjaga adik kecilnya siang malam, tersenyum begitu bahagia. Hingga sesekali gadis itu sadar dan mencoba tersenyum sebisanya.

"Kak makasih untuk semuanya, Difra sayang kak Bumi, semoga kak bumi selalu bahagia ya. Kak Bum, Difra rindu Kalla." lirihnya membuat Bumi menerbitkan senyum bibirnya, Ia mengusap rambut Difra dengan perlahan.

"Dia sedang dalam perjalanan dek, sebentar lagi pasti sampai. Laki-laki itu juga sangat merindukanmu. Bahkan selama ini dia meneror kakak terus menerus..."

***

Adakah yang lebih menyakitkan saat melihat orang yang kamu cintai terbaring tak berdaya. Itu Difra, melihat begitu banyak lara yang tak biasa'. Hingga Kalla yang datang mewarnai hidupnya, Difra tak pernah menyesal mengenal dan mengejar cinta itu, walau kenangannya sebentar, setidaknya Difra punya.

"Kak titip sesuatu buat Kalla ya, Difra kasih di kotak kecil dekat meja, kakak harus janji nggak boleh nangis" ucapan Difra terjeda saat air mata tumpah begitu saja.

"Kakak.. Difra saaaangat sayang kakak. Difra mau kakak terus sehat dan hebat, kakak nggak sendirian. Difra bakal lihat kakak dari jauh nantinya"

DIFRAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang