10. Semua Manusia Sulit Dipahami

3.1K 313 12
                                    

"Kenapa perempuan begitu susah untuk dipahami?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa perempuan begitu susah untuk dipahami?"

Pertanyaan Dokter Talaga sontak membuat aku tertawa. Ia menatapku, tampak bingung.

"Kenapa kamu tertawa?" tanyanya.

"Ya, lucu aja ... kalau orang lain yang nanya, saya mungkin nggak akan tertawa, Dok. Tapi ini Dokter Talaga lho! Seorang residen obgyn yang keren banget kalau lagi di meja operasi dan selalu paling paham soal pasien-pasiennya yang kebanyakan perempuan!" ujarku.

Dokter Talaga menghela napas panjang. Oke, saatnya serius! Bagaimanapun Dokter Talaga adalah residen, sementara aku cuma seonggok koas! Kalau aku terlalu lama menertawakannya, yang ada nyawaku di ujung tanduk!

"Oke, sekarang serius. Memangnya apa yang membuat Dokter berpikir demikian?" tanyaku balik.

Ia diam untuk beberapa saat. Seolah berusaha memilah-milah kata agar tak terdengar konyol. Tangannya masih sibuk memutar kemudi.

"Tunangan saya marah," ucap Dokter Talaga.

"Karena?"

"Karena saya lupa soal anniversary kami," katanya.

Aku membelalakkan mata sambil menutup mulutku dramatis. Aku memang belum punya pacar, punya mantan pun tak sampai anniversary. Akan tetapi, aku tau jelas bahwa anniversary adalah sesuatu yang krusial untuk kaum hawa.

"Dokter lupa tanggal anniversary Dokter? Ya wajarlah kalau tunangan Dokter marah!" seruku. "Anniversary-nya hari ini?"

"Bukan, anniversary kami masih bulan depan. Saya bisa paham kalau dia marah karena saya lupa bahwa hari ini adalah anniversary kami, masalahnya anniversary itu masih bulan depan. Dia menanyai saya secara random soal tanggal anniversary itu. Rasanya seolah-olah dia sedang mencari kesalahan saya," papar Dokter Talaga.

Kini aku berusaha memikirkan kata-kata apa yang hendak aku keluarkan dari bibirku ini. Aku tak mau salah langkah dan malah berakhir didepak dari mobil ini dan berjalan sampai ngesot untuk kembali ke rumah sakit.

"Hm ... oke, saya bisa paham perasaan tunangan Dokter. Beliau pasti kesal karena mungkin menganggap bahwa anniversary adalah sebuah hal yang penting, sementara Dokter tampak menyepelekannya. Dan saya juga paham, Dokter mungkin memang tidak berniat menyepelekannya. Dokter juga mungkin kesal karena merasa bahwa tunangan Dokter terlalu berlebihan. Tapi in the end of the day, ini cuma masalah komunikasi. Dokter sama tunangan Dokter mungkin sama-sama capek, stres karena masalah rumah sakit, dan akhirnya malah saling menyakiti," jelasku.

"Jadi menurut kamu saya harus apa?"

"Ngobrol, Dok! Coba Dokter ngobrol empat mata, cari momen berdua yang nggak diganggu siapa-siapa. Mungkin Dokter bisa kasih hadiah juga buat pembuka. Bisa, deh, nanti bahas apa yang Dokter suka dan nggak suka. Sebaliknya, tunangan Dokter juga gitu nanti. Beres deh!" tuturku.

5 Criteria To Be My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang