Money - 3

3K 354 51
                                    

"Okey, that's it for today. Thank you, class."

"Thank you, Ms. Park."

Roséanne Park baru saja menutup kelasnya dari mata kuliah di bidang seni musik yang menjadi pekerjaannya sebagai dosen.

Gadis muda yang sudah menyandang gelar master dalam jurusan seni itu menjadi dosen di Seoul National University, perguruan tinggi terbaik yang ada di Korea.

Dia sudah mengajar satu tahun sejak pertama menyelesaikan gelar magisternya.

Dan sejak saat itulah, dia juga mulai menjalin cinta dengan mantan dosennya sendiri, yaitu Kim Jisoo.

Drrtt! Drrtt!

My precious 'Chu' :
"Sayang, aku memiliki kelas tambahan sore ini. Mian... Kau bisa langsung pulang jika kelasmu sudah selesai. Tidak perlu menjemputku, ne? Pastikan kau makan setelah sampai apartemen. 😘"

Rosie POV.

Wanitaku mengirim pesan sesaat sebelum aku meraih kunci mobilku untuk segera beranjak dari kursi. Yang mana akhirnya kuurungkan kembali niatku, dan malah duduk untuk membalas pesannya.

Kubalas pesannya dengan kata-kata manis nan romantis, karna aku memang suka memperlakukannya seperti itu.

Sebab Jisoo adalah cintaku.

Me :
"No, Darl. Aku akan tetap menjemputmu. Selama itu, mungkin aku akan ke bengkel sebentar. Kurasa ada sedikit masalah pada rem tangan. Jadi aku akan mengeceknya. Kita akan makan bersama nanti, oke? Love you. "

Message send . . .

Bibirku tersenyum setelah pesan itu berhasil kukirimkan pada pacarku.

Ya, pacarku. Seorang wanita yang begitu kucintai.

Kami sudah setahun bersama, setelah selama hampir setahun juga aku mencoba mendekatinya.

Jisoo adalah dosenku di program magister yang sedang kuambil saat itu.

Selain karna cantik, pribadinya yang cenderung tenang dan pendiam, praktis membuatku terpesona.

Jangan kira mudah mendekatinya, sebab itu benar-benar sulit.

Aku sudah yakin dia gay, sejak pertama kami beradu mata, dimana akulah yang dengan berani menguncinya.

Saat itu usahaku semakin gencar. Sampai dosenku yang cantik itu berhasil kupacari tepat di hari aku keluar dari ruang sidang tesisku.

Dia memberi selamat, sekaligus satu kecupan di pipi.

Kami berkencan setelahnya.

Namun rupanya ada resiko yang harus terbayar dari hubungan yang baru saja terjalin itu.

Beberapa orang mulai mengendus hubungan kami, dan Jisoo merasa canggung bekerja bersamaku di SNU.

Ya. Setelah berhasil menyandang gelar magister, aku mengabdikan diri mengajar di kampus ini bersamanya.

Yang mana akhirnya membuatnya terpaksa resign demi posisiku agar tetap aman dalam bekerja.

Jisoo berkorban.

Wanitaku rela melakukan hal itu demi diriku, yang sangat ia cintai.

Aku terharu sekaligus bahagia memiliki dia disisiku.

Dan aku juga cukup lega, sebab tak lama setelah ia keluar dari kampus, Jisoo langsung diterima di universitas swasta yang tak kalah bergengsi dari SNU.

Hubungan kami berjalan semakin sehat, dengan saling mendukung karir masing-masing.

MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang