08.24 KST, at Rosie's apartment.
Rosie bangun dengan kepala sedikit berputar akibat tidurnya yang terasa lebih lama dari biasanya.
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan lebih, yang mana tidak biasanya ia bangun sesiang ini.
Dipijatnya sejenak pelipisnya sendiri sembari membuka matanya secara perlahan.
Tampak cahaya matahari menyorot masuk dari jendela yang telah terbuka, dan membuat kamarnya itu terasa hangat seketika.
Tangannya kemudian bergerak menyingkap selimut, dimana hal itu baru membawanya dalam kesadaran atas apa yang terjadi semalam.
Seketika pipinya bersemu merah.
Semalam, ia baru saja bercinta dengan kekasih yang begitu ia cintai, Kim Jisoo.
Rasa pusing seketika hilang, yang membawa kakinya kemudian beranjak dari ranjang.
Diraihnya celana dalam serta piyamanya yang berserakan dibawah, untuk ia kenakan dengan tergesa.
Ceklek!
Rosie membuka pintu bersemangat.
Pandangannya langsung menemukan sang kekasih tengah berdiri diatas mesin espreso.
Jisoo sedang membuat kopi.
"Good morning, my love..."
Tubuh yang lebih kecil dari Rosie itu seketika masuk kedalam pelukannya.
Kim Jisoo sempat terperangah, namun dia hanya membeku tanpa kata.
Dalam beberapa saat, kepasrahan itu ia berikan bersama kecupan-kecupan singkat yang mendarat pada rambut juga bahunya.
"Jam berapa kau bangun, hm? Kenapa sudah cantik seperti ini?"
Roseanne melempar pertanyaan, sembari menatap siluet wajah cantik Jisoo yang terbias pada mesin espresso.
Memang, saat ini Jisoo sudah terlihat rapih dengan setelan kerjanya sebagai dosen.
Violin yang sebetulnya jarang ia bawa ke kampus itupun, terlihat bertengger diatas counter kitchen.
Rosie meliriknya sesaat, namun perhatiannya tertuju kembali kepada wanita cantik si pemilik bibir berbentuk hati.
"Apa kau akan langsung menuju rumah Jiyeon setelah mengajar nanti, sayang?"
Pertanyaan selanjutnya, yang lagi-lagi belum digubris oleh kekasihnya.
Perlahan Jisoo malah melepaskan pelukan itu, untuk kembali membuat kopi.
Kening Roseanne mengernyit.
Matanya bergerak menyimak pergerakan Jisoo yang mulai membuatnya tak tenang.
Merasa perlu mencairkan suasana, Rosie tahu ia harus menenangkan dirinya terlebih dahulu.
Dibukanya lemari es untuk menuang segelas susu, lalu meneguknya hingga setengah.
Glek!
"Aku memiliki kelas sore. Jadi sepertinya aku hanya bisa mengantarmu saja kesana. Apa tidak masalah jika kau pulang dengan taksi?"
Jisoo tetap hening. Ia tengah mengaduk kopi yang baru saja diberikan krimer disana.
"Yang jelas, kau harus menolak jika Jiyeon menyuruh adiknya lagi untuk mengantarmu."
Glek-glek!
Roseanne meneguk habis susunya setelah kalimat itu selesai. Tetapi tetap saja ia tak mendapat jawaban.

KAMU SEDANG MEMBACA
Money
RomanceApa yang paling dibutuhkan seseorang didunia ini untuk bertahan hidup? Jawabnya, tentu saja uang. Segala hal akan dilakukan demi menuntaskan obsesi tersebut. Begitu pula bagi Jennie dan Lisa. Dimana keduanya sama-sama memiliki kepentingan sendiri da...