Money - 1

8.4K 675 196
                                    

WARNING!!!

Genre : Drama, Romance
Rate : Mature, 21+

Disarankan yang merasa usianya dibawah 21, silakan tinggalkan lapak ini karna banyak kata-kata kasar serta explicit.

Be careful and enjoy 😌💋

* * *

SMOKEHOUSE BAR & PUB

"Lalisa, setelah ini giliranmu. Bersiaplah!"

"Okay."

Kaki jenjang dengan porsi tubuh yang proposional, bersama lenggokan tubuh yang berjalan elegan, menjelaskan sesosok gadis muda dengan rambut panjang hitamnnya yang tergerai.

Wajah khas Asia Tenggara namun dengan sentuhan Eropa membuat hidung mancung serta bibir ranum itu kian menyempurnakan kecantikannya yang begitu kuat sebagai penguasa malam.

Lalisa, biasa ia dipanggil, kini berjalan diantara remang lampu berwarna merah serta aroma alkohol yang mendominasi sebuah bar yang diisi dengan kata-kata kotor.

Lantas, dibukanya sebuah pintu yang hanya menjadi miliknya.

Jaket kulit ia lepaskan bersama sarung tangan yang membungkus jemarinya yang lentik. Kemudian diletakkan disisi sofa bersama kunci motor yang menjadi kendaraannya setiap hari.

Matanya lantas berkeliling memperhatikan letak kostum yang akan ia kenakan malam ini.

Lalisa POV.

Kedua alisku terangkat tinggi saat kulihat sebuah lingerie berwarna hitam terlihat menggantung tidak jauh dari meja riasku.

"Si cabul itu masih belum menyerah membuatku ingin dihajar oleh para konglomerat sinting diluar sana."

Aku menggeleng bengis atas kenyataan menyebalkan jika ayah tiriku sendiri ingin menjualku.

Dia ingin menjadikanku sebagai pelacur, dengan memanfaatkan hobiku yang suka menari serta kecintaanku pada uang.

Tapi tenang saja, sampai saat ini ia belum berhasil.

Hubungan kami seperti magnet yang saling tarik menarik dalam meraih keuntungan.

Bar ini besar karna kehadiranku yang menari. Dan aku bisa lepas dari kemiskinanku juga atas semua itu.

Hanya saja, pria serakah yang menikahi ibuku empat tahun yang lalu itu memiliki ketamakan layaknya binatang.

Dia tergiur dengan segala umpan yang bersifat materi dengan hanya cukup memintaku tidur dengan pria-pria kaya.

It sucks!

Pertama, siapa yang ingin menjadi pelacur?
Tentu saja aku tidak tertarik.
Aku suka berpakaian minim dan memutari pole. Bagiku itu adalah seni, bukan untuk menjual diri.
Dan kini hobiku tersebut telah menjadi profesi.

Yang kedua, aku tidak suka penis.
Maaf, dalam bentuk besar, panjang, berurat atau apapun, aku tetap tidak suka.

Jadi jika hal itu tiba-tiba tak bisa kuhindari, maka yang terjadi malah berakhir dengan muka lebam pada wajah mereka.

Sejak saat itu, ayah tiriku berhenti memaksa.
Namun kami memiliki kesepakatan, bahwa aku tidak boleh menolak permintaan apapun yang ia ajukan kecuali tidur dengan pelanggan kami.
Atau, ia akan mencabut jaminannya atas seluruh hutang ibuku. Dan memecatku dari sini.

MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang