Money - 31

2.6K 273 64
                                    

"Sayang, aku membuat teh hangat. Minumlah..."

Lisa menyodorkan sebuah cangkir berisi jasmine tea, favorit sang kekasih.

Keduanya baru saja tiba diapartemen, setelah beberapa saat yang lalu memilih pulang untuk beristirahat.

Jennie shock dengan segala hal yang ia dengar.

"Gomawo..."

Jemarinya kemudian menyambut teh tersebut bersama ucapan terimakasih atas perlakuan manis sang pacar.

Lisa memang pandai men-treat seorang gadis untuk membuat mereka merasa nyaman.

Seperti kali ini, tubuh jangkung itu mulai duduk disamping Jennie, dengan sentuhan lembutnya pada punggung sang pacar.

Jennie tidak mungkin tidak terbuai.

Selesai menyesap teh hangatnya, mata kucing itu terpejam menikmati perlakuan manis tersebut.

"Feel better?"

Ruby Jane mengangguk, dengan pandangannya yang kini menatap wajah barbie.

"Thank you..."

"Don't say anything..."

Lisa mengusap pipi mandoo tersebut, membelainya, sampai membuat Jennie tergugah untuk memeluknya.

Sepasang kekasih itupun akhirnya berpelukan, dengan tubuh Jennie yang bersandar pada dada si Manoban.

"Dari sekian banyak orang, kenapa harus Irene?"

Jennie mulai mengeluarkan keluh kesahnya.

"Bukan seperti itu, sayang. Yang benar adalah, dari sekian banyak orang, kenapa harus kau yang dikhianati seperti ini? Kau tidak layak mendapatkannya."

Perkataan Lalisa membuat Jennie membisu.
Karna sesungguhnya, iapun tidak mengerti kenapa yang menipunya adalah orang-orang yang dekat dengannya.

"Mungkin karna aku sangat bodoh." jawabnya kemudian, yang seketika membuat Lisa kini menarik wajahnya.

"Bukan. Tapi karna hatimu sangat bersih. Kau memberi rasa percaya penuh kepada setiap orang yang berada disisimu. Sayangnya, tidak semua dari mereka bisa menjaganya. Bahkan aku sendiri saja pernah menyakitimu."

"Lisa..."

Jennie menyentuh wajah kecil milik kekasihnya, membuat Lalisa sempat memejamkan matanya untuk beberapa saat.

"Bicara tentang menyakiti, aku melakukannya lebih parah darimu. Terlepas semua itu adalah pengaruh Irene, tapi aku juga seorang wanita dewasa yang bisa berpikir. Tidak seharusnya aku mendengarkannya dahulu... Mianhae..."

Permintaan maaf Jennie terlihat begitu tulus, dibarengi dengan binar matanya yang berkaca-kaca.

Hal itu jelas menyentuh batin Lalisa.

Tangannya kini menangkup wajah Jennie, membuatnya terlihat begitu menggemaskan saat ini.

"Hei... Selalu ada sebab akibat dalam setiap peristiwa. Kita tidak bisa menghindarinya jika semua itu sudah terjadi. Kedepannya, kita hanya perlu memperbaiki jika memang ada yang rusak disana. Jadi mari kita lakukan, sayang. Aku sungguh-sungguh ingin menjadi yang terbaik untukmu, dalam setiap hal yang kau butuhkan. Melihat kau disakiti orang lain, rasanya aku merasa gagal melindungimu."

"Lisaaa..."

Jennie tak meneruskan kalimatnya, karna merasa terharu atas apa yang baru saja diutarakan oleh gadis yang dicintainya ini.

Diusapnya kembali pipi milik si wajah barbie, dengan satu kata yang kemudian mengiringinya.

"Saranghae..."

MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang