Money - 24

1.8K 259 74
                                    

"Eonnie, tunggu!"

Jennie menghadang langkah Jisoo ketika kakaknya baru saja melintas dilorong penghubung antara bar juga akses menuju ke ruang VIP.

Dia sengaja mengejarnya sesaat setelah sang kakak berbincang dengan Kim Seo Hyung.

Jisoo yang mendengar suara adiknya, seketika menghentikan langkah.

Wanita itu berbalik dan menemukan Jennie yang berjalan tergesa menujunya.

"Apa yang sebenarnya kau rencanakan? Kau benar-benar hanya sekedar menari untuknya saja, bukan?"

Jennie bertanya to the point, namun Jisoo hanya memberikan senyum tipis untuknya.

Karna melihat reaksi sang kakak yang seperti itu, Jennie menjadi bertanya-tanya.

Lantas ditariknya lengan Kim Jisoo, sebab Jennie mulai tak sabar dengan situasi yang terjadi.

"Katakan padaku, Eonnie? Apa yang akan kau lakukan dengannya? Kenapa aku mendengar dia mengatakan ruangan khusus? Bisakah kau jelaskan padaku apa maksud semua itu?"

Jisoo memandang wajah Jennie sejenak, setelah akhirnya dia mengatakan sesuatu yang begitu mengejutkan untuk didengar.

"Aku akan tidur dengannya."

"Apa? Kau-,,, kau akan...?"

Jennie kaget bukan kepalang, sampai kalimatnya tak sempurna untuk keluar.
Dia tidak yakin dengan jawaban yang baru saja didengarnya.

Namun Kim Jisoo tidak canggung sama sekali.
Tekadnya bulat tak tergoyahkan.

"Ne. Kau tidak salah dengar, Jennie. Aku akan menuju ruangan khusus itu untuk bercinta dengan pelanggan VIP mu, sekaligus ibu dari pacarku sendiri."

Deg!

Mulut Jennie RubyJane Kim sontak terbuka bersama dengan kelopak matanya yang ikut membulat seketika.

Apa yang dia dengar, tentu saja mengejutkan.

"Eonnie, wae-waeyo?"

Jisoo menyimpan suara. Dia sendiri mendadak jadi sentimentil, tatkala raut wajah sang adik kini berubah menjadi sendu.

"Tidak, Eonnie. Kau tidak harus melakukan ini hanya karna hutang kredit sialan itu!!"

Jennie kalut bersama emosi. Sampai mengguncang tubuh kakaknya karna tak rela dengan apa yang terjadi.

"Aku tidak akan membiarkanmu melakukannya! Biarkan aku berbicara dengan Kim Seo Hyung!"

"Jendeuk, hentikan itu."

Langkah Jennie yang semula berniat untuk bergegas, akhirnya urung dilakukan akibat perintah sang kakak.

Keduanya kini saling berhadapan dalam emosi yang sama.

"Aku harus melakukannya."

"Wae?? Waeee, Eonnie, waaee??"

"Sebab ini bukan hanya karna kredit sialan itu! Tapi juga demi sakit hatiku pada Rosie, juga padamu, Jennie!"

"Mwo?"

Kedua alis Jennie saling terpaut, semakin tak mengerti maksud kakaknya.

Dia menggeleng beberapa kali dalam binar matanya yang mulai berkaca-kaca.

"Demi sakit hatimu? Jangan bilang kau masih dengan kecemburuanmu yang tidak masuk akal itu?! Katakan padaku, apa maksudmu, Kim Jisoo??"

"Tidak masuk akal, katamu? Huh! Andaikan kau tahu apa yang Rosie lakukan, mungkinkah kau masih akan berkata sakit hatiku ini tidak masuk akal? Dia! Kekasihku itu dengan beraninya menyebut namamu saat kami sedang bercinta."

MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang