Money - 23

1.9K 275 54
                                    

20.18 KST, at the Smokehouse Bar and Pub.

Lalisa :
"Sayang, aku akan datang sedikit malam. Ambil panggung lebih dulu, sebab aku harus menjemput Nona Yeaji. Sore tadi aku baru menghubunginya, dan dia marah besar karna aku menghilang. Jangan cemburu, oke? Aku mencintaimu."

Braakk!

Jennie setengah melempar ponselnya sendiri setelah membaca pesan dari Lisa.

Irene yang saat ini tengah membantunya untuk merias rambut, ikut melirik ke layar ponsel tersebut.

Dia membacanya.

"Sialan!"

Jennie mengumpat dalam rasa kesal. Dimana Irene kini ikut bereaksi.

"Lalisa?" tanyanya pura-pura tak tahu.

Jennie lantas mengangguk dengan raut frustasi.

"Aku muak dengan semua ini. Bisakah kita mencari pelanggan lain untuk Lisa?"

"Mwo? Apa maksudmu?"

"Wanita itu terlalu mendominasi pacarku."

"Maksudmu, Nona Yeaji?"

"Tentu saja. Siapa lagi?"

Irene tertawa diam-diam sembari menatap Jennie dari balik cermin.
Terlihat jelas mood sang penari benar-benar kacau.

"Siapa yang bisa menemukan pelanggan terkaya lebih dari wanita bangsawan itu?"

Jennie memutar mata.
Ia tahu Irene bergurau, namun baginya sama sekali tidak lucu.

"Wae? Aku benar, bukan? Nona Yeaji bukan hanya kaya raya. Dia bahkan sangat cantik. Percayalah, klitoris pacarmu itu pasti sering berkedut karenanya."

"Jaga mulutmu, Bae Irene!"

"Hahaha... Aku hanya ingin kau berpikir rasional, Jane. Lisa sangat beruntung memiliki gudang uang seperti Nona Yeaji. Itu bisa menjadi alasan kuat kenapa pacarmu rela menjadi budaknya."

Mata kucing Jennie seketika menyorot tajam pada sahabatnya itu.
Sedangkan Irene yang sudah hafal sekali dengan tabiatnya, hanya terkekeh gemas seraya melepaskan rambut Jennie yang baru saja selesai diikat keatas.

"Kau terlalu berlebihan. Aku juga memiliki pelanggan yang juga kaya raya, tapi Nyonya Seo Hyung tidak menyebalkan seperti wanita itu. Dia mengganggu Lisa setiap saat, Irene! Itu sangat memuakkan! Cih!"

"Kalau begitu suruh pacarmu untuk melepaskan diri darinya. Lalu cari pelanggan lain. Jika dia benar-benar memikirkan perasaanmu, seharusnya dia tidak masalah akan hal itu."

Jennie terdiam dalam hembusan nafas panjang.

Semua seolah terasa mudah untuk didengar, walau faktanya sudah barang tentu tidak sesederhana itu.

Karna jika sudah menyangkut soal uang, maka segala hal akan menjadi kompleks.

Lisa tidak mungkin bisa meninggalkan Seo Yeaji begitu saja. Karna suka atau tidak suka, semua itu sudah bagian dari pekerjaan, sekaligus rencana mereka.
Dan hanya wanita itu yang bisa membayar Lisa dengan royal.

Khusus untuk Jennie, tak ada pilihan lain selain hanya berusaha menahan kecemburuan itu sesantai mungkin.

"Kau tahu Lisa tidak mungkin bisa melakukannya, bukan?" Irene mendesis tepat didepan wajah Jennie, hingga ia bisa menatap kelopak mata wanita itu yang tersirat banyak makna.

"Annoying!"

Ucapnya kemudian, sembari mendorong bahu Irene dengan mimik yang super jengkel.
Namun Irene tidak masalah menerimanya.

MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang