prolog?

260 13 0
                                    

Assalamualaikum, haloo👋🏻

Callme rice or piti

Aku penulis baru hehe, jadi maklumi ya kalo tulisan aku cakar ayam? Wkwk.

️banyak typo!
⚠️hanya fiksi!
⚠️no plagiat-plagiat!

Ini murni dari pikiran aku sendiri jadi aku mohon banget jangan nuduh ini cerita plagiat!.

Aku emang terinspirasi dari beberapa author cerita islami bukan berarti niru karya mereka><.

jangan lupa follow dulu:"

Bantu support ya gais!

_______

"Innalilahi"

Tangisan pecah disebuah rumah itu terdengar, orang-orang yang mendengar suara tangisan tersebut hanya bisa diam, tidak ada yang bisa membantu. Inilah yang terjadi ketika Allah sudah berkehendak.

"Sabar ya, Gyra, Zayan, Asiyah. Ka Fatim tau kalian kuat" bisik seorang wanita kepada tiga orang anak yang dengan air matanya.

Gyra memeluk tubuh Fatimah, "ini terlalu berat Ka, Gyra ga kuat, ayah pergi cepat banget." Melihat Gyra dengan air matanya, Fatimah membeku, ia tidak bisa membalas ucapan Gyra, rasanya ia juga hancur.

"Ka Zayan kuat banget, bertahan ya, maaf Inin ya gabisa ada di samping Ka Zayan sekarang" Ainin menatap seorang laki-laki yang sedang duduk melamun dengan air mata yang terus menerus mengalir.

Asiyah lari dalam pelukan sang ibunda yang baru saja sampai, "Mama, ini beneran?" Wati yang mendapat Pertanyaan dari sang Anak bungsunya, lantas membuat ia lemas, Ia merasa begitu hancur, pada akhirnya ia tidak dapat menjawab pertanyaan itu.

Ainin bergerak dari duduknya, ia mengambil selembar tisu dan memberikannya kepada Zayan, "lap dulu Ka, yang sabar ya." Ucap Ainin sambil memberi sebuah tisu.

Zayan yang sedari tadi hanya melamun kini tersadar dengan kedatangan Ainin, ia menoleh ke arah Ainin,"thanks ponakan" Zayan menerima tisunya.

"Iya om Zayan, om Zayan senyumanya mana? Ai kangen nih sama senyumannya" Ainin mencoba menghibur Zayan.

Zayan tersenyum tipis mendengar ucapan Ainin,"Ai, makasi ya udah buat senyum kembali" Zayan menatap Ainin.

"Siap Om, jangan larut-larut ya sedihnya, kalo Om Zayan butuh sesuatu Ainin diluar" Ainin tidak bisa berbohong pada dirinya sendiri, ia juga benar-benar hancur saat ini. Orang yang biasanya menghibur dirinya, kini sedang berlarut dengan kesedihan.

"Ga usah manggil Om, segaja banget kamu" Zayan memang tidak suka ketika ia dipanggil dengan sebutan 'om' ataupun 'paman' dari Ainin, karena ia menganggap itu sebuah ejekan.

Kenapa yah? Kok Ainin manggilnya om? Hayooo.
Jadi, Zayan itu adalah adik sepupunya Fatimah dan Fatimah adalah ibunda dari Ainin, gitcuu paham khann?

Ainin menjauhkan dirinya dari rumah duka, ia memilih berpindah tempat kerumah sebelah. Ya itu rumah sang Nenek, Ainin kira dirinya akan bisa jauh lebih tenang saat pergi dari rumah duka tersebut, tapi ada hal lain yang membuatnya terluka kembali.

JARAK DAN DOATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang