[21] Libur Hari Raya

48 8 2
                                    

Bismillah

Assalamualaikum waramatullahi wabarakatu, Hallo🙌🏻

Mohon maaf lahir batin ya💘

*terlambat wkwk

Eitss, vote dulu><

Tanday typo🫰🏻

■■■■■

Terik matahari siang menyapa dua orang gadis yang baru saja keluar dari halaman sekolah. Ainin dan Hasna,
itu mereka, matahari siang ini tidak bisa diajak kerja sama.

Ainin dan Hasna baru menyelesaikan hari terakhir untuk sekolah, beberapa hari lagi libur akan tiba.

Sesampai di asrama, Ainin dan Hasna memilih untuk beristrihat sebentar lalu melanjutkan untuk mengantri mandi.

"Ga kerasa ya Nin, bentar lagi mau libur. Aku seneng bentar lagi pulang ke rumah, yaa walalu cuma sebentar." Hasna membuka topik disela-sela kesibukan mereka dalam asrama.

Ainin berbalik badan menatap Hasna, mengangguk setuju dengan perkataannya.

______

Pukul 21.36

Semua kegiatan telah selesai dilaksanakan oleh para santri An-na'fi.

"Sebelum lusa kita balik kamu udah nyiapin semuanya, Nin?" Malam ini Hasna tampak membereskan beberapa barang-barangnya yang menumpuk dalam lemari.

Ainin yang sedari tadi melamun kini tersadarkan akan hal yang dipertanyakan oleh Hasna.

"Hmm, belum Na, aku besok aja baru diberesin, hari ini aku mau kelarin tugas dulu biar dirumah fokus mau nyantai aja". Ainin menatap lamat-lamat buku tugasnya, ketika hendak libur saja dikasih tugas apalagi..

Hasna menghempuskan napas kasar dengan tangan yang bergerak mengambil barang, "libur aja kita masi di suru belajar".

Ainin hanya tersenyum, memang benar apa yang dikatakan oleh Hasna.

"Yahh, namanya juga belajar Na."

_____

2 hari kemudian...

Suasana pagi ini tampak lebih cerah dengan keramaian orang tua wali santri. Tepat pada hari ini jadwal perpulangan santri untuk libur hari raya telah tiba.

Para santri berbondong-bondong keluar dari asrama dengan barang bawaannya, salah satu dari mereka ialah Ainin dan Hasna.

"Inin, Bunda aku itu didepan, aku duluan ya, byee, Assalamualaikum." Kaki Hasna bergerak cepat menuju dua orang tua yang telah melambaikan tangan ke arahnya.

"Waalaikumusalam." Balas Ainin.

Ainin berjalan sambil memperhatikan keberadaan orang tuanya, ia akan dijemput oleh Ibunya saja karena sang Ayah sedang sibuk.

Mata Ainin menangkap sosok perempuan dengan abaya coklat pekat di dekat gerbang, ya, itu ibunya.

"Uma!" Seru Ainin dengan jarak yang sudah mulai dekat dengan sang Ibunda.

JARAK DAN DOATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang