[10] Balik pondok

41 8 0
                                    

Bismillah
Assalamualaikum, haii🙌🏻

[Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala Ali sayyidina Muhammad]

"Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku." (HR Tirmidzi).

Subbhanallah
Alhamdulilah
Lailaha illaha
Allahuakbar.


Tandai Typo🫠
●●●●●

Setelah satu jam lamanya bersiap-siap kini Zayan dan Gyra sudah selesai dengan persiapannya, mereka akan balik pondok sebentar lagi.

Ainin ikut bersama, karena permintaan Gyra, Ia di temani oleh Wati, Ridho, dan Jihan istrinya.

Asiyah memilih berhenti untuk mondok jadi ia tidak ikut bersama kaka-kakanya. Ia juga tidak ikut untuk mengantarnya jadi dia di titipkan kepada Siti.

"Sudah siap? Kita berangkat sekarang" Tanya Wati kepada kedua anaknya.

Zayan dan Gyra menganguk bersama, mereka pun kemudian berjalan menuju mobil yang akan mengantarkan.

Semuanya sudah di dalam mobil dan Ridho siap mengasnya, "udah semua kan? Aku jalan ya" Ridho yang menyetir mobil, mobil mereka pun berjalan meninggalkan kediaman kampung.

Hari ini Ridho juga akan ikut balik ke tempat kerjanya, jadi Wati dan Ainin lah yang akan pulang ke kampung.

Jadi waktu kemarin Ridho dan Jihan ingin kembali ketempat kerja ternyata mereka mendapat tambahan waktu libur jadi mereka baru balik sekarang bersama Zayyan dan lainnya.

Perjalanan yang panjang kini terlewati oleh mereka, Wati dan Anak-anaknya sampai di tujuan.

Mereka mengantar Zayan, dan Gyra terlebih dahulu sebelum mengantar Ridho dan Jihan.

Mereka lalu turun dari mobil dan menuju tempat perkumpulan kembalinya santri.

Ponpes Raudlatul Jannah.

Itu nama pondoknya.

Beberapa pasang mata menatap kedatangan Ainin dan Jihan, ya, mereka sudah mengenal Ridho dan Wati tapi sosok Jihan dan Ainin adalah orang baru.

"Tu cewek jilbab hitam siapanya Zayan?"

"Itu cewe yang dua orang dibelakang siapa sih? Kok ngikut ngaterin Zayan?"

"Waduh parah nih ada ciwi-ciwi yang ikut anterin Zayan"

"Astga! Kalian ini jangan mikir yang macam-macam deh, maybe sepupunya"

Kira-kira itu perbincangan beberapa santriwati yang melihat Jihan dan Ainin.

Ada beberapa dari mereka juga menatap sinis kearah Jihan dan Ainin.

Ainin peka akan hal itu tapi dia memilih diam tak merespon apapun, Toh. Dia juga ngapain-ngapain.

Beda dengan Jihan dia malah mengadukan obrolan santriwati itu kepada suaminya, Ridho.

JARAK DAN DOATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang