[18] Bukber Akbar

36 8 0
                                    

Bismillah.

Assalamualaikum, haloo👋🏻

[Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad]

Tandai typo.

Part ini adalah part awal menuju sesuai judul.

Enjoy ges!! Met reading><

____

Enam bulan berlalu....

Sudah cukup setahun lebih Ainin menjadi santri di salah satu pondok terbaik dikotanya.

Hari ini pertama kalinya ia akan merasakan menjalankan ibadah puasa di pondok pesantren.

Pondok An-Na'fi tidak pernah absen membuat acara bersama Pondok Raudlatul Jannah untuk bukber akbar. Salah satu cara agar silaturahimnya tidak teputus, mereka selalu membuat acara ini setiap tahunnya.

Tahun ini pondok Raudlatul Jannah yang menjadi tuan rumahnya, karena itu, Ainin dan santri An-Na'fi yang lainnya menuju ponpes Raudlatul.

Ainin cukup tegang untuk ikut acara ini, ia takut dirinya akan di kenali oleh beberapa santri disana, tapi teringat kembali bahwa sekarang dia sudah bercadar jadi potensi dirinya di kenal sedikit berkurang.

Perjalanan satu jam yang ditepuh oleh santri An-Na'fi akhirnya telah sampai. Beberapa santri dan pengurus ponpes Raudlatul menyambut mereka.

Kini mereka telah berada di ruang Aula ponpes Raudlatul. Ainin berada cukup dekat dibagian depan bisa dibilang barisan keenam dari depan.

////

"Gyr, mana kata kamu? Katanya Ainin mondok di An-Na'fi, kok gaada dia." Tanya Nayra, saat ini mata Nayra dan Gyra tidak berhenti mencari seorang bernama Ainin.

"Ya kamu tau sendiri Ning, banyak banget santrinya ga mungkin kita ketemu, Emangnya Ning Mau kita cek satu-satu." Gyra sedikit kesal dengan pertanyaan Nayra, dari tadi Nayra selalu mengomel menanyakan keberadaan Ainin.

Gus Abdi dan Zayan datang menghampiri mereka, posisi mereka saat ini sedang berada di pintu masuk belakang.

"Heh, kalian berdua." Panggil Gus Abdi.

Nayra dan Gyra membalikan badannya kearah sumber suara, "kenapa!" Kompak.

Zayan dan Gus Abdi menggeleng, "bukannya siap-siap malah disini, sana Abah cariin tu." Ucap Gus Abdi.

"Iya, bawel bener." Balas Nayra.

Gus Abdi dan Zayan tak membalas ulang balasan Nayra, mereka memutuskan pergi setelah Amanah telah disampaikan.

"Ka Zay." Panggil Gyra kepada Zayan yang sudah melangkah keluar.

Zayan menghentikan langkahnya, "hm?."

Gyra menyusul sang Kaka, "aku udah lupa dan baru ingat sekarang, Ka Zay udah tau belum kalo Ainin masuk di Pondok An-Na'fi?."

Zayan terbengong, ia menatap tak percaya kearah Gyra yang mengatakan hal itu. "Kamu serius Gyr?". Tanya Zayan, memastikan.

JARAK DAN DOATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang