[3] Rumah sakit

70 7 0
                                    

بسم الله
Assalamualaikum, haloo👋🏻

[Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala Ali sayyidina Muhammad]

"Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku." (HR Tirmidzi).

Subbhanallah
Alhamdulilah
Allahuakbar.

Tandai typo^_^.

●●●●

Dua tahun berlalu..

Ainin tampil beda dengan penampilannya yang sekarang, jika dulu ia sering mengunakan celana maka sekarang sudah tidak. Ainin lebih merasa nyaman dengan rok. Bukan hanya oufit yang berubah tapi sikapnya pun begitu.

Saat menginjak semester dua kelas 8 Ainin mendapat hidayah dari Allah s.w.t. Alhamdulilah Ainin masi bisa beristiqomah sampai saat ini.

Ainin kini sudah duduk di bangku kelas 9, waktu begitu berjalan dengan cepat tanpa disadari.

Jadwal liburan ke rumah sang nenek telah tiba, dan hari ini mereka akan menuju kesana. Tidak sama halnya yang dulu jika pergi ke rumah nenek Ainin selalu antusias, sekarang Ainin hanya biasa-biasa saja.

Selama dua tahun lalu Ainin mengalami banyak ujian, mulai dari kepergian ayah Zayan, Gyra dan Zayan mondok tiba-tiba, Ridho yang merantau, Sampai dimana Ainin mengalami sakit yang parah dan harus dioperasi. Mental Ainin  dibantai habis-habisan waktu itu, dirinya hampir saja menyerah namun ia tetap mencoba berjuang.

Semenjak kejadian itu, Rumah sakit sudah menjadi rumah kedua Ainin. Obat-obatan adalah makanan sehari-hari Ainin.

"Inin, sudah siap semuanya nak?" Tanya Fatimah pada sang Anak.

Ainin menoleh kearah pintu kamar, di sana ada Fatimah, ibundanya. "Sudah Uma."

Mereka berdua lalu turun bersama dari lantai dua menuju bagasi yang ada di lantai satu.

Tidak butuh waktu yang lama, kini keduanya pun tiba di rumah sang Nenek.

"Asslamualaikum" salam Fatimah dan Ainin.

"Waalaikumsalam" salah seorang menjawab salam mereka.

Fatimah tampak bingung apa yang terjadi dirumah sang ibundanya sekarang? Kenapa rame sekali? Keluarga mereka tiba tiba berkumpul.

"Nak Fatim, Akhirnya kamu sampai Nak, Ayo bujuk Abahmu untuk kerumah sakit" Wanita paru baya itu menarik tangan Fatimah menuju kamar Ayahnya.

Rumah sakit? Ayah? Fatimah bingung.

"Ibu, apa yang terjadi ini?" Fatimah bertanya pada Siti-Ibunda Fatimah-.

Siti menyadari kehadiran anak pertamanya, "maafkan ibu nak, ibu tidak memberitahu kamu dari awal, abahmu sudah lama sakit, tapi ibu belum bisa kasi tau padamu, karena ibu pikir kamu sudah terlalu berat untuk memikirkan keadaan Ayahmu, ibu pikir kamu harus lebih fokus pada Ainin agar dia cepat sembuh" Siti menangis.

JARAK DAN DOATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang