Bismillah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.Astagfirullah
Alhamdulilah
Lailahaillah.__________
Lima hari berlalu.
....
Zayan menutup kembali ponselnya."Ayo, Nak." Wati terlihat rapi hari ini, ia sepertinya akan pergi ke sebuah acara atau urusan penting.
Sama halnya dengan Wati, Zayan pun kian rapi, ia berjalan menghampiri sang Ibunda.
"Yang lain mana?." Zayan menatap Wati, menyelediki, setau Zayan mereka akan pergi bersama-sama, tapi ini hanya ada Wati yang telah menunggunya.
Wati tersenyum, "mereka udah nunggu di luar." Wati kemudian mengenggam tangan Zayan dan membawanya keluar dari rumah.
"Kiww yang mau halal nii." Ejek Ezra ketika melihat Zayan yang mulai berjalan menujunya.
Zayan hanya menggeleng.
______
"Jadi tujuan kami kesini adalah ingin mengkhitbah Ainin, atau bisa di bilang ingin melamar Ainin." Wati membuka suara, ia menyampaikan apa maksud dan tujuannya membawa keluarganya ke rumah Ainin.
Ainin dalam diam hanya bisa tersenyum gerogi, ini seperti mimpi.
Fatimah memandang putrinya, ia merasa senang sekaligus terharu, ia pikir baru saja kemarin ia mendidik Ainin kecil, sekarang? Ainin kini sudah di lamar oleh seseorang, dan seseorang itu adalah, Zayan.
Fatimah tersenyum kembali memandang Wati, "semua keputusan ada di Ainin, ini untuk kehidupannya, jika dia setuju, maka kami sebagai orang tua juga akan meridhoinya." Jelas Fatimah.
"Ainin." Wati menatap dalam Ainin yang kini masi dengan tundukannya.
Seminggu lalu tepat dengan Zayan mengetahui soal kertas itu, Ainin ternyata sudah di beri tahu juga oleh Fatimah, bedanya Ainin belum tau siapa yang akan melamarnya atau pun menjadi calon suaminya, ia hanya di suruh istikharah oleh sang Ibunda, Fatimah.
"Nak, beberapa hari lagi akan ada yang datang melamarmu, sebelum itu terjadi, dan sebelum jawaban yang salah, Ummah menyarankan kamu untuk sholat istikharah, Ummah dan Ayah juga akan ikut sholat untuk mencari jawaban yang tepat." Saat itu Fatimah tengah duduk di ruang tamu empat mata dengan Ainin.
Ainin sontak terkaget dengan ucapan Fatimah, ia tak percaya, "siapa yang akan melamar, Ainin, Ummah?." Ainin penasaran dengan sosok yang di maksud oleh sang Ibunda, Fatimah.
KAMU SEDANG MEMBACA
JARAK DAN DOA
Ficção Adolescentecerita tentang wanita yang penuh luka di masalalunya, kemudian ia memilih bertaubat dan di uji oleh perpisahannya dengan seseorang yang begitu berperan penting dalam hidupnya, setelah bertemu kembali, lantas ujian besar telah menunggu mereka. ______...