Bismillah.
Assalamualaikum, Halo👋🏻
[Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala Ali sayyidina Muhammad]
"Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku." (HR Tirmidzi).
Subbhanallah
Alhamdulilah
Allahuakbar.Bintangnya jangan lupa^_^
●●●●●
Hari ini, sesuai janji Ridho pada Ainin bahwa ia akan membawakan Ainin kepantai sebagai hadia selamat atas kelulusan Ainin.
Dikampung mereka ada sebuah pantai yang tidak terlalu kecil, Ridho mengajak Ainin kesana, mereka melihat sunset.
Di pinggir pantai ada tersedia sebuah mushola kecil, segaja memang dibangun disana agar orang-orang yang melihat sunset tidak lupa dengan kewajiban mereka sebagai seorang muslim.
Pantai bernama Ake itu selalu ramai dan banyak pedangang disana. Ainin dan Ridho membeli dua buah jangung bakar.
Ridho sangat memanjakan Ainin sebagai adiknya sendiri, ia merasa setidaknya ia bisa mengobati rindu kepada Gyra bersama Ainin.
Sebenarnya Ainin memiliki banyak paman laki-laki, namun entah kenapa yang selalu ada hanya Ridho dan Zayan.
Apa karena mereka berdua yang paling dekat rumahnya dari Ainin? Mungkin.Saat ini Ainin sedang menikmati jangungnya sambil duduk di atas bebatuan. Begitu pun dengan Ridho.
Sunset sudah mulai kelihatan tapi sayangnya waktu magrib akan segara tiba.
"Cantik ya ka Idho, sunsetnya" ucap Ainin menatap sunset yang sudah sempurna kelihatan.
Ridho mengukir senyuman, "iya kaya yang bilang."
Ainin tidak merespon apa-apa tentang ucapan Ridho, ia kini fokus dengan sunset.
"Ka Idho sholat dulu ya, Ainin tunggu disini" Ridho berdiri menuju mushola yang tidak jauh dari pantai, suara Azan sudah mulai berkumandang.
Ainin menganguk sebagai tanda balasan ucapan kepada Ridho.
Setelah selesai menjawab Azan dan membaca doa selesai Azan, Ainin kembali fokus menatap sunset.
"Zaa, kamu ingat ga? Waktu itu kita pernah mandi pantai rame-rame loh disini, kita juga pernah ngeliat matahari kaya gini, kita juga pernah main lempar-lemparan pasir di pantai ini, pasti kalo aku ke rumah Nenek, kamu ga pernah absen buat bawa aku ke pantai ini, pantainya banyak kenangannya, ya, Za?" Batin Ainin.
"Zayan baik-baik aja kan dipondok?, Aii kangen Zaa, kangen ejek nama Zaa, kangen gonta ganti panggilan Aii ke Zaa, tapi udah ga bisa, udah enam bulan Aii udah ga ketemu sama Zaa, Aii harap Zaa baik-baik disana."
"Aii ga sholat Zaa, soalnya Aii udah dapet, sekarang Aii udah gabakal bisa sholat satu bulan full, soalnya Aii udah mens, Aii juga udah gabisa puasa full nanti pas ramadhan."
Tanpa sadari Ainin telah meneteskan Air matanya. Jujur Ainin sangat kangen dengan sosok yang bernama Zayan, menjadi anak perempuan pertama yang mendapat kasih sayang dari sebuah kaka laki-laki bukan hal yang biasa, itu sangat berarti untuk Ainin.
Setelah banyak berucap dalam batin kini Ainin sudah selesai dengan semua unek-uneknya, Anin mengajak Ridho pulang, dan Ridho menurutinya.
____
Satu minggu berlalu hari ini adalah hari keberangkatan Ridho menuju tempat kerjanya, ya, Ridho memutuskan untuk merantau demi membantu keuangan keluarga yang sudah turun drastis saat kepulangan sang Ayah.
Ridho mendapat pekerjaan diluar daerah dan itu membuatnya harus meninggalkan rumahnya, Wati juga ikut bersama dengan Ridho karena ia merasa kesepian karena anaknya sudah keluar dari rumah semuanya.
Rumah Ridho akan dijaga oleh Iqbal-sepupu Ridho- dan Aisyah-istrinya-.
Perjalanan menuju tempat kerja Ridho tidak menyembrang lautan hanya dengan keadaraan mobil/motor sudah bisa sampai hanya saja jaraknya begitu jauh, butuh sekitar 8 sampai 9 jam untuk sampai. Lama bukan?.
Dan akhirnya mereka sampai, mereka memutuskan untuk menginap di hotel untuk satu malam dan berniat akan kembali ke rumah besok.
Yang ikut mengantarkan hanya Ainin dan Taufik-Adik kandung ke2 Fatimah-.
Malam ini Ainin tidur bersama Wati dan Ridho bersama Taufik.
_____
Cup
Satu kecupan dari Wati melandas dengan bagus di pipi Ainin, Ainin tersenyum.
"Ainin udah besarkan? Udah bisa jaga dirikan kalo kerumah nenek? Maaf ya Mami udah bawa semuanya pergi, Mami juga sedih karena harus ninggalin Ainin, Mami bakal kangen Ainin, Ainin jaga diri baik-baik ya, perajurit Ainin udah pergi semua soalnya, doain ya biar paman Zayan sama paman Ridho bisa ketemu lagi sama Ainin nanti." Wati mengelus kepala Ainin yang di tutupi oleh jilbab.
Mendengar semua perkataan dari Wati, membuat Ainin meneteskan Air matanya, "Mami" lirihnya.
"Jangan nangis Inin" Wati menghapus Air mata Ainin.
Wati mengngeluarkan hpnya, "ayo kita foto sayang, buat jadiin kenangan-kenangan."
Taufik memotret mereka bertiga, "Mami jadi ingat Gyra sama Asiyah deh."
"Ka Idho izin pergi ya cantik, ka Idho janji nanti kalo ka Idho cuti ka Idho balik, dan ngajak Inin jalan" Ridho berjanji bahwa saat libur nanti ia akan pulang kampung menemui Ainin dan mengajaknya jalan.
Ainin hanya bisa pasrah dan menganguk, ia juga tidak bisa melarang karena ini demi masa depan semuanya. Mulai Hari ini dia akan berusaha menjadi mandiri lagi, karena dua perajuritnya sudah mempunyai hidup masing-masing.
"Aku sendiri lagi" batin Ainin.
●●●●
the last of flashback:)
Part berikut adalah part yang akan berubah kehidupan Ainin.Maaf ya penulisan aku ga rapi:(
Just inpo: Fatimah dan Wati nyuru Ainin manggil Zayan dengan sebutan "paman/om"
Sedangkan Zayan tidak ingin seperti itu karena ia merasa hanya beda beberapa tahun saja dengan Ainin, jadi ia lebih suka di panggil "Ka Zayan".
Tapi kadang" Ainin sering lupa jadi hanya memanggil dengan sebutan nama saja "Zayan".Jangan kaget dipart berikut"nya bakal banyak cowonya karna paman Ainin banyak cowonya dari pada cewenya^_^.
Byeww, vote!
Jangan lupa bersyukur><
~Asslamualaikum~
KAMU SEDANG MEMBACA
JARAK DAN DOA
Teen Fictioncerita tentang wanita yang penuh luka di masalalunya, kemudian ia memilih bertaubat dan di uji oleh perpisahannya dengan seseorang yang begitu berperan penting dalam hidupnya, setelah bertemu kembali, lantas ujian besar telah menunggu mereka. ______...