[11] Keputusan

35 6 0
                                    

Bismillah
Assalamualaikum, haii👋🏻

[Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala Ali sayyidina Muhammad]

"Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku." (HR Tirmidzi).

Subbhanallah
Alhamdulilah
Lailaha illaha
Allahuakbar.

Tandai Typo🫠

●●●●

Enam bulan berlalu....

Hari ini hari pendengarkan hasil tes ujian seleksi santri baru, Ainin adalah salah satu calon yang mengikuti tes itu.

Cemas, itu yang di rasakan Ainin sekarang. Keputusannya untuk masuk pondok tidak di ketahui oleh siapapun. Termasuk ibundanya sendiri, Fatimah.

Pendaftaran dan berkas-berkas penting yang dibutuhkan oleh Ainin, Dia yang mengurusinya sendiri, mengatasi semuanya sendiri.

Pondok yang ia masuki adalah salah satu pondok ternama di kotanya, Ainin sudah berpikir matang-matang dengan keputusan yang di ambilnya.

Untuk masalah biaya, Ainin pikir ibundanya cukup untuk membiayainya. Jadi dia nekat begitu saja. Egois? No.

Pengumanannya di umumkan secara online, Ainin menerima pesan dari panetia pelaksana ujian, di pesan tersebut terdapat sebuah link yang berisi nama-nama siswa yang lolos tes.

"Bismillah", Ainin membukanya dan mencari namanya, dan... Ya! Ainin lolos. Bersyukur, itu yang dirasakan Ainin sekarang.

Sholat hajat dan sepertiga malam yang telah ia lakukan kini terbalaskan, memang benar Allah itu maha adil. Tak lupa ia mengucapkan 'Alhamdulilah' untuk rasa syukurnya.

Setelah mengambil bukti berupa srensotan, Ainin lalu berahli mengirim bukti itu kepada sang ibunda.

Fatimah menerima pesan Ainin, Ainin mengirimnya di waktu yang pas saat waktu istirahat di kantor. Fatimah lalu bergegas membuka gambar yang di kirim oleh Ainin.

"Jadi Ainin bener-bener daftar di pondok?" Fatimah bertanya pada dirinya sendiri, memang pernah waktu beberapa bulan sebelum ujian, Ainin sempat membahas masalah ini kepada Fatimah, namun Fatimah tidak mengambil pusing dan ia mengira Ainin hanya bercanda, tapi ternyata tidak.

Fatimah bergelut dengan isi pikirannya saat ini, balasan apa yang harus ia kirim untuk Ainin?.

Anda: tunggu uma pulang, nanti kita bahas di rumah.

Inin❤️:baik, ma

Fatimah mematikan ponselnya, ia memijit-mijit dahinya. Waktu istirahat Fatimah sekarang terganggu.

■■■■

Sore menjelang malam Fatimah sampai di rumahnya, Ia turun bersama seorang pria, itu suaminya, ayah Ainin.

Makan malam tiba, kali ini Ainin ikut makan malam bersama mereka, ini hal yang langkah bagi Fatimah dan Abi.

"Ada kerangan apa kamu ikut makan malam ini?" Salah seorang wanita paruh baya menatap kearah Ainin.

Pergerakan Ainin terhenti, ia menatap wanita itu, "ga boleh ya? Ya sudah, saya pergi saja." Ainin kembali meletakan piring yang di pegang olehnya dan berniat pergi dari meja makan.

Wanita paru bayah itu menatap sinis Ainin, "duduk!" Katanya.

Ainin mengikuti arahannya kembali, ia tidak ingin memanaskan suasana yang masi tenang ini.

JARAK DAN DOATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang