Part 22

176 21 0
                                    

Calista berjalan kerumah safira, selain emang niat untuk main, skalian juga minta penjelasan atas komen yg dia tulis disalah satu akun yg ada foto sania nya.

"Maksud fira apa coba komen kayagitu, lagipun itu cewe siapa. Kok tiba² sania ada temen baru aja" ucapnya yg terus melangkah.

Sesaat sampai didepan gerbang rumah safira, calista yg baru aja ingin memanggil safira tiba² dikagetkan dengan kemunculan selly dan bulan.

"SAFI- ucapnya terpotong kala melihat selly dan bulan keluar, "SELLY !!" ucapnya teriak seraya memeluk selly. Selly yg mendapat pelukan scara tiba" itu hanya pasrah dan membalas pelukan calista seraya menatap bulan. "Maklum, gue kangenable" ucapnya.

Bulan yg mendengar itu menatap malas selly, "PD gila lo". Calista melepas pelukannya, "fira didalem lan?" Tanyanya menatap bulan, "dikamar, masuk aja" calista mengangguk. "Bye sell lan" ucapnya seraya melangkah masuk.



Baik sania ataupun varo sama² kaget, sania lebih dulu sadar dan melangkah masuk menghampiri bundanya yg baru saja keluar kamar karna teriakan sania barusan.

"Sania, udah pulang sayang?" Tanyanya, sania mengangguk dan menyalami tangan bundanya. "Gimana jalan² nya sama kak nabil?"

"Seru bund, udah lama juga kan sania ga jalan² sama kak bila" ucapnya tersenyum, nabila yg berada tak jauh dari mereka pun ikut tersenyum, "san, kak bila mandi dulu ya. Kamu kalo mau mandi pake kamar mandi kamar rey aja" ucapnya melangkah menaiki anak tangga.

Varo yg mendengar ucapan nabila menatap rey begitupun sebaliknya, "kamar lo?" Tanya varo tanpa suara, rey mengangguk. "Serius?" Ucap varo keceplosan.

"Apanya yg serius varo?" Tanya mama rey, varo menatap mama rey kikuk, "ah ga mah" mama rey mengangguk dan menatap sania. "Sania mau mandi atau makan dulu?"

"Ah nanti aja bund, sania mau istirahat bentar dulu ya" ucapnya, bundanya mengangguk "mau istirahat dikamar rey aja?" Sania menggeleng, "sania disini aja bund sama mereka" ucapnya menunjuk rey dan varo.

Bundanya menatap rey, "jagain sania rey, bunda kedalam dulu" ucapnya seraya melangkah masuk.

Sepeninggal mama rey, sania memilih bergabung bersama rey dan varo, sania menatap varo. "Lo mau nanya apa?" Ucapnya seakan tau apa yg varo pikirkan.

"Lo udah kenal sama rey?" Sania mengangguk, "kita kan satu sekolah, lo amnes?" Varo menggeleng, "bukan itu maksud gue"

"Sbelum kita satu sekolah, kalian udah saling kenal?"

"Lo udah tau jawabannya kan? Knapa masih tanya." Ucap sania, varo menatap malas pada sania, "lo yg nawarin pertanyaan ke gue, klo lo lupa!"

Sania menghela nafasnya dan mengangguk, "gue udah kenal sama dia" ucapnya menunjuk rey dengan dagunya, "jauh sebelum lo kenal" lanjut sania.

Rey menatap sania tak percaya, segampang itu? "Segampang itu san?" Sania menatap rey, "kmaren sama safira, kamu sampe brantem. Lah giliran varo ga ada brantem²nya" ucap rey.

Sania menatap malas rey, "brisik lo. Udah untung gue mau cerita"

"Ohhh" ucap varo menjentikan jarinya, sania dan rey menatapnya, "dia gadis kecil yg difoto itu?" Ucapnya menatap rey, sania mengerutkan dahinya, "gadis kecil?" Varo mengangguk. "Iya, gue pernah liat ada foto 2 anak kecil, gue tau salah satunya pasti rey tpi gue gatau siapa cewe yg disampingnya, gue liat dilaci kamar rey!" Jelas varo.

Sania menatap rey, "lo simpen dilaci?"

"Y-ya kan kamu sendiri yg ga mau orang lain tau, iyaudah aku simpen" ucapnya menatap sania. 'ah iya dirinya lupa kalo itu kemauannya.'

Don't want other people to know [ReySan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang