Part 47

147 18 6
                                    

"bulaaaaaann !" Teriak selly seraya menghampiri bulan yg baru saja keluar dari pintu keluar bandara,

'brugh!' "gue kangeenn !" Ucap selly memeluk bulan. "Kata michi 2hari doang, malah seminggu" ucap selly seraya melepaskan pelukannya.

"Masih untung gue balik" sahut bulan, selly mendelik malas.

"Michelle mana sell?" Tanya safira yg baru sampai, 'plak!' "mau gue buang koper lo?" Ucap safira seraya memukul lengan bulan.

"Hehe" cengir bulan.
"Lagi parkir mobil ra, kita tunggu dicofeshop aja" ucap selly diangguki safira dan bulan.

Mereka bertiga berjalan kearah cofeshop yg ada disekitar bandara, "Kalian cuma berdua aja?" Tanya selly

"Iya bonyok gue baru besok baliknya" sahut safira, selly hanya ber-oh ria.

Tak lama sania datang,

"Hai lan" sapa sania pada bulan, semua menoleh menatap sania. "Lah, ga nyapa gue lo?" Tanya safira, sania menoleh kearah safira.

"Oh ada cintaku disini" ucapnya seraya duduk disamping safira, safira yg mendengar itu menatap malas pada sahabatnya ini. "Udah bener lo nyapa bulan aja si tadi" ucapnya membuat sania dan bulan terkekeh.

"Kata lo 2 hari, kok sampe seminggu? Temen lo nyariin terus" ucap sania, Safira menatap sania seolah bertanya siapa. "Caca, Ra" sahut selly, Safira mengangguk paham.

"Dia gaikut jemput gue?" Tanya safira,

"Emang lo siapa harus dijemput banyak orang?" Safira mendelik, "nyebelin bgt si lo" ucapnya pundung.



"Ca?" Orang yg dipanggil 'ca' itu menoleh, "kenapa ray?" Tanya nya tersenyum.

"Makasih ya udah mau jalan sama gue"

Calista mengangguk, "gue juga lagi free" ucapnya yg tersenyum, calista tak dapat menyembunyikan rasa senangnya saat ini. Dia tak seperti sahabatnya,sania yg bisa mengontrol semua perasaannya.

"Seneng bgt kayanya gue ajakin jalan" ucap rayen menggoda,

"Iyalah siapa juga yg gak seneng diajak jalan sama orang yg disuka -eh" ucap calista keceplosan, 'aduuh caa' batin calista merutuki.

"Ekhem! Jadi suka nih sama gue?" Calista membuang muka kesamping, "gak, gausah gr deh" ucap calista yg menutup mukanya.

"Yah, padahal gue suka" ucap rayen, calista membulatkan matanya, 'apa tadi katanya?suka?' calista dengan cepat menatap rayen.

"Hah?"

"Gue suka sama lo !" Ucap rayen lantang, calista mengedipkan matanya "Hah-?"

"Gue suka-
"Iya gue denger" potong calista cepat. "Lo nembak gue?" Tanya calista, rayen mengangguk, "Lo mau gue jawab apa?"

"Iya!" Sahut rayen cepat,

"iyaudah" ucap calista enteng, rayen membulatkan matanya, 'hah udah gtu doang?' "tapi ga deh, lo ga romantis. Masa nembak gue kya gitu" ucap calista beralibi, sbenarnya kalo boleh jujur jantung calista saat ini sperti sedang lari maraton.

"Hah?" Kini giliran rayen yg kaget mendengar ucapan calista, 'gue kurang romantis apa?' batin rayen.

"Kurang romantis apa gue?" Calista yg mendengar itu menoleh cepat, memang tak sadar diri sekali rayen ini, kaya gitu minta dibilang romantis.

"Jadi menurut lo, penembakan sperti itu masuk kategori romantis?" Rayen mengangguk.

"Ih nyebelin bgt si lo" ucap calista memukul lengan rayen. "Apasi ca?" Ucap rayen seraya mengusap lengannya.

"Ah males gue sama lo, gausah ngajak gue jadian kalo lo gabisa nembak gue yg romantis. Ayo pulang!" Titah calista.

"Iyaudah ayo, besok gue tembak lagi yg romantis!" Ucapnya seraya menggandeng tangan calista.



Saat ini sania dan selly tengah dirumah safira, mereka membantu membereskan barang² yg safira dan bulan bawa.

"Bawa bom lo pada? Berat amat" ucap selly yg menarik salah satu koper yg mereka bawa.

"Itu tuh oleh-oleh dari kita buat lo semua" ucap safira diangguki bulan. "Tapi kalo ga mau ya gapapa si, buat nambah² koleksi sepatu gue sama fira"

Mendengar kata 'sepatu' selly langsung membuka koper itu, dan benar saja ada banyak pasang sepatu yg mereka bawa.

"Wih nak sultan!" Ucap selly.

"Ngaca ya anda!" Ucapan bulan membuat selly terkekeh, pasalnya hampir semua koleksi sepatu selly brand import yg limited² .

Sania yg melihat banyaknya pasang sepatu yg safira bawa menatap heran, "Lo ga kluar kota ya? Keluar negri kan lo?" Tanya sania pada safira.

Safira menoleh kearah sania dengan cengengesan, "Tuhkaan, boong lu sama gue" safira menggeleng, "tadinya kita emng keluar kota ya kan bul?" Bulan mengangguk.

"Terus ini semua? Ga mungkin kan lo rela ngabisin uang lo buat jordan semua" safira yg mendengar itu menatap malas pada sania.

"Heh gue ga sepelit itu ya" sania terkekeh. "2hari kita di Surabaya, pas besoknya mau balik. Papa nyuruh kita ikut dia ke Singapore. Perusahan papa disana sdikit ada masalah jadi iyaudah, papa ngurusin bisnis, kita shopping wkwk pake blackcard papa!" Jelas safira.

"Pinter ra!" Sahut selly, safira mengibaskan rambutnya, "iyalah gue!"

"Gak waras" ucap sania dan bulan bersamaan.

"Ra, numpang kamar mandi ya" ucap selly diangguki safira.

"Gue ambilin minum ya, skalian nyuruh cia sama caca kesini" ucap safira meninggalkan bulan dan juga sania.

"Lan" bulan menoleh "Lo ga mau jujur sama gue?" Bulan mengerutkan dahinya, 'jujur apa maksudnya'

" Agnes " bulan membuka matanya lebar mendengar 1 kata yg diucapkan sania. "San lo?" Sania mengangguk.

"Kenapa lo ga jujur sama gue kalo kita pernah saling kenal?" Bulan bungkam, dia tak tau harus jawab apa.

"Gue kira gue gak akan diinget sama lo san., Kita terlalu kecil pada saat perpisahan dulu."

"Buktinya lo inget knapa bisa lo bilang gue ga akan inget?" Tanya sania.

"Tapi buktinya lo ga inget sama gue"

"Gue inget, gue bahkan nyari lo. Tapi gue gatau kalo nama depan lo bulan"

"Kenapa lo baru ngomong ini sama gue? Stelah 4tahun kita satu komplek?"



























Jangan lupa vote dan komennya!

_anothertan✨
~11Maret2023~

Don't want other people to know [ReySan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang