Part 11

177 19 0
                                    

Kini rayen dan alyshia baru sampai rumah stelah mengantar jefan dan calista pulang, sbenenarnya rumah calista dan rayen masih satu komplek dengan rumah sania, hanya berbeda blok saja.

"Huuuh, cape bgt gue" keluh cia yg langsung mendudukkan dirinya pada sofa rumah ray.

'fyi. Sama halnya dengan selly yg memilih tinggal bersama dengan sania, begitupun dengan alyshia. Dia lebih memilih tinggal dirumah rayen daripada diapartemen yg sudah disiapkan orangtuanya.

Rayen mendelik mendengar penuturan sepupunya itu, "idih, lo cape ngapain gue tanya? Timbang duduk doang aja cape. Gue nih yg nyetir" sahut ray.

"Heh!" Ucap cia melempar bantal sofa pada ray, "gue juga cape dengerin ocehan temen lo yg ga jelas itu"

rayen terkekeh, memang benar sepanjang jalan pulang jefan terus saja mengeluarkan gombalan² anehnya pada cia. "Muak tau ga gue" kesalnya.

"Haha tiati lo ntar kemakan omongan sendiri baru tau rasa" nasehat ray. Cia menggeleng, "gue si bakal jadi orang pertama yg bakal ngetawain lo kalo sampe lo beneran suka sama dia" ucap ray.

"Semoga ngga, semoga ngga yaallah" ucap cia menangkupkan kedua tangannya didepan dada seakan² berdoa pada tuhannya.

"Eh btw ray" ray menoleh kearah cia, "apaan?" Cia nampak berpikir dan tersenyum jail "apaansi senyum², serem tau ga senyuman lo" ucap rayen melempar bantal sofa.

"Lo sama calista gmana?" Ray menatap cia bingung, "apanya yg gmana?"

"Suka ga?" Ucap cia jail, "apaan si kepo bgt jadi human!" Ucap ray yg langsung menaiki anak tangga, "yee salting!" Teriak cia



Mama rey mengangguk "ini rey, temen kecil sania" ucap mama rey dan beralih menatap rey, "rey, sapa dulu temennya sania" ucap mama rey.

Safira yg mendengar itu menoleh kearah rey sekilas dan menatap mama rey kembali, "eee- gausah tante. Kita udah saling kenal, kebetulan rey ketua basket disekolah kita" jelas safira

"Tante lupa, kalian satu sekolah ya" safira mengangguk. Safira menoleh kearah mami sania, "hm mih, fira pinjem sania bentar ya ke taman belakang" stelah mendapat anggukkan mami sania, safira menatap mama rey.

"safira permisi sbentar tante" pamitnya pada mama rey dan langsung menarik tangan sania untuk ikut dengannya.

Sesampainya mereka di taman belakang rumah sania, safira langsung melepaskan tangan sania dan menatap penuh tanya, "jelasin ke gue!" Pinta safira,

Sania menghela napasnya, dia tau cepat atau lambat safira akan tau dan meminta penjelasan atas semua ini, "kenapa lo pengin tau tentang ini ra? Ini ga ada sangkut pautnya sama lo" ucap sania menundukkan kepalanya.

Safira sdikit kaget dengan apa yg diucapkan sania kepadanya, apa katanya? 'kenapa'?

"you say why sania michelle? Are you kidding me?" Ucap safira mencengkram kedua bahu sania pelan,"gue sahabat lo, gue sahabat lo dari kita smp, bahkan bokap lo sama bokap gue temenan sbelum kita kenal" ucap safira sdikit meninggikan suaranya.

Sania mendongak menatap safira, "ra? Lo ga pernah pake nada tinggi sekalipun lo berantem sama gue" safira menghela napasnya dan duduk berusaha menahan emosinya. "Sorry" lirih safira.

Sania memegang bahu safira dan ikut duduk disampingnya, "ra?" Panggil sania pelan, safira menoleh, "kenapa lo semarah ini sama gue? Gue cuma ga cerita tentang rey, bukan tentang apapun yg bisa ngbahayain lo atau gue" ucap sania menatap safira,

"Sell, lo tau gue gak suka dibohongin, apalagi sama lo orang yg paling dekat sama gue bahkan lebih dari bulan" jelas safira yg ntah sejak kapan sudah menitikkan air mata.

"Is lo jangan nangis, ntr gue dimarain mami" ucap sania menghapus air mata safira.

"Apenih, nangis-nangisan segala" ucap selly yg tiba-tiba saja muncul,

"apaan si ngagetin aja" sahut sania. Selly terkekeh "lo apain sofya chi?" Tanya selly.

"Gue tonjok ya" ucap safira menunjukkan kepalan tangannya. Selly terkekeh, "lo mending kerumah deh,di cariin bulbul"

"Ah oke thanks sofya!" Ucap selly dan langsung keluar rumah, safira kembali menatap sania, "lo bersedia cerita sama gue?" Tanya safira. Sania menghela napasnya dan mengangguk.




Kini tersisa rey, mama rey dan mami sania diruang tamu, rey merasa gelisah karna tak ada tanda² sania atau safira kembali bergabung bersamanya.

"Mih, rey izin nyusulin sania sama safira sbentar ya" mami sania mengangguk, rey menoleh kearah samping tepat mamanya berada. "Sbentar ya mah" pamitnya.

Rey berjalan menuju taman belakang rumah sania, tempat sania dan safira berada sekarang.

Kini rey sudah sampai di taman belakang, dia melihat safira yg spertinya habis menangis, "mereka berantem?" Batin rey.

"San!" Panggil rey, sanra menoleh ke belakang, "ngapain lo kesini?" Tanya sania.

"Lo yg ngapain, ninggalin gue sendiri sama buibu, ga balik² pula, ngapain si lama bgt" sahut rey yg menghampiri mereka, "safira lo apain sampe nangis gitu" lanjut rey.

"Emak lo juga itu loh" ucap sania seraya menghapus jejak air mata safira. "Gue ambilin minum ya" ucapnya pada safira, safira mengangguk. "Lo mau juga?" Rey mengangguk.

"Bentar ya ra" ucapnya seraya melangkah kedalam rumahnya, "jagain bentar, jangan gibahin gue lo" ucap safira sesaat melewati rey. "Iye bawel bgt" sahut rey.

Sepeninggalnya sania, rey menghampiri safira yg masih menundukkan kepalanya, "ra? Ucap rey menepuk pundak safira, "gue boleh duduk?" tanyanya, safira mengangguk.

"Thanks, lo udah tau semuanya?" Tanya rey lagi, safira mengangkat kepalanya menatap rey dan mengangguk. "Apa yg lo tau?"

"Yg pasti sbelum dia kenal gue, dia udah berteman baik sama lo. Kenapa skarang lo dan sania terlihat asing diluar?" Tanya safira.

"Lo tau jawabannya, kenapa masih nanya gue?" Ucap rey, "gue mau denger dari sisi lo, knapa lo terima² aja dianggap asing sama sania"

Rey mengangguk "gue ga masalah ra, slama gue masih bisa mantau dia dan dia baik² aja, itu cukup" ucapnya menatap lurus kedepan.

"Brarti lo udah kenal gue sbelum kita satu sekolah?" Rey mengangguk, "bahkan gue tau, bokap lo dan bokap dia temenan udah lama kan?" Ucap rey menatap safira sekilas.

Safira mengangguk, "gue tau segala aktivitas sania, walaupun gue gak slalu disampingnya, gue mau makasih sama lo. Lo slalu ada buat sania" ucap rey menatap safira.

"Sania sahabat gue! Gue gak akan biarin sania kenapa²" Tegas safira, rey mengangguk dan menatap lurus kedepan, "i know that, safira"

"Lo suka ya sama sania?" Rey menoleh sekilas dan kembali menatap lurus, "kalo gue bilang ngga, lo percaya?" Safira menggeleng, "gue cuma gamau persahabatan gue sama dia ancur gara² perasaan gue ini"

"Tapi-























'tapi apa ra?' -rey
Wkwkw next part ya!!


Jangan lupa vote dan komennya!!

_anothertan✨
~06januari2023~

Don't want other people to know [ReySan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang