Part 43

156 20 9
                                    

Alyshia berjalan seorang diri, dirinya berniat pergi ke minimarket yg ada didepan komplek. Sesaat ingin menyebrang, alyshia tak melihat sekitar karna fyi dia melamun ntah memikirkan apa, dia hampir aja diserempet motor jika tangannya tak ditarik dengan cepat oleh seseorang.

'aduh' ucap alyshia yg terjatuh bersamaan orang itu.

"Kamu gila? Nyebrang ga liat²" alyshia menatap orang itu, "jefan?" Ya. Orang yg menolong alyshia adalah jefan.

"Lo ngapain disini?" Tanya alyshia seraya beranjak, tapi tak lama terjatuh kembali, "aduh!" Ringisnya. Jefan yg melihat itu, berusaha membantu alyshia berdiri dan beralih duduk di tepi trotoar.

"Lutut kamu luka" ucap jefan, alyshia menatap lututnya, benar saja darah segar mengalir dari lutut alyshia.

"Kamu tunggu disini, aku ke apotik depan dulu ya. Tunggu disini jngan kemana²!" Ucap jefan seraya berjalan kearah apotik.

Alyshia menatap jefan, 'apa gue berusaha buka hati aja buat dia? Dia cukup baik slama ini. Gue juga ga mungkin ngejar² rey yg jelas² sukanya sama sahabat gue sendiri. Sania' batin alyshia.

Tak lama jefan kembali dengan membawa plastik yg berisikan kotak p3k. "Lo ga perlu repot² jef" jefan yg tengah membersihkan luka alyshia menatap alyshia sekilas.

"Ah gak kok, cuma ngobatin doang. Lagian kalo ini ga cepet² diobatin ntar infeksi trus ntar luka kmu menyebar kemana² trus di amputasi, mau?" Gurau jefan

"Ngaco lo mana ada luka kecil gini sampe diamputasi" sahut alyshia terkekeh. Jefan tersenyum melihat alyshia ketawa karnanya, "nah gitu dong ketawa kan cantik"

"Apaansi lo" ucapnya mendorong lengan jefan pelan. "Udah selesai, ayo aku anterin balik" ajak jefan mengulurkan tangan untuk alyshia.

"Gue ga mau ngrepotin lo lagi, lagipun gue mau ke minimarket depan"

"Yaudah ayo aku antar skalian" ucap jefan seraya menautkan jarinya dengan alyshia. "Eh?" Kaget alyshia.



"Ciaaaa!" Teriak ray di area komplek, "Lo dimana si pergi ga pamit, handphone ga lo bawa!" Ucap ray yg terus mencari keberadaan sepupunya, alyshia.

Calista baru saja pulang dari rumah safira tak sengaja indra penglihatannya menangkap seseorang yg dikenalnya.

'rayen? Ngapain? Kaya orang bingung gtu?' ucapnya seraya menghampiri ray.

"Ray?" Panggil calista,

"Ca? Lo ngapain malem² masih diluar?" Tanya rayen, "gue abis main sama safira sania juga"

"Cia juga?" Calista menggeleng, "gak, cia ga ikut. Cia knapa ga ikut ya ray tumben" tanya calista.

Ray menghela nafasnya gusar, "ini gue juga lagi nyari cia, gue kira sama lo ca."

"Udah lo telpon?"

Ray mengangkat handphone milik alyshia, "dia ga bawa handphone"

"Dia slalu pake jam kan?" Rayen mengangguk ragu, "kayanya iya"

Calista mengangguk, "kenapa?" Tanya rayen.

"Jadi, gue sama temen² gue pake smart watch, termasuk cia. Kita setting agar terhubung satu sama lain, jadi klo kita ga bawa handphone tapi dia pake jam itu ya kita bisa tracking dia" jelas calista seraya memainkan ponselnya.

Rayen memgangguk paham, "Lo bisa tracking cia skarang ga?" Calista mengangguk, "dapet nih, dia di minimarket depan, ayo!" Ucap calista menggandeng tangan rayen.

Rayen yg digenggam tangannya oleh calista hanya menurut dan menatap tangannya. Dalam hatinya merasa senang skaligus degdegan. 'jantung gue aman?' batin ray.




Tok.tok.tok

"Siapa?" Teriak sania dari dalam kamarnya.

"Ini gue, boleh masuk?"

Ceklek!

"Kenapa?" Tanya sania dibalik pintu.

"Gue nginep dikamar lo ya, Ac kamar gue ga dingin" sania membuka pintunya semakin lebar, "bilang aja lo kangen kan sama gue" ucapnya yg melangkah kearah ranjang.

"50% si, 50% nya lagi ada yg mau gue ceritain sama lo!" Sania menatap selly.

"Lo mau tau ga slama gue diamerika ngapain aja? Sania mengangguk.

"Lo mau denger cerita gue atau rey dulu nih?"

"Lo aja deh, males gue denger cerita dia diamerika, mana ga ngajak gue" selly terkekeh. "Jadi sbenarnya gue disuruh tinggal lagi di amerika sama daddy-

"Terus lo mau?" Potong sania cepet. Selly menggeleng, sania bernafas lega.

"Trus papi lo-

"Daddy !" Potong sania cepat. "Is gue kan papi manggilnya" ucap selly geram. Sania terkekeh. "Iyaudah lanjut tuan putri"

"Iya papi lo minta sama daddy gue buat gue tinggal di indonesia aja bareng anaknya, yaitu lo-

"Iyalah daddy gue kan sayang sama gue" ucap sania lagi.

"Terus ni ya, tadinya abang mau ikut" sania mengerutkan dahinya, "abang siapa?"

Ctak! selly menyentil dahi sania. "Gak mungkin lo amnes kalo gue punya abang kan?"

Sania tersadar, "ohiya, knapa tuh abang gue?" Selly yg mendengar sania mengKlaim abangnya mendelik. "Idih abang gue, orang punya gue!

"Dia juga sbenernya minta ikut kan tapi sama daddy ga boleh, dia harus nerusin perusahaan daddy,"

"Yaah ga ketemu deh gue sama abang gue"

"Idih, minta ditabok anda ini ya sepertinya." Sania terkekeh, "tapi ktanya nanti dia nyusul kok" sania yg mendengar itu tersenyum senang.

"Dan soal rey-

"Ah udah lah males gue" potong sania cepat.

"Iyaudah ganti, Cia beneran mundur san?"

Sania meoleh, "mundur dari apa?" Selly nampak geram dengan sania, "mundur buat dapetin rey lah"

Sania mengidikkan bahunya, "gatau, tapi katanya si iya. Dia bilang sama gue kyanya dia mundur"

"Bagus deh kalo dia mundur, jadi lo bisa sama rey" ucap selly,

"Idih,.









"Parey dan daging-dagingnya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Parey dan daging-dagingnya"


















Jangan lupa vote dan komennyaaa !!!

_anothertan✨
~02Maret2023~

Don't want other people to know [ReySan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang