3.

951 56 5
                                    

Ini bukan pertama kalinya Jeno mendatangi sebuah club ternama di pusat kota. Dimana ia melihat banyak orang berkumpul dengan bau alkohol menyengat juga asap rokok yang bertebaran mengelilingi mereka. Musik berdendang keras dengan lampu warna warni yang menyorot. Memanggil para pengunjung segera turun di lantai dansa untuk mengekspresikan dirinya.

Di sinilah Jeno berada. Berdiri mematung sambil menyaksikan bagaimana gilanya para manusia itu menari. Saling menyentuh, meraba, melumat, bahkan Jeno mempertanyakan dimanakah rasa malu mereka ditengah keruwetan dunia yang ada di sekitarnya.

"Kau seperti anak ABG saja yang baru pertama melihat club." Timpal Mark. Tersangka kakak tirinya yang mengajaknya ke tempat laknat ini. Jaemin mungkin saja membunuhnya ketika tahu.

"Harusnya aku tidak pernah menuruti ucapanmu, bastard!" Desisnya. Membuat Mark tertawa keras sambil menarik adiknya pada sebuah kursi yang dipesan VIP dengan terdapat berbagai jenis minuman di mejanya.

"Memangnya apa yang bisa kau harapkan dari ku Lee Jeno? Adik kesayanganku bilang padaku bahwa dia sedang suntuk, aku toh bukan pria alim seperti kakek yang biasa membawa masalah ke gereja." Dia menuangkan vodka ke gelas kaca. "Ah kecuali jika kau ingin sejenak merilekskan pikiranmu, aku bisa membawamu ke panti pijat." Godanya menahan tawa.

Jeno itu laki-laki baik. Kesayangan kakeknya yang digadang-gadang menjadi pewaris keluarga besarnya. Mereka satu Ayah namun beda Ibu. Sebelum menikah ayah mereka pernah melakukan kesalahan dengan kekasihnya hingga lahirlah Mark. Sedangkan Jeno lahir dari hubungan resmi bernama pernikahan.

Begitulah letak kesalahannya. Keluarga mereka menerima Mark dengan lapang dada tapi sulit untuk menerima Mark yang notabennya anak tertua dan memegang pewaris. Beruntung Mark bukan tipikal manusia yang haus kekuasaan. Dia sadar diri atas kelahirannya yang memang tak diharapkan siapapun. Hingga diputuskan pemegang pewaris selanjutnya adalah Jeno sedangkan Mark hanyalah sekedar kakak, sahabat juga bayangan yang baik.

"Jadi ini yang kau lakukan setiap pulang kerja." Tanya Jeno memperhatikan Mark yang tampak menikmati suasananya. Dilihat dari wajahnya, Mark ingin sekali turun ke bawah tapi masih memperhitungkan image pada adik kesayangannya.

"Kau bisa melihatnya dari mereka yang menyapaku."

Memang benar, tidak sekali dua kali orang-orang itu menyapa bahkan ada yang secara terang-terangan menggodanya.

"Lain kali ku laporkan kau pada Haechan."

"Laporkan saja, dia toh tidak akan peduli selama rekeningnya terus mengalir."

Memandangnya tak percaya. Mark Lee, sebenarnya pernikahan seperti apa yang kau jalani? Karena sejauh yang Jeno perhatikan, Mark tidak pernah tertarik pada Haechan. Mereka bertiga dulunya teman. Jeno, Jaemin dan Haechan. Hanya karena Jeno menikahi Jaemin, hubungan mereka menjadi renggang. Jeno pun juga sering mendengar cerita dari istrinya tentang betapa menyebalkannya sosok Haechan yang sekarang.

Untuk itulah Jeno cukup terkejut ketika Haechan datang ke rumahnya dan mengabarkan pernikahannya dengan Mark Lee. Demi tuhan kakaknya tidak pernah serius dengan seseorang lalu mengabarkan dia yang akan mempersunting Haechan dalam satu bulan. Usut demi usut faktanya pun diketahui bahwa Haechan telah mengandung anaknya.

"Kau lihat yang disana...?" Mark menunjuk salah satu yang disana. Sosok cantik dengan bibir sexy merah merona. Tangannya melambai Mark yang disambut juga olehnya. "Lee Felix, blesteran australia korea. Dia benar-benar pemain yang pro."

"Kau pernah mencicipinya?" Jeno menimpali.

"Setidaknya sebulan dua kali." Mark menyahuti bangga.

"Apa dia bisa hamil?"

HIDDEN CASTLLE (Nomin feat Chenle) REPUBLISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang