9.

1K 40 7
                                    

"Kita akhiri saja semuanya!"

Ucapan itu keluar begitu saja dari bibir Chenle, ditunjukkan pada sosok pria bermata sipit yang duduk di depannya seusai menyesap americano panas.

"Kau bercanda?" Menatap Chenle tak percaya. Barangkali Jisung ingin mencari kebohongan atau hal-hal yang memang disembunyikan. Namun tidak, raut wajah itu justru terlihat tegas. Seolah tanpa ragu mengucapkan kata-kata bak sembilu yang sengaja ditusukkan ke dalam jantungnya.

Zhong Chenle benar-benar seorang sosiopat.

"Kau tidak akan sekecewa ini jika menganggapku sebatas teman Jis?"

Pada Jisung saja dia berani mengatakan ini. Pertemuan yang tertunda dua minggu nyatanya tidak berarti apa-apa. Jisung terlalu bodoh untuk merindu.

"Baiklah, lalu apa yang ingin kau akhiri?" Tantang Jisung. Chenle bilang mereka hanya sebatas teman, jadi Jisung penasaran apa yang mau Chenle akhiri.

"Perasanmu dan harapan-harapanmu padaku.Dari awal kau harusnya tahu bahwa aku menganggapmu tak lebih dari sebatas teman."

"Apa semua temanmu juga dapat memahamimu seperti ini?"

Chenle mendengus sebal. Mengapa Jisung justru memancingnya dengan pertanyaan tak berarti.

"Mengapa diam? Apa semua tamanmu akan memperlakukanmu sebaik ini? Menjemputmu pulang, mengantarmu pergi, memberimu tumpangan, pembelaan, kenyamanan, katakan Chenle apa semua temanmu memperlakukanmu dengan sama seperti apa yang telah ku lakukan padamu?" Sisi emosional Jisung telah keluar. Nada tinggi yang sebelumnya tidak pernah keluar dari mulutnya, menandakan bahwa dirinya memang sekecewa ini.

"Kupikir kau tidak seperhitungan ini?" Tembak Chenle langsung

Demi tuhan, Chenle adalah manusia paling rumit yang pernah hidup di dunia ini. Dia sering bertingkah seenaknya, melakukan keinginannya tanpa peduli bahwa itu menyakiti orang di sekitarnya. Setidak peduli itu Chenle pada orang lain karena dia sudah berlaku egois sejak dini.

Jisung seolah merutuki dua tahun yang berjalan sia-sia. Sejatinya perasaan itu akan selalu bertepuk sebelah tangan. Dan Jisung menaruh pada orang yang salah.

"Baiklah... Terserahmu saja. Kau ingin menjauhiku dan hidup bersama laki-laki hidung belang diluar sana. Terserahmu!" Ucapnya di akhir. Lekas berdiri dan meninggalkan tempat.

"Jis, kita masih bisa menjadi teman!!" Teriakan Chenle tidak digubris. Jisung justru semakin cepat melangkahkan kakinya pergi menjauh dari tempat itu.

Jika ada yang bilang apakah Chenle akan baik-baik saja setelah ini, jawabannya adalah tidak. Jisung adalah temannya. Fakta bahwa dia tidak pernah punya teman selain Jisung karena dinding yang dia bangun begitu tinggi. Jisung mungkin sudah berada di atasnya, tinggal merosot untuk menemukan sisi Chenle yang sebenarnya. Sayangnya sebelum itu terjadi, Chenle telah membangun dinding lagi.

Hanya Jisung yang bisa memutuskan apa dia akan terus berjuang, atau menyerah dengan tangan hampa.

------------------------------

"Jemput aku disini!" Perintahnya pada seseorang lewat telepon.

Zhong Chenle berada di situasi memilukan ketika Jisung begitu saja meninggalkan tanpa mengantarkannya pulang dahulu. Sementara ia dengan kebiasannya lupa membawa dompet membuatnya mau tidak mau meminta tolong pada Jeno untuk menjemputnya.

Jisung benar. Selama ini Chenle pantang meminta tolong pada siapapun kecuali Jisung. Bahkan pada Jeno pun rasanya tadi sempat ragu, pasalnya ini masih jam kerja. Beruntung pria tua itu langsung mengiyakan dan menyuruhnya menunggu 15 menit.

HIDDEN CASTLLE (Nomin feat Chenle) REPUBLISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang