26.

738 32 23
                                    

Sebelumnya Chenle bersemangat atas bel pintu yang ditekan secara tidak sabar. Menganggap bahwa itu Jeno yang pulang sembari menarik pernyataan sebelumnya. Namun sayangnya ia harus menelannya bulat-bulat ketika orang yang diharapkan bukanlah suaminya melainkan,

"Tidak menyuruhku masuk? Ini rumah adikku." Ungkapan bernada arogan itu, siapa pula yang mengatakannya kalau bukan seorang Mark Lee.

Berdiri angkuh dengan setelan jas mewah, menunjukkan dirinya baru saja pulang kantor dan bertandang ke rumah adiknya. Sebelumnya Chenle tidak tahu apakah dia cukup sering kesini atau tidak, tapi jika diperhatikan hubungan Jeno dan kakaknya memang tampaknya baik-baik saja tanpa adanya kesan permusuhan.

"Adikmu sedang tidak ada di sini." Chenle ingin segera menutup kembali pintunya sebelum tangan kekar itu menahannya kuat.

"Serius Mark, adikmu tidak ada di sini!" Serunya.

Mark tidak peduli, berhasil masuk ke rumah itu dengan menatap remeh Chenle. Menendang pintu dengan kakinya hingga tertutup total. Sempurna.

"Jika maksudmu adikku telah kabur setelah mendengar pengakuan cintamu, aku pun sudah mendengarnya semenjak tadi." Ujarnya. Menekankan bahwa ia pun juga mendengar pertengkaran itu sejak tadi sebelum Jeno memutuskan pergi dan meninggalkan Chenle begitu saja. Ayolah, rumah mereka tidak seperti rumah utama yang mewah dan luas, melainkan rumah bergaya minimalis yang dindingnya bahkan mempunyai telinga yang dapat mendengar dengan mudah isi di dalamnya.

"Lalu kenapa kau kemari?" Chenle bukan sosok yang patuh walau Mark menyerangnya dengan sikap menyebalkannya. Ia itu tangguh.

"Barangkali merindukanmu?"

Memutuskan bermain-main sebentar adalah kebiasaan Mark yang tidak akan hilang. Ia meraih rambut Chenle dan memilin-milinnya sebelum tangannya ditepis kasar oleh sang pemilik. "Jadi inilah Zhong Chenle, dia menolak berhubungan denganku, sebagai ganti kau menjadi simpanan adikku?"

Chenle sudah tak peduli lagi jika rahasianya telah terbongkar. Toh itu adalah urusan Jeno dengan Jaemin nantinya. Dampak terparahnya, berita ini akan menjadi skandal nasional, lalu Chenle terpaksa diasingkan. Dia pun tidak peduli asalkan dalam pengasingannya dia masih bersama Jeno.

"Aku istrinya." Tekannya berani.

"Kupikir tidak begitu. Kau hanyalah sosok yang dimanfaatkannya. Ibarat sapi kau hanya diperah dan diambil dagingnya. Setelah itu kau dibuang!"

Pernyatan Mark ada benarnya. Sayangnya Chenle cukup licik untuk tidak membiarkan dirinya seperti itu. Malah dijungkir balikkan keadaan sehingga jadi dia yang memanfaatkan situasinya.

"Jika seperti itu, kenapa kau tidak denganku saja, aku pun sama-sama membutuhkan pewaris dari perut berhargamu itu?" Sambungnya melirik bagaimana perut yang sedikit buncit itu menarik invasinya.

"Jika sudah selesai, kuharap kau segera pergi!" Ujar Chenle yang mencoba bersabar untuk semua omong kosong Mark Lee.

"Pergi? Aku selalu pergi jika sudah menerima bayaranku, sayang?" Langkah kaki yang semakin mendekat otomatis membuat Chenle ikut mundur beberapa.langkah.

"Katakan bagaimana rasanya berhubungan dengan pria yang sudah beristri, apa itu seru? Menegangkan? Penuh adreanalin?" Mark sudah terlanjur muak dengan basa basi langsung menghujaminya dengan pertanyaan inti.

"Adikku itu sungguh hebat, tak pernah kubayangkan dia bisa membawa dua sosok cantik sekaligus dalam satu ranjangnya."

Plakk!!

Tamparan itu reflek Chenle layangkan kepada mulut kurang ajarnya yang sedari tadi berbicara omong kosong. "Aku tidak semurahan itu Mark Lee!"

Mark jadi menyentuh pipi panasnya. Lumayan sakit pula tamparannya, tapi dia berusaha meredahnya.

HIDDEN CASTLLE (Nomin feat Chenle) REPUBLISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang