29.

665 27 12
                                    

"Tegakkan kepalamu nak, jangan membuat martabat keluarga Lee turun dengan menundukkan kepalamu seperti itu."

Suara berat itu dari Jung Jaehyun yang melihat miris penampilan anaknya yang semakin hari semakin berantakan saja. Kedatangan Jeno telah ditunggunya sejak lama di rumah besar mereka. Terkait beberapa masalah yang menimpah keluarganya hingga mengusut nama istrinya.

Malam prahara dimana Mark menunjukkan kekecewaannya pada Taeyong bahkan mengancamnya mengusut kasus ini ke kepolisian. Jika Jaehyun sendiri tidak turun tangan, maka dipastikan Mark akan benar-benar menggila.

Sampai diambilnya sebuah keputusan untuk mengirim Mark ke luar negeri guna mengurusi salah satu bisnisnya di sana. Ia pun juga turut meyakinkan Mark bahwa apapun yang terjadi dia tetaplah anaknya, tidak akan ada yang akan merubah itu.

Kini sisa Jeno dengan banyak masalah yang menyelimutinya. Jaehyun sangat mengenal anak bungsunya itu, yang pasti dia akan pulang ke rumah ketika dia sendiri sudah tidak tahu apa yang dia lakukan. Dengan kata lain Jeno sudah tidak berdaya akan masalahnya dan ingin meminta bantuan atau masukan dari orang tuanya.

"Ada apa denganmu, wajahmu sama sekali tidak menunjukkan raut kebahagiaan walau memiliki dua istri?" Jaehyun berniat menggoda, sayangnya Jeno terlanjur menganggapnya serius dengan sorot mata tak suka.

"Aku bingung Ayah." Ungkapnya datar namun memelas. Dengan begitu membuat Jaehyun lekas-lekas beranjak dari kursi kerjanya menuju sofa kecil di dekat pintu.

"Kemarilah...?" Jaehyun meminta Jeno untuk duduk di sampingnya. Ingin rasanya kali ini ia memeluk Ayahnya seperti yang dilakukan saat usianya belasan tahun silam, tidak seperti sekarang yang sudah dewasa.

Bukan berarti Jaehyun tidak tahu atas masalah apa yang menimpah anak bungsunya. Keputusan yang diam-diam menikahi Chenle, anak salah satu koleganya dan itu dilakukan tanpa persetujuan istri pertamanya. Jaehyun dan Taeyong pun baru mengetahui atas kekurangan Jaemin yang tidak bisa memberikan keturunan. Jujur saja itu sangat mengejutkan mereka. Di satu sisi Taeyong sempat murka dan ingin rasanya dia melabrak anak dan menantunya karena merasa dibohongi. Namun hal itu dicegah Jaehyun, karena ingin Jeno sendirilah yang datang menemui mereka. Diam-diam Jaehyun penasaran juga sampai mana batas kekuatan anaknya itu.

"Kau tahu apa yang baru saja kau lakukan, nak?" Berkata dengan nada selembut mungkin. Menunjukkan bahwa Jaehyun bukan sekedar Ayah yang otoriter melainkan Ayah yang penuh kasih sayang pula.

"Maaf." Itu jawaban Jeno singkat. Seolah tidak mempersiapkan kata untuk mengelak.

"Kau berpikir kita terlalu menuntut pewaris darimu, padahal tidak. Baik Ayah dan Ibu hanya mengharapkan pengikat untuk hubunganmu dan Jaemin, jika itu tidak memungkinkan kami pun tidak akan memaksa."

Salah prasangkah Jeno terhadap Ayahnya selama ini. Keluarga Lee bukan tidak membutuhkan pewaris, namun tak menuntut. Baik anak dari Mark atau Jeno tidak akan menjadi masalah. Tapi istrinya, Taeyong yang selalu ingin hak anak kandungnya lebih banyak dari pada anak tirinya. Itu adalah hal yang tidak bisa keluarga itu kendalikan.

"Kau telah menyembunyikan keadaan Jaemin dari kami itu kesalahan pertamamu." Cetus Jaehyun.

"Ayah...?"

"Dan menikahi Chenle, apa kau pikir itu keputusan yang tepat? Ayah bahkan harus berusaha keras meyakinkan Ayah Chenle agar berbesar hati menerima anaknya."

Memang benar, kemarin Jaehyun sampai harus menghubungi Guanlin untuk menceritakan masalah tersebut. Dibanding mendengarnya dari orang lain, Jaehyun memilih menceritakan dari mulutnya sendiri walau berakhir dengan tuntutan tidak terima dari mantan rekan kerjanya itu. Guanlin bahkan sudah bersiap akan menjemput paksa anak semata wayangnya. Beruntung  saja Jaehyun bisa meyakinkannya.

HIDDEN CASTLLE (Nomin feat Chenle) REPUBLISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang