"Kemarin Chenle kemari."
Suara dari Soobin, sosok tinggi berkulit putih yang baru saja meminum sojunya, meletakkan sisa cairan itu ditangan. Yang diajaknya bicara sontak menoleh sekilas kemudian melanjutkan permainan billiarnya dengan suara sodokan keras membuat beberapa bola itu masuk ke dalam lubang.
"Benarkah?"
"Kebiasaannya, membolos lalu mengasingkan diri...." Soobin menyahuti. Mereka tidak berteman, tapi siapa yang tidak hafal perihal kebiasaan pelanggan setianya.
Jisung dan Chenle. Sepertinya kabar merenggangnya hubungan mereka sudah didengar di senterio Universitas. Sobin hanya menerka-nerka, ketika Chenle memutuskan sendiri dan Jisung menyusulnya hal itu sudah dijadikan kesempatan untuk mendekati salah satunya.
"Hanya saja aku ragu ingin memberitahumu sesuatu." Soobin melanjutkan.
"Beritahu saja."
Chenle itu sudah menikah?" Ucapan yang terlalu to the point tidak mungkin langsung dipercaya begitu saja. Jisung bahkan sampai tersenyum miring.
"Apa kau sedang mengarang fanfiksi?" Menghentikan permainnya, Jisung mengambil satu botol soju dan meminumnya pula. Berniat memberikan perhatian pada pembicaraan mereka.
"Aku menanyakannya padamu bodoh." Gerutunya. "Aku melihatnya disini kemarin dengan seorang pria. Dilain waktu aku juga melihat Chenle di kantor catatan sipil sambil membawa pernikahannya?"
Kemarin Soobin mengantar kakaknya untuk mengurusi masalah pernikahannya, dan kebetulan yang pas saat dia melihat Chenle pula dan bermaksud mencarit ahus embunyi-sembunyi.
"Itu mungkin saudaranya."
"Kau yakin itu saudaranya, sementara denganmu saja dia tidak pernah menceritakan keluarganya." Bantahan Soobin memberikan satu pukulan telak.
Walau lama berteman, Chenle tidak pernah menceritakan masalah se-privasi itu kepadanya, namun Jisung tak pernah ambil pusing. Chenle bahkan mengaku lebih nyaman ketika dia bergaul dengan orang yang tak peduli asal usulnya.
"Maaf aku bukan teman yang pengertian saat kau sedang patah hati. Setidaknya kau harus melihat itu juga." Soobin akhirnya menunjukkan foto dimana dia sedang memotret Chenle di kantor pencacatan sipil. Figure pria-nya sama sekali tidak Jisung kenal, tapi terlihat mereka berdua memang sedang menyerahkan berkas di kantor cacatan sipil.
Di foto kedua, Chenle dengan pria yang berperawakan sama di tempat ini. Mereka sedang bersama bermain billiard di tempat yang seharusnya tidak boleh didekati orang lain selain dirinya dan Chenle. Jadi bisa disimpulkan bahwa pria itu pasti menyusulnya.
"Dia mau dijodohkan?" Seperti menolak kenyataan. Jisung pun separuh membenarkan separuh tidak. Foto berikutnya yang memotret pemandangan mereka datang ke gereja terlampau jelas. Ia sangat paham bahwa Chenle tidak akan pergi ke tempat seperti itu.
"Kau tahu dia bukan tipe orang yang menerima hal seperti itu dengan mudah,"
Jika Chenle dijodohkan, tentu saja dja bisa membangkang. Anak itu tidak pernah ragu-ragu mendapat resiko pada suatu hal yang ditolaknya.
"Kemungkinan dia menikah karena keinginannya sendiri."
"Terima kasih atas segala omong kosongmu itu Bin." Jawab Jisung ingin menyudahi percakapan tidak berguna ini.
"Jis, kupikir kau harus benar-benar melepas cinta sebelah tanganmu."
"Bisakah kau diam?" Bentaknya halus.
"Aku akan terus bicara sebelum kau bertanya siapa suami Chenle." Soobin dengan hobi mengkonfrotasinya.
"Baiklah siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN CASTLLE (Nomin feat Chenle) REPUBLISH
FanficKehidupan pernikahan Jeno dan Jaemin awalnya berjalan baik, sampai sebuah tuntutan keluarga yang mengahruskan mereka mempunyai anak. Dan Chenle datang sebagai jawaban.